Sun Tzu dalam bukunya menjelaskan untuk mengetahui kekuatan diri sendiri dan kekuatan lawan sebelum pergi bertempur. Bagaimana Hal ini dapat diaplikasikan dalam manajemen risiko berinvestasi saham? Kali ini Finansialku akan membahas untuk mengenali diri Anda dan mengenali Saham sebagai musuh Anda sebelum Anda mulai berinvestasi saham.

 

Berinvestasi Saham Cara Sun Tzu

Sun Tzu Adalah seorang Jenderal dari Cina, ahli strategi militer, dan filsuf yang hidup pada zaman Tiongkok kuno. Sun Tzu semasa hidupnya telah menulis buku The Art of War, sebuah strategi militer yang secara luas berpengaruh terhadap filosofi Timur dan Barat.

Dalam strategi perangnya, taktik Sun Tzu dikenal mengutamakan manajemen risiko dalam pertempuran. Sun Tzu pernah berkata:

“Dengan mengetahui dirimu, dan mengetahui musuhmu, dalam seribu pertempuran, dapat memenangkan seribu pertempuran.”

 

Jika kita tahu kekuatan kita dan juga tahu kekuatan musuh, Sun Tzu menyebutkan dalam 1000 kali pertempuran, kita akan memenangi semuanya. Namun jika kita mengetahui kekuatan kita namun tidak mengetahui kekuatan musuh, maka dalam 1000 kali pertempuran, kita hanya akan memenangkan separuhnya.

Dan dalam kasus yang lebih parah, bila kita tidak mengetahui kekuatan kita sendiri dan juga tidak mengetahui kekuatan musuh, maka dalam 1000 kali pertempuran, kita akan selalu kalah.

Manajemen Risiko Sun Tzu

[Baca Juga: Definisi Manajemen Risiko atau Management Risk]

 

Penjelasan di atas di ambil dari teknik perang yang digubah oleh Sun Tzu, seorang ahli taktik perang dari Tiongkok. Walaupun demikian, penjelasan tersebut dapat menjadi sebuah analogi bagi Anda yang ingin berinvestasi saham, yaitu untuk mengenali diri Anda sendiri, dan mengenali siapa musuh Anda.

Mengenali diri Anda di sini berarti mengenali dengan jelas diri Anda sebagai investor, bila Anda berinvestasi saham, dan musuh Anda di sini adalah analogi untuk saham yang Anda beli, sementara Bursa Efek dapat dianalogikan sebagai medan pertempuran.

 

Kenali Kapasitas Diri Anda

Hal pertama yang harus dilakukan investor sebelum mulai berinvestasi pada saham adalah mengenali dirinya sendiri. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang investor dalam mengenali dirinya sendiri, yaitu antara lain:

  1. Investor perlu mengenali tujuan atau motivasi dirinya dalam membeli saham.
  2. Investor perlu mengetahui kekuatan keuangannya.
  3. Investor perlu mengenali temperamen kepribadiannya
  4. Investor juga perlu mengenali jenis-jenis investor, agar dapat mengetahui jenis investor apakah dirinya.

 

Tipe Investor Apakah Anda

[Baca Juga: Tipe Investor Seperti Apakah Anda?]

 

#1 Apa Tujuan Anda Membeli Saham?

Langkah pertama yang dapat dilakukan dalam memahami manajemen risiko di sini adalah, investor harus dapat mengidentifikasi apa motivasi dirinya dalam berinvestasi saham.

Berinvestasi saham sendiri dikenal sebagai kegiatan investasi yang memiliki return yang besar dengan risiko yang besar pula, karena itu sangatlah penting untuk mengenali motivasi Anda untuk terjun dan merisikokan uang Anda dalam investasi saham.

Ada beberapa alasan seseorang biasanya mau merisikokan uangnya untuk terjun berinvestasi saham, yaitu antara lain:

  1. Ingin cepat kaya. Saham memang menjanjikan return yang besar, Namun hal ini menjadi keliru bila Anda hanya ingin terima untungnya. Terkadang motivasi ini dapat mengarahkan Anda menjadi judi saham, bukan berinvestasi saham.
  2. Ingin uang tambahan. Tujuan ini lebih fleksibel daripada tujuan yang pertama, karena tidak sepenuhnya berharap untuk cepat kaya. Tujuan ini juga dapat Anda wujudkan dengan berinvestasi maupun trading saham.
  3. Ingin terlihat intelek dan hebat. Berinvestasi saham memang selalu terdengar keren, dan menarik minat berbagai kalangan, namun sebisa mungkin hindari bermain saham karena mengikuti trend atau hanya ikut-ikutan teman tanpa mempelajari apa itu saham.
  4. Ingin mencoba full trading. Ada juga seseorang yang mencoba berinvestasi saham dengan tujuan ingin memfokuskan diri berpenghasilan hanya dari saham. Perlu dicatat bahwa untuk tujuan ini Anda memerlukan pengalaman agar Anda dapat menghidupi diri Anda hanya dari trading saham.
  5. Ingin berinvestasi untuk masa depan. Berinvestasi saham memang menjanjikan return besar terutama bila kita menyimpan saham perusahaan yang fundamentalnya bagus dalam waktu lama.

Sebelum Anda memulai berinvestasi saham, ada baiknya Anda merenungkan 5 tujuan di atas dan tujuan mana yang menjadi tujuan Anda ketika Anda mulai merisikokan uang Anda dalam berinvestasi saham. Sebisa mungkin hindari tujuan Anda bermain saham dengan kecenderungan spekulasi atau judi tanpa memahami apa itu saham dan bagaimana cara berinvestasi saham.

Hidup Dengan Trading Saham

[Baca Juga: Hidup Hanya dengan Hasil Trading Saham, Sebuah Angan-angan? Ataukah Sesuatu yang Realistis?]

 

#2 Bagaimana Kekuatan Keuangan Anda?

Langkah kedua setelah Anda mengetahui tujuan Anda berinvestasi saham adalah mengukur kekuatan keuangan Anda. Ini termasuk hal yang vital dalam berinvestasi saham, karena berinvestasi saham penuh dengan ketidakpastian. Untuk mengukur kekuatan keuangan Anda, ada beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan dalam menggunakan uang untuk membeli saham:

  • Apakah Anda memiliki penghasilan tetap?
  • Apakah Anda sanggup menyisihkan uang setiap bulannya?
  • Apakah Anda memiliki komitmen untuk berinvestasi setiap bulannya?
  • Apakah Anda menggunakan utang untuk membeli saham?
  • Apakah Anda menggunakan dana darurat untuk membeli saham?

Secara teorinya, kita harus membeli saham menggunakan ‘uang dingin’ yang berarti adalah uang sisa dari arus kas kita yang juga disebut free cashflow. Semakin kuat fondasi keuangan kita, maka semakin bagus karena kita bisa memilih kapan kita mau menjual saham kita.

Bila kita berinvestasi menggunakan ‘uang panas’, bukan mustahil kita akan dipaksa menjual saham pada harga yang rendah karena ada kebutuhan mendesak yang harus segera terpenuhi. ‘Uang panas’ tersebut bisa saja uang dana darurat, atau uang hutang yang harus dibayarkan beserta bunganya saat jatuh tempo.

Yuk Daftar Uber Driver
Yuk Daftar Uber Driver

 

#3 Bagaimanakah Temperamen Kepribadian Anda?

Setelah mengetahui tujuan Anda berinvestasi, dan juga kondisi keuangan Anda, maka langkah selanjutnya adalah mengetahui temperamen kepribadian Anda.

Anda perlu mengetahui temperamen Anda, apakah Anda mudah tersulut emosi? Atau Anda tipe orang yang keras kepala dan tidak mau mendengar orang lain? Atau Anda tipe yang tidak bisa menahan diri dalam mempertaruhkan uang Anda? Atau Anda mudah panik? Atau apakah Anda cukup objektif dalam menilai sesuatu?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu Anda renungkan dalam mengenali kepribadian Anda sebelum Anda mulai berinvestasi saham. Sangat disarankan Anda mempunyai pandangan yang objektif, terbuka, belajar dari kesalahan dan tidak mudah panik atau stres, dan dapat selalu berpikir jernih dalam berinvestasi.

Hal ini dikarenakan ada dua masalah psikologis paling dasar yang biasa ditemui oleh investor maupun trader saham, yang bila Anda tidak dapat mengendalikannya, maka uang Anda dapat habis seketika, yaitu keserakahan dan ketakutan, yang selengkapnya dapat Anda baca di sini.

Berinvestasi saham dalam jangka panjang diperlukan pengendalian diri dan pikiran untuk menghadapi gejolak naik turunnya pasar saham yang tidak menentu. Jika Anda bukan tipe orang yang bisa menahan diri dari emosi saat melihat fluktuasi pasar saham, sebaiknya Anda pikir ulang untuk berinvestasi saham karena memang saham belum tentu cocok untuk semua orang.

Para Investor, Kenali 2 Jebakan Psikologis yang Dapat Menggagalkan Investasi Anda! 01 - Finansialku

[Baca Juga: Para Investor, Kenali 2 Jebakan Psikologis yang Dapat Menggagalkan Investasi Anda!]

 

#4 Jenis Investor Apakah Anda?

Langkah terakhir dalam mengenali kekuatan diri Anda adalah dengan mengenali jenis-jenis investor, dan mengenali diri Anda termasuk investor jenis yang mana. Secara kasarnya, ada berbagai tipe investor berdasarkan cara pandang yang dipegangnya dalam membeli saham, antara lain:

  • Friend Investor, yaitu investor yang bergantung pada nasihat teman dalam melakukan keputusan transaksinya untuk membeli atau menjual saham.
  • Scuttlebutt Investor, yaitu investor yang membeli atau menjual saham berdasarkan rumor yang beredar tentang sebuah perusahaan.
  • Economist Investor, yaitu investor yang membeli atau menjual saham berdasarkan peramalan kondisi ekonomi.
  • Technical Investor, yaitu investor yang membeli atau menjual saham berdasarkan analisis terhadap pergerakan harga saham. Analisis ini juga disebut analisis teknikal. Investor ini percaya bahwa perilaku harga saham di masa lalu akan berulang di masa mendatang.
  • Growth Investor, yaitu investor yang membeli saham-saham yang memiliki prospek pertumbuhan laba yang bagus. Bila sebuah perusahaan dapat secara konsisten mencatat pertumbuhan laba, maka seorang Growth Investor akan membeli saham perusahaan tersebut.
  • Value Investor, yaitu investor yang membeli saham berdasarkan perhitungan nilai intrinsik sebuah saham dibandingkan dengan harga saham yang diperdagangkan di pasar. Bila harga saham jauh lebih rendah dibandingkan nilai intrinsiknya, maka seorang Value Investor akan membeli saham tersebut.

Investasi Yang Sesuai Kepribadian Saya

[Baca Juga: Apa ya Investasi yang Sesuai dengan Kepribadian Saya?]

 

Para investor sebaiknya konsisten dalam mendalami sebuah strategi investasi yang diyakininya. Tidak semua investor dapat cocok dengan sebuah gaya atau strategi investasi yang sama. Selain jenis-jenis investor yang disebutkan di atas, ada juga pembagian jenis investor berdasarkan jangka waktu investasinya, yaitu antara lain:

  • Investor Jangka Panjang (Savers), yaitu tipe investor yang membeli dan menyimpan saham untuk jangka waktu yang panjang setidaknya setahun, atau minimal berbulan-bulan. Tujuannya adalah untuk memiliki portofolio investasi yang bisa memberikan hasil investasi yang baik untuk masa depan.
  • Investor Jangka Pendek, yaitu tipe investor yang membeli dan menyimpan saham dengan jangka waktu yang lebih singkat. Seringkali juga disebut swing trader. Investor tipe ini adalah investor yang dapat menikmati naik turunnya harga saham.
  • Daily Trader, yaitu tipe investor saham yang bertransaksi dalam hitungan menit dan jam dalam sehari. Tidak jarang tipe investor ini menggunakan fasilitas margin trading.

 

Bila Anda sudah mempertimbangkan 4 hal di atas, maka Anda sudah lebih dekat untuk memahami jenis investor apakah Anda. Dengan memahaminya, maka Anda pun bisa memilih jenis saham yang cocok nantinya. Berikut Ebook panduan berinvestasi saham yang dapat Anda download gratis untuk melengkapi pemahaman Anda.

Gratis Download Ebook Panduan Berinvestasi Saham untuk Pemula

Ebook Panduan Investasi Saham untuk Pemula Finansialku.jpg

 

Kenali Kekuatan Musuh Anda

Setelah mengenali diri Anda sendiri, langkah berikutnya adalah mengenali musuh. Siapa musuh Anda? Dalam berinvestasi saham, musuh Anda tidak lain adalah saham itu sendiri. Kita semua tahu bahwa investasi saham memiliki risiko yang tinggi, jika tidak mengenali saham dengan baik, kita bisa berakhir dengan kekalahan.

 

Faktor Penentu Harga Saham

Dalam mengenali musuh Anda, yaitu saham, langkah pertama yang perlu Anda ketahui adalah mengenali faktor penentu naik turunnya harga saham.

Bila kita membeli sebuah saham, maka kita membeli porsi kepemilikan sebuah perusahaan, dan menjadi pemilik perusahaan dengan porsi kecil. Naik turunnya harga saham mencerminkan nilai sebuah perusahaan di mata masyarakat, dan dipengaruhi berbagai faktor mulai dari makro hingga mikro. Faktor-faktor tersebut antara lain:

 

#1 Kondisi Makro Dunia Usaha

Faktor ini sangat dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi pemerintah, seperti kebijakan suku bunga. Jika suku bunga tinggi, investor lebih suka menanamkan uangnya di Bank, sehingga menghambat pertumbuhan bisnis perusahaan. Sebaliknya, jika suku bunga rendah, saham menjadi pilihan investor dan perusahaan juga lebih giat berbisnis.

Pertumbuhan ekonomi juga menentukan harga saham, jika ekonomi lesu, maka kinerja perusahaan ikut memburuk dan membuat harga saham turun. Jika ekonomi menguat, prospek perusahaan akan bertambah cerah, demikian pula harga sahamnya. Faktor kestabilan politik pun ikut mempengaruhi kondisi dunia usaha dan juga tentunya harga saham.

 

#2 Kondisi Sektor dan Industri

Kondisi industri di mana suatu perusahaan berada juga mempengaruhi naik turunnya harga saham perusahaan tersebut. industri yang bertumbuh pesat akan melambungkan harga saham perusahaan industri tersebut.

Ambil contoh, sektor pertambangan pada tahun 2007 harga komoditas meroket tajam akibat harga minyak dunia yang naik drastis. Harga-harga saham tambang batubara dan minyak pun ikut naik tajam karena pendapatan melambung dan laba yang dihasilkan semakin besar. Namun ketika tahun 2015 harga minyak dunia turun hingga titik terendahnya, harga saham pertambangan pun mengalami kelesuan hingga banyak yang turun drastis.

Infografis Apa Saja Jenis-Jenis Investasi Saham 01 - Finansialku

[Baca Juga: Infografis: Apa Saja Jenis-Jenis Investasi Saham?]

 

#3 Kondisi Fundamental Perusahaan

Kondisi Fundamental perusahaan pastinya mempengaruhi pergerakan harga sahamnya. Apakah perusahaan memiliki manajemen yang solid dan profesional? Seperti apa kondisi keuangan perusahaan? Apakah manajemen dikelola oleh orang yang jujus dan beretika? Hal-hal tersebut sangatlah vital untuk menentukan bagus tidaknya fundamental sebuah perusahaan. Perusahaan berfundamental kokoh biasanya memiliki harga saham yang bagus.

 

#4 Rumor Yang Beredar

Rumor yang beredar di pasar juga mempengaruhi pergerakan harga saham, walaupun hanya sekedar isu dan belum jelas sumbernya. Biasanya rumor perusahaan kecil yang akan diakuisisi dapat menaikkan harga saham perusahaan kecil yang bersangkutan.

 

#5 Aksi Korporasi

Aksi Korporasi dapat berdampak langsung pada kinerja perusahaan baik sekarang maupun di masa mendatang. Aksi korporasi yang dapat dilakukan oleh perusahaan antara lain:

  • RUPS, yaitu Rapat Umum Pemegang Saham, membahas tentang kinerja perusahaan ke depannya. Investor dapat menghadiri RUPS dengan mengajukan KTUR kepada broker dan membawa KTUR ke RUPS.
  • Right Issue, yaitu aksi penambahan lembar saham baru yang dijual kepada investor. Bila investor tidak ingin kepemilikannya terdilusi, maka investor dapat membeli saham pada harga Right Issue yang ditetapkan.
  • Waran, yaitu hak yang diberikan pada investor untuk membeli saham pada harga yang ditentukan oleh penerbit warran.
  • Stock Split, yaitu aksi pemecahan harga saham dengan menambah jumlah lembar saham yang beredar.
  • Reverse Stock Split, yaitu kebalikan dari stock split, adalah aksi mengurangi lembar saham yang beredar untuk memperbesar harga saham yang beredar.
  • Dividen, yaitu aksi pembagian hasil keuntungan kepada investor. Dividen dapat berupa Rupiah, juga dapat berupa saham sesuai ketentuan yang ditetapkan.
  • Buy Back, yaitu aksi pembelian kembai saham yang beredar oleh perusahaan untuk mengurangi kepemilikan publik atas saham tersebut.

 

Cara Meminimasi Kerugian Saham

[Baca Juga: Inilah 10 Cara untuk Meminimasi Kerugian dalam Berinvestasi Saham]

 

#6 Aksi Penipuan Harga

Aksi penipuan harga saham dapat dilakukan melalui perdagangan antara teman sendiri, yang juga dikenal sebagai ‘aksi menggoreng saham’. Biasanya aksi ini dilakukan oleh pemain besar yang memiliki kepentingan untuk mengambil keuntungan dari publik dengan mempermainkan harga saham yang bersangkutan.

 

Menganalisis Harga Saham

Setelah mengetahui faktor penentu naik turunnya harga saham, langkah selanjutnya adalah menganalisis harga saham. Ada 3 pendekatan yang dapat digunakan oleh investor dalam memprediksi pergerakan harga saham.

 

#1 Analisis Teknikal

Analisis teknikal adalah analisis yang mempelajari pola pergerakan harga di masa lalu untuk meramal pergerakan harga di masa mendatang. Analisis teknikal erat kaitannya dengan psikologi pasar dimana dengan analisis teknikal juga dipakai untuk mengetahui reaksi pasar atas suatu saham.

Analisis ini dipakai biasanya untuk menentukan kapan waktu untuk membeli atau menjual. Data yang dipakai dalam analisis teknikal mencakup data historis harga saham dan data historis volume perdagangan saham, baru kemudian diolah menjadi berbagai indikator analisis teknikal, seperti Moving Average, MACD, dan Support dan Resistance.

 

#2 Analisis Fundamental

Analisis Fundamental adalah analisis yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan kondisi fundamental perusahaan, yaitu antara lain ekonomi makro, industri, dan mikro perusahaan. Analisis ini dipakai untuk menentukan saham apa yang akan dibeli.

Data yang dipakai dalam analisis fundamental ini mencakup laporan keuangan perusahaan dan berita yang beredar, serta mendatangi perusahaan secara langsung untuk mengetahui kondisi fundamentalnya.

Analisa Fundamental Lo Kheng Hong

[Baca Juga: Kiat Analisa Fundamental Saham Secara Sederhana Ala Lo Kheng Hong si ”Warren Buffet Indonesia”]

 

#3 Analisis Bandarmologi

Analisis Bandarmologi, berbeda dengan 2 jenis analisis sebelumnya yang menganalisis objek, maka analisis ini lebih berfokus pada siapa pemegang saham yang bersangkutan. Hal yang difokuskan pada analisis bandarmologi adalah untuk menganalisis kepentingan dari pemain besar yang bertransaksi pada saham tertentu sehingga mempengaruhi pergerakan harga saham.

Data yang dipakai dalam analisis bandarmologi ini mencakup transaksi broker, transaksi asing, dan data kepemilikan saham yang resmi dikeluarkan oleh perusahaan. Anda dapat membaca konsep dasar Bandarmologi dalam artikel ini.

 

Kenali Diri Anda dan Saham Anda

Berinvestasi saham mengandung risiko yang cukup tinggi, karenanya investor saham perlu mengenali kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri, baik dari tujuan berinvestasi, temperamen, maupun kekuatan keuangannya. Investor juga perlu mengenali “musuh” yaitu saham yang akan dibelinya supaya menang di dalam medan pertempuran bursa efek.

 

Apakah Anda berniat untuk berinvestasi saham? Sudahkah Anda mengenali diri Anda dan jenis investor apakah Anda? Sudahkah Anda mengenali saham yang nantinya akan Anda beli? Mari ceritakan pendapat Anda Mengenai Manajemen Risiko Ala Sun Tzu di atas dengan menulis komentar di kolom berikut. Terima kasih.

 

Sumber Referensi:

  • Lukas Setia Atmaja, dan Thomdean. 2011. Who Wants To Be A Smiling Investor. Jakarta: Kompas Gramedia

 

Sumber Gambar:

  • Sun Tzu Statue – https://goo.gl/OX869b
  • Sun Tzu Quotes – https://goo.gl/0cSTWJ

 

Download E-Book Perencanaan Keuangan untuk Umur 20 an (GRATIS)

Ebook Perencanaan Keuangan untuk Usia 20 an Perencana Keuangan Independen Finansialku