Baru-baru ini kita mendengar ada skandal yang menimpa salah satu perusahaan publik di BEI, yaitu PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA). Apa itu PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk? Mengapa Perusahaan ini bisa terkena kasus? Bagaimana Prospek Saham AISA ke depannya? Finansialku akan mencoba membahasnya.

 

AISA, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk merupakan salah satu perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2003. Kode saham perusahaan ini adalah AISA.

AISA merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi makanan yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1992. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam-macam bahan makanan. Sebagai produsen makanan, ada 3 jenis produk makanan yang diproduksi dan dijual oleh AISA. Ketiga jenis produk tersebut antara lain:

  • Makanan Dasar, yaitu jenis makanan yang harus diolah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi, seperti Mie dan Bihun. AISA memiliki produk ini dengan merek dagang: Mie Ayam 2 Telor, Mie Superior, Bihun Superior, Bihun Jagung Tanam Jagung, dan Bihunku.
  • Makanan Konsumsi, yaitu jenis makanan yang dapat langsung dikonsumsi, seperti makanan ringan. AISA memiliki produk ini dengan merek dagang: Taro, Bravo, Gulas, dan Mie Kremezz.
  • Beras, dengan merek dagang: Maknyuss, Cap Ayam Jago, Jatisari, Istana Bangkok, Desa Cianjur, Beras Rumah Adat, dan Rojolele Dumbo.

 

Prospek Saham AISA

Prospek Saham AISA

[Baca Juga: Kenali Apa itu Analisa Fundamental, Beserta Rasio Keuangan Penting Yang Dipakai Dalam Berinvestasi Saham]

 

Hingga pada tahun 2016, pendapatan AISA paling besar terutama diperoleh dari penjualan beras, baru diikuti oleh produk makanan konsumsi dan makanan dasar. Total penjualan sebesar Rp6,54 triliun, sebesar Rp4 triliun sendiri berasal dari penjualan beras. Dapat dikatakan lebih dari setengah pendapatan AISA adalah dari produk berasnya.

 

Kasus yang Menimpa PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

Pada tanggal 21 Juli 2017, gudang milik salah satu anak usaha AISA, yaitu PT Indo Beras Unggul digerebek oleh kepolisian. Penggerebekan gudang beras milik anak usaha AISA ini karena adanya dugaan kecurangan pengoplosan beras oleh PT Indo Beras Unggul.

Dilansir dari sumber Kontan.co.id pada tanggal 21 Juli 2017, Kapolri Tito Karnavian mengatakan, tersangka nantinya bisa dijerat menggunakan Undang-Undang Konsumen dan Pasal 382 bis KUHP tentang Perbuatan Curang dalam Usaha.

Prospek Saham AISA

[Baca Juga: Kasus Mega Korupsi e-KTP Triliunan Rupiah, Menurut Anda Mengapa Korupsi Masih Terjadi?]

 

PT. Indo Beras Unggul sendiri adalah produsen beras yang 99,9% sahamnya dimiliki oleh AISA. Polisi mengungkapkan dugaan kecurangan pengoplosan beras oleh PT. Indo Beras Unggul. Modusnya, perusahaan mengemas beras IR64 dengan label cap Ayam Jago dan Maknyuss.

Padahal IR64 adalah beras medium bersubsidi yang harganya Rp9.000 per kilogram. Beras itu dikemas dan diberi label premium, lalu dijual ke gerai retail modern dengan harga Rp20.000 per kilogram. Tak terelakkan, setelah adanya pemberitaan penyegelan atas anak usahanya, harga saham AISA pun anjlok pada hari Jumat, 21 Juli 2017 kemarin.

 

AISA Rugikan Negara Triliunan?

Dalam penggerebekan gudang beras milik PT Indo Beras Unggul, sebanyak 1.161 ton beras di Kabupaten Bekasi disita Satgas Pangan. Dilansir dari sumber News.detik.com pada tanggal 21 Juli 2017, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menduga perusahaan tersebut telah rugikan negara ratusan triliun.

“Ini nggak main-main. merugikan masyarakat dan negara, sampai nilainya ratusan triliun (rupiah). mereka menjual beras medium seharga beras premium. Beras subsidi dikemas seolah-olah barang premium supaya harganya tinggi sekali,”

Tito Karnavian, 20 Juli 2017

 

Kapolri Tito pun mengatakan, kepolisian akan memeriksa 15 orang saksi terkait kasus ini. Setelah itu, baru akan ditetapkan tersangka.

Bagaimana dengan omzet AISA sendiri? Apakah mungkin AISA merugikan negara sebesar ratusan Triliun? AISA merupakan perusahaan yang tercatat di bursa saham dan merupakan perusahaan publik, karenanya laporan keuangannya pun bisa diakses secara terbuka.

Mengutip laporan keuangannya pada tahun 2016, AISA tercatat mengantongi total penjualan (omzet) sebesar Rp6,54 triliun pada 2016, naik 8,9% dari tahun sebelumnya Rp6,01 triliun.

Adapun perolehan penjualan tersebut didapat dari penjualan makanan dan beras. Penjualan beras AISA sendiri omzetnya mencapai Rp4 triliun, atau sebesar 61,28% dari total penjualan.

Prospek Saham AISA

[Baca Juga: Contoh Laporan Keuangan Perusahaan: Laporan Laba Rugi, Neraca, Laporan Arus Kas dan Cara Bacanya untuk Investor]

 

Dilansir dari sumber Liputan6.com pada 24 Juli 2017, Komisaris Utama dan Komisaris Independen AISA, Anton Apriyantono pun, membantah telah merugikan negara dan masyarakat hingga ratusan triliun Rupiah. Pasalnya, jumlah itu tak sebanding dengan omzet beras AISA setiap tahunnya.

“Kalau dibilang negara dirugikan, dirugikan dimananya? Apalagi sampai bilang ratusan triliun, lha wong omzet beras TPS saja hanya Rp4 triliun per tahun”

Anton Apriyantono, 24 Juli 2017

 

Meskipun begitu, kementerian pertanian juga sebelumnya pernah menyebutkan bahwa kerugian negara terkait dugaan pemalsuan beras subsidi di gudang beras milik PT Indo Beras Unggul tersebut dapat mencapai Rp10 triliun. Hal ini dijelaskan oleh Kepala Sub bidang Data Sosial-Ekonomi pada Pusat Data dan Sistem Informasi, Ana Astrid.

“Hitungan kerugiannya seperti ini, yaitu harga beras di petani sekitar Rp7.000/kg dan harga premium di konsumen sampai Rp20.000/kg. Jika diasumsikan selisih harga ini minimal Rp10.000/kg dengan pengkalian beras premium yang beredar 1,0 juta ton atau 2,2% dari beras 45 juta ton setahun, maka kerugian keekonomian ditaksir Rp10 triliun,”

Ana Astrid, 22 Juli 2017

 

Bagaimana Kondisi Fundamental AISA Setelah Kasus?

Penyegelan PT Indo Beras Unggul ini pastinya akan berdampak langsung pada fundamental AISA. Bisnis beras sendiri memberikan omzet yang tinggi mencapai 60% dari keseluruhan omzet AISA, sehingga dengan disegelnya PT Indo Beras Unggul, maka AISA berpotensi kehilangan lebih dari setengah pemasukannya.

Pemberitaan media mengenai kasus ini pun pastinya akan merusak image kedua merek beras tersebut, yaitu merk Ayam Jago dan Maknyuss. Sekalipun perusahaan dinyatakan tidak bersalah nantinya, tetap saja akan membutuhkan waktu dan usaha yang besar untuk mendapatkan kembali kepercayaan dari pembeli.

[Baca Juga: Mau Korupsi? Sekarang Keluarga Wajib Mengganti Kerugian Negara!]

 

Dari sisi keuangan pun, kehilangan 60% dari pendapatan secara tiba-tiba akan sangat berbahaya bagi keberlangsungan perusahaan, terutama dari sisi arus kas. AISA pun memiliki beban hutang yang cukup besar, yaitu sebesar Rp4,96 triliun dari total asetnya sebesar Rp9,34 triliun. Jadi dari sisi fundamental, masa depan dan kelangsungan AISA cukup mengkhawatirkan.

 

Bagaimana Harganya Secara Analisis Teknikal?

Harga saham AISA sempat menyentuh angka setinggi Rp2.470 per lembar pada tanggal 13 April 2017. Setelah menyentuh angka tersebut, harga saham AISA berangsur-angsur turun secara perlahan.

Prospek Saham AISA

[Baca Juga: IHSG Menembus All Time High, Apa itu IHSG dan Bagaimana Prospek Investasinya?]

 

Pada bulan Juni, harga saham AISA barulah turun secara signifikan. Hal ini dipicu oleh banyaknya investor asing yang menjual saham AISA sebelum terjadinya penggerebekan gudang anak usaha AISA.

Pada hari penggerebekan pun, harga AISA turun jauh dari harga Rp1.605 per lembar ditutup di batas auto reject bawah di harga Rp1.205 per lembar. Tidak sampai situ, saham AISA pun sempat menyentuh angka Rp905 per lembar sebelum akhirnya memantul kembali.

[Baca Juga: Kenali Dasar Analisis Teknikal Sebagai Alat Bantu Trading]

 

Pergerakan harga AISA tersebut sesuai dengan perubahan fundamental yang terjadi karena adanya kasus hukum yang menjerat AISA. Memantulnya kembali harga saham AISA pun masih perlu diwaspadai apakah hanya sekedar Technical Rebound.

 

Bagaimana Prospek Saham AISA Selanjutnya?

Pada perdagangan hari senin kemarin, tanggal 24 Juli 2017, investor asing kembali membeli saham AISA dalam jumlah cukup besar. Namun pembelian ini tidak dilanjutkan pada besoknya. Sampai siang hari pada tanggal 25 Juli 2017, tidak ada indikasi pembelian dari investor asing dalam jumlah banyak walaupun harganya telah naik. Bila Anda ingin membeli saham AISA sebaiknya berhati-hatilah dan selalu pasang stop loss.

 Dalam jangka pendek, AISA mungkin terlihat menarik untuk trading, namun mempertimbangkan perubahan fundamental yang terjadi pada saham ini, maka cukup riskan untuk memegangnya dalam jangka waktu yang lama.

[Baca Juga: Mau Belajar Trading? Yuk Pahami Serba-Serbi Trading Sebelum Memulainya]

 

Berhati-hatilah Memilih Saham Perusahaan Untuk Diinvestasikan

Saham AISA di tahun 2016 sebetulnya cenderung memiliki kinerja pergerakan harga yang bagus karena ditopang oleh fundamentalnya yang kuat. Namun adanya skandal masalah hukum yang menjeratnya memang merupakan stigma negatif bagi saham AISA.

Dalam berinvestasi saham perusahaan memang kita harus meneliti fundamental perusahaan saham yang bersangkutan. Mengecek perubahan fundamental secara berkala sangat diperlukan agar Anda bisa tetap yakin akan saham yang Anda pegang dalam jangka waktu yang lama.

Atas kejadian yang menimpa PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk ini semoga kita semua sebagai investor dapat lebih berhati-hati dalam meneliti dan memilih instrumen saham diinvestasikan. Selamat Berinvestasi!

 

Disclaimer: Artikel ini adalah sebagai edukasi, bukan sebagai saran investasi apalagi rekomendasi. Keputusan pembelian saham tetap ada pada masing-masing investor!

 

Setelah pembahasan di atas, apakah Anda tertarik untuk berinvestasi saham PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk? Mari ceritakan pendapat Anda mengenai prospek saham AISA. Terima kasih.

 

Sumber Referensi:

  • TPS Food. Tentang Kami. https://goo.gl/HVPcYw
  • TPS Food. (2017). Financial Statement 2016. https://goo.gl/B82835
  • Teodosius Domina. (21 Juli 2017). PT Tiga Pilar Sejahtera terancam pidana. https://goo.gl/yhKLAk
  • Luthfiana Awaludin. (21 Juli 2017). Sita 1.161 Ton Beras, Kapolri: Negara Rugi Ratusan Triliun Rupiah. https://goo.gl/spNLQb
  • Nurmayanti. (24 Juli 2017). Dituding Rugikan Negara, Berapa Omzet Produsen Beras Maknyuss? https://goo.gl/tHhauP
  • Argha Jonathan Karo Karo. (24 Juli 2017). Bandar Sudah Cut Loss 40M, What’s Next For AISA? http://goo.gl/Wv5nWg
  • Aplikasi HOTS Mirae Asset

 

Sumber Gambar:

  • AISA Chart – Aplikasi HOTS Mirae Asset
  • Beras Maknyuss – https://goo.gl/9FfP4d

 

Download Ebook Investasi Reksa Dana untuk Pemula

Download Panduan Berinvestasi Reksa Dana untuk Pemula Finansialku.com