Investment Outlook 15-19 November 2021: IHSG alami all time high, saatnya koreksi sehat. Simak perkembangan pasar IHSG, rekomendasi reksa dana hingga p2p lending berikut.

 

IHSG “Review dan Outlook

Review IHSG “IHSG tembus All time High (ATH) di 6714 setelah 3 tahun ”

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada minggu kemarin telah menembus harga tertinggi sepanjang masa (All Time High) di level 6.714 setelah menunggu 3 tahun lebih yaitu dicetak harga IHSG 6.689 di Februari 2018.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari Jumat (12/11) ditutup masih mengalami penurunan sebesar 40 poin atau -0,60% pada level 6.651. Rekor harga IHSG dicetak pada perdagangan hari Jumat (12/11) ke 6.714.

[Baca Juga: IHSG Hari Ini 12 November 2021]

Dibuka pada harga 6.710 dan menyentuh harga tertinggi pada 6.714 pada sesi pertama perdagangan IHSG, dan setelah itu pelaku pasar mengambil aksi ambil untung (take profit) yang wajar pada saham dengan bobot terbesar di sektor keuangan: BBCA, BBRI.

Sesi kedua perdagangan IHSG menyentuh titik terendah yaitu 6.646 dan ditutup pada level harga 6.651. Transaksi harian IHSG mencapai Rp 11,63 triliun dengan Kapitalisasi Market (Market Caps) sebesar Rp 8.196 triliun.  

 

 

Dalam pergerakan IHSG selama seminggu kemarin, IHSG sesuai dengan analisis akan mengalami dalam kondisi Sideways dengan Kecenderungan Naik.

[Baca Juga: Investment Outlook 8-12 Nov “Time To Accumulated Part 1″]

IHSG minggu kemarin dibuka hari Senin (8/11) pada level harga 6.581 dan ditutup pada hari Jumat (12/11) pada level harga 6.651.

Indeks IHSG mengalami kenaikan selama seminggu sebesar 69,22 poin atau 1,05%.

 

Hot Topik yang Menjadi Penggerak Market Minggu Kemarin

  • Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menerbitkan draft kesepakatan ketiga hasil Konferensi Tingkat Tinggi Iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia

COP26 atau the 26th UN Climate Change Conference of Parties adalah konferensi terkait iklim terbesar dan terpenting di dunia.

Dilansir dari CNN internasional, draft yang dirilis Sabtu (13/11/2021) pagi , tetap mengacu pada penghapusan batubara secara bertahap dan mengakhiri subsidi untuk bahan bakar fosil dengan langkah yang lebih dipermudah.

Rancangan tersebut mendesak banyak negara untuk dengan cepat meningkatkan penggunaan pembangkit listrik bersih, bersamaan dengan menghapuskan batubara dan subsidi bahan bakar fosil yang tidak efisien.

 

  • Kasus Covid-19 di Kawasan Eropa Meningkat Signifikan

Organisasi kesehatan Dunia (WHO) mengatakan ada peningkatan kasus infeksi dan kematian akibat Covid-19 di wilayah Eropa dan Asia Tengah, bahkan kasus kematian meningkat 10% selama seminggu terakhir.

Dalam laporan mingguan, WHO  mengatakan hampir dua per tiga dari semua infeksi global dari kedua wilayah tersebut.

Dikutip dari Euro News, Direktur WHO Eropa Dr Hans Kluge mengatakan jika kawasan Eropa menjadi pusat pandemi.

Kluge memperingatkan wilayah Eropa dan Asia Tengah, WHO dapat melihat 500.000 kematian lagi pada februari 2022 jika tidak ada tindakan yang diambil untuk membatasi penyebaran virus ini.

Jerman, Rusia, Belanda dan Inggris mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang signifikan.

Contoh di Jerman kasus infeksi per Jumat kemarin adalah 50.377 kasus dengan 223 kematian, di Inggris 42.408 kasus dengan 195 kematian dalam sehari.

 

  • Surplus Neraca Perdagangan Bulan Oktober 2021 Diprediksi Mencapai US$ 4 Miliar

Neraca perdagangan Indonesia diperkirakan kembali mencatatkan surplus pada bulan Oktober 2021, kendati tidak akan sebesar surplus pada bulan sebelumnya.

Kepala ekonom BCA, David Sumual, memperkirakan surplus neraca perdagangan pada bulan Oktober 2021 sebesar US$ 4 miliar (sekitar Rp 56,8 triliun) atau lebih rendah dari surplus US$ 4,37 miliar (sekitar Rp 62 triliun) pada September 2021.

David mengatakan, pergerakan neraca perdagangan ini didorong oleh peningkatan ekspor maupun impor, meski peningkatan impor memang lebih besar dari peningkatan ekspor.

“Ekspor pada bulan Oktober 2021 diperkirakan tumbuh 4,21% mtm atau secara tahunan tumbuh 49,5% YoY. Sementara impor tumbuh 7.24% mtm atau secara tahunan tumbuh 61,4%”

 

Outlook IHSG Minggu Ini (15-19 November 2021)

Outlook IHSG Minggu Ini (1)

Setelah IHSG ALL Time High, maka  6.711 menjadi titik resisten minggu ini, mencoba test resisten kembali namun jika tidak kuat maka akan terjadi koreksi sehat di minggu ini dengan level penurunan atau support di 6.610 dan 6.500.

Secara outlook mingguan akan cenderung turun alias koreksi.

 

Sektoral IHSG Secara Mingguan

Kinerja Sektoral IHSG Dalam Sepekan kemarin (8-12 November 2021)

No Sektoral Senin (8/11) Jumat (12/11) Perubahan % Perubahan
1 IDXFinance 1.534,18 1.558,54 24,36 1,59%
2 IDXBasic 1.206,70 1.233,89 27,19 2,25%
3 IDXEnergy 996,19 1.028,60 32,41 3,25%
3 IDXCyclic 860,73 867,23 6,50 0,76%
5 IDXNonCyclic 689,84 698,68 8,84 1,28%
6 IDXHealth 1.415,45 1.422,52 7,07 0,50%
7 IDXProperty 867,69 865,20 2,49 -0,29%
8 IDXTechno 9.357,60 9.422,44 64,84 0,69%
9 IDXInfra 982,45 986,52 4,07 0,41%
10 IDXTrans 1.258,04 1.362,08 104,04 8,27%
 11 IDXIndustri 1.059,81 1.080,39 20,58 1,94%
IDX30 503,78 507,31 3,53 0,70%
LQ45 947,96 953,94 5,98 0,63%
IHSG 6.581,78 6.651,00 69,22 1,05%

Sumber : IDX

 

11 Sektoral dari IHSG, 10 sektor mengalami kenaikan dengan dipimpin oleh sektor transportasi dan logistik sebesar 8,27%, disusul oleh sektor energi sebesar 3,25% dan sektor basic industri yang naik 2,25%.

Kenaikan juga didorong oleh sektor dengan bobot terbesar di Indeks IHSG yaitu sektor keuangan yang mengalami kenaikan sebesar 1,59%.

Adapun sektor yang mengalami penurunan hanya sektor properti yang turun sebesar -0,29% saja.

 

Investor Asing

Pergerakan Investor Asing pada IHSG

Berdasarkan Data RTI, investor asing (foreign) pada hari Jumat (12/11) investor asing melakukan penjulan (net sell) pada semua market sebesar Rp 344 miliar yang terdiri dari pasar tunai dan negosiasi terjadi penjualan sebesar Rp 383 miliar sedangkan di pasar regular masih terjadi pembelian (net buy) kecil saja hanya sebesar Rp 39 miliar.

Secara tahun ini (Year To Date/YTD) investor asing terus melakukan akumulasi pembelian sebesar Rp 32 triliun di seluruh pasar.

Pergerakan pembelian besar investor asing sejak September 2021. 

 

5 Saham yang Diakumulasi Asing Terbesar Dalam Mingguan (Dibeli Asing)

No Nama Saham Net Buy Asing (Rp) Harga Saham (12/11) (Rp) % Mingguan
1 Bank BCA (BBCA) 936 Miliar  7.525 1,01%
2 Kalbe Farma (KLBF) 313 Miliar 1.610 -1,23%
3 Buka Lapak (BUKA)  230 Miliar 740 11,28%
4 Astra Internasional (ASII)  203 Miliar  6.150 3,80%
5 Bank Mandiri (BMRI) 170 Miliar  7.100 0,00%

Sumber data: RTI Business

 

Pergerakan dari 5 saham yang menjadi akumulasi pembelian asing yang dipimpin oleh BCA (BBCA) sebesar Rp 936 miliar, saham Kalbe Farma (KLBF) sebesar Rp 313 miliar dan saham Bukalapak (BUKA) yang dibeli asing sebesar Rp 230 miliar.

Saham Astra Internasional (ASII) juga diborong asing sebesar Rp 203 miliar karena sentimen positif relaksasi ekonomi dan pergerakan manusia pada Covid-19 di Indonesia.

 

5 Saham yang Distribusi Asing Terbesar Dalam Mingguan (Dijual Asing)

No Nama Saham Net Sell Asing (Rp) Harga Saham (12/11) (Rp) % Mingguan
1 Telkom Indonesia ( TLKM)  152 Miliar  3.600 -4,51%
2 United Tractor (UNTR)  82 Miliar  22.800 1,79%
3 Indofood Sukses Makmur (INDF) 81 Miliar 6.350 1,60%
4 Adaro (ADRO) 78 Miliar 1.685 2,43%
5 JAPFA (JPFA)  71 Miliar 1.650 -1,20%

Sumber data: RTI

 

Saham yang paling banyak dijual asing selama seminggu kemarin yaitu Telkom Indonesia (TLKM), anak perusahaan Telkom yaitu MitraTel akan IPO pada bulan November ini yang akan menjadi katalis positif kenaikan saham TLKM.

Saham yang dijual asing kedua adalah saham United Tractor (UNTR) sesuai dengan penurunan harga batubara setelah mengalami rally.

 

Data dan Sentimen Kuat Penggerak Market

Data Global:

Data Global

Sumber: Investing.com

 

Data Global masih seputar data Industrial China, data retail sales AS, data pengangguran dan data Izin Perumahan Baru di AS.

Sedangkan data domestik Indonesia adalah data Neraca Perdagangan bulan Oktober 2021 yang diperkirakan masih akan surplus.

 

Rekomendasi Saham (Waktunya Akumulasi!)

#1 BBCA

BBCA

BBCA: Target pembelian bertahap di harga 7.450 dan 7.300 dengan harga jual di Desember – Januari pada 7.800 – 8.100.

 

#2 BBRI

BBRI

BBRI: Target pembelian pada harga 4.150 dan 4.000 dengan target Desember – Januari di 4.550 dan 4.700.

 

#3 ANTM

ANTM

ANTM: Pembelian bertahap di harga 2.400 dan 2.300. Dengan target harga Desember di 2.680 dan 2.850.

Sentimen positif terkait dengan kenaikan harga komoditas global, inflasi AS, dan kebutuhan lindung nilai (hedging serta safe haven).

 

#4 INDF

INDF

INDF: Target pembelian di harga 6.300 dan 6.200, sedangkan target penjualan masih di 7.000 pada bulan Desember – Januari.

Support kuat di 6.200 dan 6.100 selama ini tidak tembus.

 

Untuk dapatkan update dan detail informasi tentang perkembangan saham dan emiten, Sobat Finansialku bisa gabung dalam grup belajar saham Finansialku. Klik banner kalau mau bergabung.

komunitas saham

 

Reksa Dana

Reksa Dana Indeks Basis LQ45 dan ETF LQ45

Reksa Dana Indeks Basis LQ45 dan ETF LQ45 (1)

Indeks LQ45:  Reksa dana berbasis Indeks dan ETF berbasis LQ45 minggu ini akan koreksi.

 

Reksa Dana Indeks Basis IDX30 dan ETF IDX30

Reksa Dana Indeks Basis IDX30 dan ETF IDX30 (2)

Outlook indeks IDX30 minggu ini masih koreksi.

 

Indeks Syariah/Jakarta Islamic Indeks (JII)

Indeks Syariah Jakarta Islamic Indeks (JII)

Secara teknikal, JII juga akan rawan Sideways.

 

Reksa Dana Saham YTD Kinerja Lebih Baik (Aktif) Dibandingkan Dengan Market

Kriteria seleksi berdasarkan parameter:

  • Return 2021: Year To Date (YTD) di atas IHSG
  • Asset Under Management ( AUM): di atas 200 M
  • Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
  • DrawDown (DD): 9-15%
  • Top 20 Manajer Investasi (MI) sisi Dana Kelolaan

 

No Nama Reksa Dana Last NAB YTD (%) 3Y (%) AUM (Rp) DrawDown (%) Sharpe Ratio
1 Manulife Institusional Equity 2.150 52,63 69,49 212 M 9,66 0,1902
2 Manulife Dana Andalan 2.528 26,18 36,17 4,85 T 9,74 0,1314
3 Panin Dana Teladan 1.571 13,91 8,86 577 M 9,45 0,0848
4 HPAM Ultima Ekuitas 1 2.412 12,58 1,07 308 M 8,81 0,0547
5 Simas Saham Unggulan  1.427 10,37 -22,38 1,42 T 11,19 0,0431

Sumber: Indopremier per 12 November 2021

 

Sektoral dan Top Holding Sahamnya Per Data FFS

  • Manulife Institusional Equity: Alokasi bobot investasinya adalah 97,98% saham dan 2,02% pasar uang. Alokasi sektoral dalam produk ini adalah sektor keuangan (20,95%), sektor teknologi (17,36%), sektor layanan komunikasi (16,25%). Sedangkan untuk top holding sahamnya adalah BBCA, ARTO, BMRI, BBRI, DMMX, MCASH, MDKA, TLKM, TBIG.
  • Manulife Dana Andalan: Alokasi sektoral dalam produk ini adalah sektor keuangan (28,99%), layanan komunikasi (20,14%), dan teknologi informasi (13,68%) sedangkan untuk top holding sahamnya adalah BBCA, ARTO, BMRI, BBRI, DMMX, MCAS, MPPA, MDKA, TLKM, TBIG.
  • HPAM Ultima Ekuitas 1: Alokasi aset di produk ini adalah saham 97% dan pasar uang 3% dengan top holding sahamnya adalah AKRA, ASII, BBRI, BRPT, SMCB, SRTG, SSIA, TPIA, WIFI, WSKT.
  • Panin Dana Teladan: Alokasi sektoral produk ini adalah sektor keuangan 34%, sektor infrastruktur 25% dan sektor barang baku 14%.Sedangkan top holding sahamnya adalah ANTM, BBCA, BMRI, BBNI, BBRI, BUMI, MDKA, TOWR, TLKM dan UNTR.

 

Reksa Dana Campuran YTD Kinerja Lebih Baik Dibandingkan Dengan Market

Kriteria seleksi berdasarkan parameter:

  • Return 2021: Year To Date (YTD) di atas Infovesta Balance Fund Indeks
  • Asset Under Management (AUM): di atas 100 M
  • Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
  • DrawDown (DD): 7-12%

 

No Nama Reksa Dana Last NAB YTD (%) 3Y (%) AUM (Rp) DrawDown (%) Sharpe Ratio
1 Jarvis Balanced Fund 1.985 59,85   780 M 13,63 0,1971
2 Henan Putih – HPAM Premium  1.321 58,23 15,54 179 M 7,44 0,2141
3 Syailendra Balanced Opportunity 3.215 24,41 37,35 248 M 12,29 0,1105
4 Trimegah Balanced Absolut 1.572 16,58   194 M 7,01 0,1127
5 Sucorinvest Flexsi Fund  5.619 14,15 33,91 248 M 4,09 0,1164

Sumber: Indopremier

 

Sektoral dan Top Holding Saham dan Obligasinya Per Data FFS

  • Jarvis Balance Fund: Portofolio investasi di saham 82,9% , obligasi 1,3% dan pasar uang sebanyak 15,8%. Sedangkan top holding sahamnya adalah ASSA, ERAA, LINK, MDKA, FREN, EXCL.
  • Syailendra Balance Opportunity Fund: Portofolio investasi berdasarkan FFS bulan Juli adalah saham 67%, obligasi perusahaan swasta 13%, obligasi pemerintah 4% dan cash 16%. Sedangkan untuk top holding sahamnya adalah FREN, SRTG, LINK, EXCL.  
  • Trimegah Balanced Absolut: Portofolio aset alokasi di saham 55%, obligasi 13% dan cash 32% dengan top holding saham di ASII, BBTN, ARTO, BFIN, BUKA, TLKM, INCO, AMRT.

 

Reksa Dana Pendatapan Tetap

Kriteria seleksi berdasarkan parameter:

  • Return 2021: Year To Date (YTD) di atas Infovesta Fix Income Indeks
  • Asset Under Management (AUM): di atas 100 M
  • Sharpe Ratio: Positif dan semakin tinggi semakin baik
  • DrawDown (DD): 4-6%

 

No Nama Reksa Dana Last NAB YTD (%) 3Y (%) AUM (Rp) DrawDown (%) Sharpe Ratio
1 Bahana Makari Abadi  5.899 37,76 81,19 1,49 T  3,99 0,0951
2 Bahana Revolving 1.731 16,69 29,95 502 M 0,56 0,0824
3 Sucorinvest Stable Fund 1.160 7,97   3,62 T 0 1,1375
4 CIMB Principal Bond  37.965 6,44 38,16 1,47 T 1,95 0,1936
5 Equity Dana Pasti  5.176 6,39 25,89 322 M 0 0,1471

Sumber: Indopremier

 

Reksa dana pendapatan tetap dengan kinerja di atas rata-rata pendapatan tetap yang ada di market karena strategi investasi mereka adalah di obligasi swasta yang dominan diambil.

Oleh karena itu kinerjanya lebih bagus dan stabil. Contoh pada FFS di Succor Invest Stable Fund, dkk.

 

Reksa Dana Pasar Uang

Kriteria seleksi berdasarkan parameter:

  • Return 2021: Year To Date (YTD)
  • Asset Under Management (AUM): di atas 500 M
  • DrawDown (DD): 0-0,5%

 

No Nama Reksa Dana Last NAB YTD (%) 3Y (%) AUM (Rp) DrawDown (%) Sharpe Ratio
1 Sucorinvest Money Market 1.604 4,58 20,68 6,81 T 0 0,4365
2 Danamas Rupiah Plus 1.550 4,41 16,99 2,42 T 0 0,3483
3 HPAM Money Market 1.399 4,31 18,31 608 M 0,5 0,0824
4 Mega Dana kas  1.826 4,14 20,23 882 M 0 0,2796
5 Sucorinvest Syariah Money Market 1.215 3,95 20,67 2,28 T 0 0,2713

Sumber: Indopremier

 

Penempatan reksa dana pasar uang lebih dominan di obligasi jangka pendek dibandingkan dengan deposito dan penempatan deposito dengan rate bunga yang menarik.

[Baca Juga: Reksa Dana Pasar Uang, Aman dan Cocok untuk Pemula]

Sama seperti komunitas saham, Sobat Finansialku juga bisa cari tahu informasi dan update seputar investasi reksa dana dengan bergabung dalam komunitas belajar reksa dana Finansialku.

Dengan webinar analisis reksa dana aktif di setiap bulannya, tentu saja dapat memaksimalkan investasi reksa dana Anda. Klik banner untuk bergabung!

komunitas reksa dana

 

Obligasi

Obligasi Negara tipe FR yang menjadi acuannya adalah FR Tenor 10 tahun:

obligasi

obligasi 2

Sumber: CNBC

 

Pergerakan Yield Obligasi yang tenor 10 tahun seminggu ini mengalami kenaikan yield. Per Jumat kemarin yield menjadi 6,201% dengan harga Rp 102,07.

[Baca juga: Pengertian dan Jenis Bunga Obligasi yang Belum Kamu Ketahui]

Sedangkan untuk Obligasi Negara Ritel yang dikeluarkan adalah Sukuk Tabungan 008 atau ST 008, kupon sebesar 4,8%  per tahun, konsep floating rate dengan pembayaran kupon tiap bulan selama jatuh tempo.

Investor akan mendapatkan kupon sebesar 4,8% minimal.

Spesifikasi produk ST008 adalah sebagai berikut:

Kementerian Keuangan Indonesia

Kementerian Keuangan Indonesia 2

 

Peer-to-Peer (P2P) Lending

4 P2P Lending yang mempunyai TKB90 sebesar 100%

No Nama Perusahaan P2P Jenis P2P Range Return p.a TKB90 Minimal Invest (Rp)
1 Asetku Konsumtif 15-19,5% 100% 100.000
2 Danain P2P beragunan Emas 8-15% 100% 100.000
3 Tanifund Produktif ke Pertanian 12-17% 100% 100.000
4 ALAMI Produktif ke UMKM basis Invoice (syariah) 12-17% 100% 500.000

TKB90 adalah ukuran tingkat keberhasilan penyelenggara P2P dalam memfasilitasi Penyelesaian Kewajiban Pinjam meminjam dalam jangka waktu sampai 90 hari terhitung sejak jatuh tempo.

Sobat Finansialku bisa baca juga artikel Cara Kerja P2p Lending untuk tahu apa itu P2p Lending.

 

Membeli produk investasi sekaligus mengatur keuangan secara langsung dalam satu aplikasi? Bisa konsultasi dengan Financial Planner saat butuh pencerahan tentang masalah keuangan juga dalam aplikasi yang sama?

Semua bisa di aplikasi Finansialku! Atur keuangan, belajar keuangan, ikut kelas keuangan, rencanakan masa depan, hingga beli langsung produk keuangannya bisa dilakukan dalam satu aplikasi Finansialku.

Penasaran? Download aplikasinya dan dapatkan akses premium gratis selama 30 hari.

Download Aplikasi Finansialku Sekarang!!

Download Aplikasi Finansialku

 

Sobat Finansialku bisa konsultasikan keuangan Anda, termasuk investasi, secara terpisah bersama Perencana Keuangan Finansialku dengan membuat jadwal melalui whatsapp Finansialku.

 

Disclaimer ON: Tulisan ini bertujuan untuk memberikan pertimbangan investasi berdasarkan data yang tertera. Penulis tidak bertanggung jawab atas segala keputusan investasi, baik itu yang mendatangkan keuntungan atau pun kerugian.

 

Itu dia investment outlook seminggu ke depan. Bagaimana menurut pendapat Anda?

Yuk share informasi ini pada sesama investor! Jika ada yang tidak Anda mengerti, silakan tanyakan dalam kolom komentar. Kami akan bantu Anda mengerti investasi Anda.

 

Editor: Eunice