Rencana right issue dari Bank Nobu berpotensi mendatangkan sejumlah investor yang menjadi pemegang saham baru bank milik Grup Lippo tersebut.

Simak informasi selengkapnya dalam berita Finansialku berikut.

 

Bank NOBU Akan Lepas Saham 500 Juta Unit, Rp 100 per Saham

PT Bank Nationalnobu Tbk. (Bank Nobu) berencana melaksanakan Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue.

Rencana right issue dari Bank Nobu berpotensi mendatangkan sejumlah investor yang menjadi pemegang saham baru bank milik Grup Lippo tersebut.

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Bank Nobu berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 500 juta unit saham dengan nominal Rp 100 per saham atau setara 10,13% dari seluruh saham.

 

Perusahaan teknologi PT Grahaputra Mandirikharisma ditetapkan menjadi pembeli siaga saham Bank Nobu.

Sejauh ini, Bank Nobu belum menetapkan harga pelaksanaan dari rights issue, namun Grahaputra Mandirikharisma siap melaksanakan kewajiban penyetoran untuk mengambil bagian atas sisa saham baru yang tidak diambil oleh pemegang hak sebanyak-banyaknya Rp 198,1 miliar.

Setoran modal dari Grahaputra Mandirikharisma tersebut berupa uang tunai Rp 5,1 miliar dan Rp 193 miliar berupa aset.

Sesuai dengan rencana bisnis perseroan, perseroan akan melakukan pembelian gedung perkantoran dan memanfaatkannya secara efisien guna mendukung kegiatan usaha.

Setelah transaksi, Grahaputra Mandirikharisma akan memiliki sebanyak 164,39 juta unit saham atau setara 3,57% dari total saham dengan asumsi seluruh pemegang saham tidak melaksanakan haknya.

[Baca juga: Mengenal Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)]

 

Berkat setoran dana dari Grahaputra Mandirikharisma, total aset Bank Nobu akan terdongkrak dari Rp 15,17 triliun pada Mei 2021 menjadi Rp 15,36 triliun. Tambahan tersebut terdapat pada pos aset tetap Rp 193 miliar dan giro pada Bank Indonesia Rp 5,1 miliar.

Sekedar informasi, salah satu pemilik Bank Nobu saat ini, PT Matahari Department Store Tbk yang menggenggam 16,4% saham, menyampaikan tidak akan melaksanakan haknya dalam rencana rights issue Bank Nobu. Dengan demikian, porsi kepemilikan Matahari berpotensi turun menjadi 15,82%.

 

Bank Nobu Incar Pasar Digital

Selain rencana right issue Bank Nobu juga tengah bersiap mengambil ceruk pasar digitalisasi. Mengingat saat ini tren peralihan bank konvensional menjadi digital tengah marak.

Penerus Grup Lippo John Riady percaya teknologi akan mendistrupsi seluruh sektor tidak terkecuali perbankan. Menurutnya, sektor finansial tidak akan lepas dari keniscayaan untuk beralih ke digitalisasi. Oleh sebab itu, dia tidak menampik jika NOBU sedang mengarah ke sana.

“Kami tidak dorong untuk agresif, kami tunggu digitalisasi ke arah mana. Peluang sangat banyak tapi musti benar-benar ditata. Ketika siap nanti akan kami dorong,” katanya dikutip dari Tempo.co.

 

John menambahkan untuk memenangkan ceruk digitalisasi, maka sebuah bank harus memiliki pangsa pasar yang pasti supaya aman.

Dia mengambil contoh kesuksesan bank digital Revolut karena bisa memetakan kebutuhan nasabah meski tidak memiliki ekosistem.

Menurutnya, perseroan masih mencari skema yang tepat untuk memperkuat pangsa pasar Bank Nobu. Meski demikian, John menyoroti jika perseroan memiliki asset sebesar Rp 14 triliun dengan non performing loan (NPL) sebesar 1 persen.

“Dunia sektor keuangan ini besarnya luar biasa. Peluang di dalam sektor keuangan juga banyak sekali nggak kaget bahwa bank mulai digitalisasi dan harus,” kata direktur Lippo Group tersebut.

 

Profil Bank Nobu

Melansir dari situs resmi Bank Nobu, PT Bank Nationalnobu Tbk. (NobuBank) telah berdiri lebih dari 20 tahun di industri perbankan Indonesia.

Kini Bank Nobu hadir dengan konsep dan tampilan yang baru sebagai wujud dari diperbaruinya visi, misi dan strategi Perseroan.

Dengan semangat untuk lebih mampu memberikan kontribusi riil pada perekonomian di tanah air, NobuBank berusaha menciptakan nilai tambah bagi masyarakat luas melalui jasa intermediasi perbankan yang menjadi kompetensi inti yang dimiliki Perseroan.

 

Melalui langkah-langkah strategis yang dilakukan, Perseroan ingin mempertajam kompetensi tersebut khususnya dalam bidang commercial dan consumer banking dengan memilih segmentasi pasar pada usaha kecil dan menengah yang terbukti telah menjadi fondasi yang kuat dalam perekonomian Indonesia.

Dengan tujuan untuk memperkuat struktur permodalan, Bank Nobu telah melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) dan pada tanggal 20 Mei 2013 secara resmi telah mencatatkan diri di BEI dengan kode saham NOBU.

Dengarkan audiobook gratis di bawah ini jika tertarik untuk berinvestasi saham. Klik banner-nya langsung untuk mengaksesnya. Dengan begitu Sobat Finansialku akan tau langkah atau strategi yang tepat dalam berinvestasi.

banner_jangan_asal,_ketahui_ini_dulu_sebelum_investasi_saham

 

Bagikan artikel ini kepada sanak-saudara atau kawanmu lewat berbagai platform di bawah ini, supaya mereka juga tahu apa yang kamu ketahui.

 

Editor: Ari A. Santosa

 

Sumber Referensi:

  • Ihya Ulum Aldin. 22 September 2021. Dongkrak Aset, Bank Nobu Lego Saham ke Perusahaan Afiliasi Grup Lippo. Katadata.co.id – https://bit.ly/39tPlro
  • Pipit Ika Ramadhani. 23 September 2021. Bank Nobu Lepas 500 Juta Saham untuk Rights Issue, Grahaputra Jadi Pembeli Siaga. Liputan6.com – https://bit.ly/39uJan9
  • Redaksi. 11 September 2021. Bos Lippo John Riady Cerita Peluang Digitalisasi Bank Nobu. Bisnis.tempo.co – https://bit.ly/39sEr5x