Ini dia daftar saham blue chip di Indonesia yang bisa dikoleksi di portofolio kamu!

Cari tahu selengkapnya di sini, yuk!

 

Apa Itu Saham Blue Chip?

Sobat Finansialku, ketika kita mulai belajar soal investasi, terlebih soal saham, kata blue chip bukan lagi menjadi istilah yang asing di telinga kita.

Entah itu mendengar dari webinar atau membaca dari buku, tidak sedikit investor senior merekomendasikan kita untuk punya saham blue chip.

Oleh karena itu, di artikel kali ini, Finansialku akan memberikan rekomendasi daftar saham blue chip di Indonesia

Lalu, apa itu saham blue chip?

Secara sederhana, saham blue chip bisa kita pahami sebagai saham-saham yang punya nilai lebih dibandingkan dengan saham biasa yang ada di pasar bursa. Saham blue chip juga bisa diketahui sebagai saham papan atas atau saham unggulan.

Lebih mendalam, saham blue chip biasanya memiliki angka kapitalisasi pasar yang besar, dan tentunya perusahannya pun punya nama yang besar juga.

Perusahaan-perusahaan yang termasuk ke dalam blue chip ini juga biasanya adalah perusahaan yang memiliki pendapatan stabil dan aset yang besar.

Kelebihannya dibandingkan dengan saham lain, blue chip biasanya memberikan dividen secara reguler kepada investor, bahkan ketika keadaan bisnis sedang memburuk.

[Baca juga: Investor Pemula, Mari Kenali Apa Itu Saham Blue Chip!]

 

Saham blue chip mungkin lebih familiar di telinga para investor dengan sebutan LQ45. Tenang, tidak perlu bingung, karena istilah LQ45 dan blue chip memiliki arti yang serupa.

Tapi, satu hal yang harus diketahui oleh para investor adalah, tidak semua saham LQ45 adalah blue chip, juga tidak semua saham di luar LQ45 pun otomatis dianggap bukan saham blue chip.

Ini terjadi karena kriteria pemilihan saham LQ45 berdasarkan pada likuiditas sahamnya di pasar bursa.

Jadi, perusahaan yang termasuk ke dalam saham LQ45 adalah perusahaan yang sahamnya paling likuid di pasar bursa, dan naik turunnya nilai sahamnya memberikan pengaruh yang besar pada pergerakan IHSG.

Sementara itu, di Indonesia sendiri tidak ada kriteria yang jelas dalam hal penentuan apakah saham tersebut masuk ke dalam kategori blue chip atau tidak.

Meski begitu, Finansialku akan mencoba membagikan kriteria-kriteria yang biasanya ada dalam saham blue chip di Indonesia. Berikut di antaranya:

 

Kapitalisasi Pasar yang Besar

Kapitalisasi pasar merujuk pada harga perusahaan tersebut jika seseorang atau lembaga tertentu ingin membeli kepemilikan perusahaan secara utuh.

Kapitalisasi pasar ini biasanya dihitung dari harga saham yang dikalikan dengan jumlah lembar saham yang beredar di bursa.

Perusahaan yang memiliki kapitalisasi besar biasanya sahamnya beredar sudah sangat banyak, dan memiliki modal bersih dan aset yang riil, juga memiliki nilai kapitalisasi pasar yang besar.

Selain itu, perusahaan tersebut besar secara general, artinya, bukan cuma secara modal dan aset saja, tapi perusahaan tersebut juga punya jangkauan pasar yang luas, dan profit yang cenderung stabil.

Selain itu, perusahaan blue chip biasanya bukan perusahaan rintisan, alias perusahaan yang sudah mapan.

[Baca juga: Definisi Kapitalisasi Pasar Adalah]

 

Reputasi Baik

Selain memiliki kapitalisasi pasar yang besar, dan profit yang sudah stabil, perusahaan blue chip cenderung memiliki reputasi yang baik di tengah masyarakat.

Produknya sudah tersebar di seluruh lapisan masyarakat, dan tidak punya riwayat buruk seperti testimoni negatif dari penggunanya.

 

Likuiditas Tinggi

Selain kapitalisasi pasar yang besar dan reputasi yang baik, perusahaan bersaham blue chip juga memiliki tingkat likuiditas yang cukup tinggi, yang ditandai dengan banyaknya jumlah saham yang beredar di pasar bursa.

Likuiditas sendiri bisa kita pahami sebagai persentase kepemilikan investor atau publik terhadap saham.

Semakin banyak saham yang dimiliki publik, maka semakin besar likuiditas dari saham tersebut. Sebaliknya, semakin sedikit saham yang dimiliki publik, maka semakin kecil punya likuiditas saham tersebut.

[Baca juga: Investor Pemula, Ketahui Kelebihan Saham Blue Chip Sebagai Modal Dasar]

 

Kinerja Keuangan dan Fundamental

Selanjutnya, yang bisa dijadikan kriteria untuk menilai apakah saham tersebut blue chip atau tidak, dapat dilihat dari kinerja keunagan perusahaan setiap tahunnya.

Kinerja keuangan tersebut bisa dilihat secara gratis karena biasanya data keuangan tahunan dibuka untuk umum.

Dari situ, kita bisa menilai apakah perusahaan tersebut memperoleh laba setiap tahun? Apakah labanya meningkat? Apakah besaran labanya cukup signifikan jika dibandingkan dengan modal perusahaan?

[Baca juga: Mengenal Teknik Analisis Fundamental Saham Untuk Pemula]

 

Jadi Pemimpin di Sektornya

Terakhir, kriteria yang tidak kalah penting untuk menentukan apakah saham tersebut termasuk blue chip atau tidak adalah dengan melihat apakah perusahaan tersebut adalah pemimpin atau berada di urutan nomor satu di sektor atau industrinya?

Karena, saham yang menjadi market leader, atau bahkan perusahaan yang bisa memonopoli pasar, biasanya dipertimbangkan sebagai saham blue chip.

 

Melihat dari kriterianya, saham blue chip sangat menggiurkan untuk dikoleksi. Namun, ada hal yang harus Sobat Finansialku perhatikan, bahwa saham blue chip bisa saja overvalued, atau harganya lebih mahal dibanding valuasinya, juga bisa undervalued, atau harganya lebih murah dari valuasi/nilainya.

Oleh karena itu, selain tahu saham-saham yang terkategori dalam blue chip, kita juga perlu untuk belajar saat yang tepat untuk beli saham-saham tersebut, supaya tidak beli kemahalan.

Sobat Finansialku bisa gabung dalam komunitas belajar saham Finansialku untuk cari tahu waktu tersebut.

Dalam komunitas ini juga, kita bisa sharing maupun diskusi mengenai info terbaru pasar saham dengan ratusan anggota lainnya.

Yuk gabung dan maksimalkan investasi saham kita! Klik banner untuk info lebih lanjut.

komunitas saham

 

Saham Blue Chip di Indonesia

Adapun, berikut ini adalah 50 saham blue chip di Indonesia dari berbagai sektor (update September 2021):

 

Sektor Perbankan

  • PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
  • PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)
  • PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
  • PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
  • PT Bank Jago Tbk (ARTO)
  • PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS)
  • PT Bank Permata Tbk (BNLI)
  • PT Bank Mega Tbk (MEGA)
  • PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO)
  • PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI)
  • PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK)

 

Tambang dan Energi

  • PT Adaro Energy Tbk (ADRO)
  • PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM)
  • PT Vale Indonesia Tbk (INCO)
  • PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS)
  • PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA)
  • PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA)
  • PT Bayan Resources Tbk (BYAN)
  • PT Barito Pacific Tbk (BRPT)
  • PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI)
  • PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)

 

Alat Berat

  • PT United Tractors Tbk (UNTR)

 

Semen

  • PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)
  • PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR)

 

Konstruksi

  • PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR)

 

Consumer Goods

  • PT Gudang Garam Tbk (GGRM)
  • PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP)
  • PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)
  • PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
  • PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)
  • PT Mayora Indah Tbk (MYOR)
  • PT Unilever Indonesia (UNVR)

 

Ritel

  • PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT)

 

Rumah Sakit

  • PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA)

 

Pakan Ternak

  • PT Charoen Pokphan Indonesia (CPIN)

 

Otomotif

  • PT Astra International Tbk (ASII)
  • PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA)

 

Media

  • PT Surya Citra Media Tbk (SCMA)

 

Telekomunikasi

  • PT XL Axiata Tbk (EXCL)
  • PT Indosat Tbk (ISAT)
  • PT Smartfren Telecom Tbk (FREN)
  • PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG)
  • PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
  • PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)

 

Keuangan

  • PT Sinarmas Multiartha Tbk (SMMA)
  • PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET)

 

Bahan Baku

  • PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP)

 

Teknologi

  • PT DCI Indonesia Tbk (DCII)
  • PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK)
  • PT Bukalapak.com Tbk (BUKA)

 

[Baca Juga: Daftar dan Harga 10 Saham Blue Chip Terbaik 2021]

 

Jangan Asal Pilih 

Biar pun saham blue chip sudah pasti memiliki kinerja keuangan yang baik dibandingkan dengan saham lain, usahakan untuk tidak bersikap gegabah saat membeli.

Pastikan Sobat Finansialku sudah melakukan analisis secara mendalam sebelum membelinya, agar bisa membuat keputusan yang lebih objektif dan tidak terburu-buru.

Kalian bisa tonton video berikut ini untuk tahu kapan harus membeli saham yang menguntungkan.

 

Apakah Sobat Finansialku punya saham dalam daftar di atas? Yuk, tuliskan jawabannya di kolom komentar!

Jangan lupa untuk bagikan informasi ini kepada teman-teman investor lainnya lewat pilihan platform yang tersedia di bawah ini, ya. Terima kasih!

 

Editor: Eunice

Sumber Referensi:

  • Admin. 20 Oktober 2021. Saham Bluechip. Kamus.tokopedia.com – https://bit.ly/30C1edH