Bagaimana para milenial bisa merusak dana pensiun orangtua? Sadarkan Anda bahwa terkadang generasi milenial tanpa disadari dapat merusak dana pensiun orangtuanya? Mari kita bahas lebih lanjut agar Anda tidak menjadi salah satunya.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Finansialku Planner

 

Milenial yang Tidak Mandiri

Generasi milenial adalah generasi yang lahir sekitar tahun 1981 hingga sebelum tahun 2000. Generasi ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Di tahun 2017 ini para milenial umumnya sedang berada pada usia produktif dan mendominasi pasar. Sayangnya tidak jarang dari mereka yang terlalu lama bergantung secara finansial dengan orangtua.

Generasi milenial terkenal sebagai generasi yang tidak mau repot. Anda mungkin sudah terbiasa melihat generasi milenial yang tidak tertarik untuk mengurus rumah. Karena ketidaksukaan itu, tidak jarang juga orangtua yang memanjakan anak milenialnya dengan segala fasilitas yang sudah tersedia, makanan sudah siap makan di meja, supir siap mengantar, dan fasilitas lain sebagainya. Akibatnya tidak jarang generasi milenial yang sulit menjadi mandiri.

Para Milenial, Jangan Sampai Anda Merusak Dana Pensiun Orangtua 02 - Finansialku

[Baca Juga: Begini Gaya Kaum Milenial Menyiapkan Pensiunnya]

 

Generasi yang tidak mandiri ini tanpa disadari dapat memberatkan orangtua. Setiap orangtua yang memiliki perencanaan keuangan yang baik pasti sudah memperhitungkan berapa besar dana yang dibutuhkan untuk pendidikan dan membiayai anak-anaknya sejak jauh-jauh hari. Biasanya dana pendidikan anak adalah yang diutamakan, dengan asumsi pada usia 18 tahun anak akan masuk sekolah dan lulus kuliah S1 setelah 4 tahun. Perencanaan tersebut ditentukan dengan asumsi setelah lulus sarjana, anak dapat mencari pekerjaan sehingga tidak perlu dibiayai lagi.

Setelah mempersiapkan dana pendidikan anak hingga asumsi anak akan mandiri, orangtua dapat mempersiapkan dana pensiun. Jangan lupa bahwa ketika orangtua sudah pensiun nanti, tidak ada penghasilan aktif yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan harian. Jika tidak memiliki persiapan dana pensiun, orangtua Anda akan kebingungan ketika sudah pensiun nanti. Kalaupun dana pensiun orangtua tidak mencukupi, seharusnya anaklah yang nantinya menanggung biaya kehidupan orangtua. Hanya saja jika Anda termasuk ke dalam kategori generasi milenial yang ‘gagal mandiri’, belum tentu Anda sanggup memenuhi seluruh kebutuhan orangtua tersebut.

Tips Praktis Menemukan Pekerjaan untuk Generasi Milenium - Finansialku

[Baca Juga: Tips Praktis Menemukan Pekerjaan untuk Generasi Milenium]

 

Selain itu perlu diketahui bahwa generasi milenial terkenal tidak loyal jika dibandingkan dengan generasi-generasi di atasnya. Pada zaman orangtua dari generasi milenial, bekerja di perusahaan selama puluhan tahun adalah sebuah kebanggaan. Tetapi berbeda halnya dengan generasi milenial. Bagi generasi milenial berlama-lama bekerja di sebuah perusahaan bukanlah sebuah prioritas. Jika seorang milenial mendapatkan tawaran pekerjaan yang dirasa lebih baik maka ia akan segera pindah alias kutu loncat.

Nyatanya menjadi kutu loncat dalam pekerjaan tidak selalu menguntungkan, ada banyak kerugian yang dapat Anda alami karena menjadi kutu loncat. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai untung ruginya menjadi seorang kutu loncat Anda dapat membaca artikel berikut ini:

orang-orang-kelahiran-90an-hindari-5-resolusi-keuangan-ini-1-finansialku

[Baca Juga: Orang-Orang Kelahiran 90an, Hindari 5 Resolusi Keuangan Ini]

 

Selain berdampak pada diri sendiri, menjadi kutu loncat juga tidak jarang berdampak pada orangtua. Dunia pekerjaan biasanya menentukan kehidupan seseorang seterusnya karena nyatanya mencari pekerjaan yang tepat bukanlah hal yang mudah. Anda tidak selalu bisa mendapatkan kondisi pekerjaan yang ideal. Misalnya jika Anda berasal dari kota Semarang kemudian mendapatkan pekerjaan di Jakarta, mau tidak mau Anda harus mengikuti lokasi pekerjaan tersebut. Perpindahan ini tentu akan memakan biaya yang tidak sedikit.

Walaupun berpindah kerja dari satu kantor ke kantor lain yang berada di kota yang sama, biasanya tetap ada biaya yang harus dikeluarkan. Misalnya saja biaya pindah rumah kost ke tempat yang lebih dekat dengan kantor. Karena milenial biasanya sangat bergantung pada orangtua secara keuangan dan memprioritaskan menjadi kutu loncat, dengan atau tanpa modal ia akan tetap pindah bekerja. Jika tidak memiliki dana yang cukup untuk mengurus perpindahan tersebut, mau tidak mau orangtualah yang menjadi korban untuk menanggung biayanya.

bagaimana-caranya-bisa-pensiun-dini-dan-pensiun-sejahtera-2-finansialku

  [Baca Juga: Bagaimana Caranya Bisa Pensiun Dini dan Pensiun Sejahtera]

 

Hal ini mungkin terlihat sepele, tetapi jika dijadikan kebiasaan akan memberatkan orangtua. Siapa yang tahu bahwa sebenarnya orangtua sudah memiliki perencanaan dana pensiun dengan perhitungan yang matang, tetapi karena hal yang tidak terduga seperti ini terus terjadi terpaksa persiapan dana pensiun dikorbankan. Sebagai seorang anak yang baik tentu Anda tidak mau orangtua hidup sengsara setelah pensiun nanti. Karena itu kali ini Finansialku akan membahas bagaimana cara agar Anda terhindar dari kebiasaan yang memberatkan orangtua tersebut.

Berikut adalah beberapa hal yang harus Anda lakukan agar nantinya tidak terus memberatkan orangtua secara finansial:

 

#1 Jangan Menolak Membicarakan Keuangan dengan Orangtua

Ada kalanya anak dan orangtua menganggap topik mengenai uang adalah hal yang seolah tabu. Padahal pembicaraan ini justru harus dilakukan secara terbuka antara anak dan orangtua. Memang biasanya orangtua merasa ‘gengsi’ jika harus menanyakan soal keuangan kepada anaknya, seolah-olah orangtua sudah tidak mampu membiayai anaknya. Nyatanya anggapan inilah yang memperkeruh keadaan. Karena tidak ada pembicaraan yang jelas, akhirnya orangtua terus terbeban untuk membiayai Anda padahal seharusnya Anda sudah bisa membiayai diri sendiri.

Siap untuk Pensiun Dini Ini Tanda-Tandanya - Finansialku

[Baca Juga: Siap untuk Pensiun Dini? Ini Tanda-Tandanya]

 

Akan sangat baik jika orangtua mau memulai pembicaraan tersebut. Jika orangtua meminta kejelasan mengenai siapa yang akan menanggung biaya hidup misalnya uang bulanan atau segala kebutuhan Anda, sebaiknya Anda tanggapi dengan terbuka. Pastikan kapan Anda seharusnya membiayai diri sendiri sehingga orangtua tidak perlu terbeban biaya lagi. Jika memang Anda merasa belum mampu membayar seluruh biaya sendiri, bicarakan juga secara terbuka dengan orangtua. Dengan begitu tidak akan terjadi kesalahpahaman yang dapat memberatkan orangtua.

 

#2 Ketahui Kemampuan Orangtua yang Sebenarnya

Seperti yang disebutkan pada poin pertama, orangtua seringkali merasa gengsi jika harus membicarakan mengenai uang dengan anaknya. Nyatanya apa yang terlihat di depan anak belum tentu yang sebenarnya terjadi. Jika orangtua bisa terus membiayai Anda setiap bulan, belum tentu sebenarnya mereka mampu. Bisa saja sebenarnya orangtua harus menjual barang-barangnya hanya untuk memenuhi permintaan-permintaan Anda. Karena tidak ingin terlihat kekurangan di depan anaknya, terpaksa mereka mengusahakan yang terbaik yang bisa dilakukan. Bahkan tidak jarang ada orangtua yang sampai berutang kesana kemari hanya untuk memenuhi keinginan anaknya.

Para Karyawan, Ini Cara Membuat Alokasi Aset dan Diversifikasi untuk Rencana Pensiun Anda - Finansialku

[Baca Juga: Para Karyawan, Ini Cara Membuat Alokasi Aset dan Diversifikasi untuk Rencana Pensiun Anda]

 

Karena itu Anda harus mengetahui kesanggupan orangtua yang sebenarnya. Terkadang sulit untuk mengetahuinya karena orangtua biasanya tidak mau membicarakan kondisi keuangan yang sebenarnya. Cobalah untuk duduk bersama dan bicara secara terbuka, jika orangtua tetap tidak mau bicara maka Anda dapat menerka-nerka dari kebiasaan setiap bulannya. Jika terlihat orangtua sebenarnya tidak mampu sebaiknya Anda tidak terus memaksa orangtua untuk membiayai seluruh keinginan Anda. Usahakanlah untuk meringankan beban orangtua.

 

#3 Miliki Perencanaan dan Pengelolaan Keuangan yang Baik

Salah satu cara yang paling efektif untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan memiliki perencanaan dan kemampuan mengelola keuangan yang baik. Cobalah untuk membiasakan diri membuat perencanaan yang rapi dan dapat dijalankan. Pastikan Anda mampu mengelola keuangan pribadi dengan baik setiap bulannya. Kalaupun saat ini Anda baru saja lulus kuliah dan belum bekerja, dengan kata lain masih menjadi tanggungan orangtua, tetaplah biasakan diri untuk mengelola keuangan dengan baik. Semakin dini Anda mengenal perencanaan dan pengelolaan keuangan yang baik, semakin mudah untuk menata keuangan di masa depan. Dengan begitu Anda secara otomatis mampu memenuhi kebutuhan sendiri tanpa perlu membebani orangtua. Bahkan ke depannya Anda bisa membiayai kehidupan orangtua.

 

Orangtua Juga Memiliki Kebutuhan Pribadi

Setiap orang memiliki kebutuhan pribadi yang dirasa wajib dipenuhi. Terutama bagi para milenial yang terbiasa segala kebutuhannya dipenuhi oleh orangtua. Tetapi Anda juga harus ingat bahwa orangtua pun memiliki kebutuhan pribadinya masing-masing yang harus dipenuhi. Terutama ketika kebutuhan itu menyangkut dana pensiun. Jangan sampai keinginan Anda yang sebenarnya tidak diperlukan justru memberatkan orangtua dan sampai mengganggu persiapan dana pensiunnya.

 

Menurut Anda, bagaimana cara lain agar Anda tidak merusak dana pensiun orangtua? Berikan jawaban dan pengalaman Anda pada kolom di bawah ini, terima kasih.

 

Sumber Referensi:

  • Elizabeth O’Brien. 10 Februari 2017. Another Way Millennials Are Ruining Their Parents’ Retirement. Time.com – https://goo.gl/evytPH

 

Sumber Gambar:

  • Asian Student – https://goo.gl/xUKSla
  • Young Entrepreneur – https://goo.gl/wMgxrW

 

Download E-Book Perencanaan Keuangan untuk Umur 20 an (GRATIS)

Ebook Perencanaan Keuangan untuk Usia 20 an Perencana Keuangan Independen Finansialku

Â