Dengan market cap yang mencapai 260 triliun, simak pembahasan kinerja dan prospek bisnis PT Astra International Tbk. (ASII) ke depannya berikut.

 

Analisis Fundamental

Setelah melewati 30 tahunnya sejak IPO di pasar saham Indonesia, sebagai produsen otomotif dan segmen bisnis yang luas, Market Cap ASII mencapai Rp 260 triliun, menjadikan Astra memiliki bobot 73% dari Sektor Aneka industri, yang artinya Astra berpengaruh signifikan dalam sektor ini.

Potensi pertumbuhan perekonomian Indonesia dengan populasi yang besar, khususnya pertumbuhan kalangan kelas menengah, menjadi kunci bagi prospek pertumbuhan sektor otomotif yang menjanjikan ke depan.

Pembangunan infrastruktur di tanah air juga menjadi stimulus munculnya sentra-sentra perekonomian di berbagai daerah, yang semakin memacu konektivitas dan mobilitas pergerakan masyarakat dan barang dengan tuntutan kebutuhan moda transportasi yang semakin bervariasi.

Selain itu, tingkat penetrasi kendaraan roda empat di Indonesia masih relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga di kawasan ASEAN.

Sebagai salah satu pemain industri otomotif terdepan, Grup Astra mendukung program elektrifikasi pemerintah, serta menargetkan peluncuran kendaraan listrik di tahun tahun mendatang.

Bisnis roda empat Grup Astra memiliki kapasitas produksi lebih dari 700.000 unit per tahun.

Prospek Diversifikasi Bisnis PT Astra Internasional Tbk (ASII) 02

[Baca Juga: Analisis Saham: Prospek PT Jasa Marga (JSMR), Tarif Tol Jadi Andalan]

 

Sebagai keunggulan strategi produksi untuk melayani kebutuhan pasar domestik dan ekspor Astra juga terus mendukung target pemerintah untuk ekspor non-komoditas.

Segmen bisnis otomotif Grup Astra, baik roda empat maupun roda dua, senantiasa memperkenalkan model-model baru yang dinamis dan menarik untuk memenuhi kebutuhan konsumen nasional.

PT Astra Otoparts Tbk. (AOP), sebagai produsen dan distributor komponen kendaraan bermotor, saat ini juga telah mengekspor sekitar 74 jenis komponen yang terdiri dari baterai, ban, komponen elektrikal, transmisi mesin, hingga komponen lainnya ke 50 negara tujuan ekspor.

Selain itu, di pasar sepeda motor, Grup Astra juga mengekspor sebanyak 221.556 unit CBU motor Honda pada Januari-Oktober 2020. Jumlah ini mencapai 41% dari total ekspor sepeda motor nasional yang mencapai 542.016 unit.

Astra juga mengembangkan sayap bisnis jalan tol, melalui Astra Infrastruktur perusahaan kembali menambah koleksi ruas jalan tol yang sudah beroperasi.

Terbaru, konglomerasi ini mengakuisisi saham Jakarta Marga Jaya, perusahaan milik Pemerintah DKI Jakarta melalui Jakarta Propertindo.

JMJ merupakan pemegang saham konsesi 35% saham PT Marga Lingkar Jakarta (PT MLJ).

Nama yang disebutkan terakhir adalah operator jalan tol lingkar jakarta atau lebih dikenal dengan sebutan JORR W2 Utara dari Kebon Jeruk – Ulujami. Sementara 65% lainnya dimiliki oleh PT Jasa Marga (persero) Tbk. (JSMR).

Ekspor mobil dari Grup Astra yang dikomandoi anggota Indeks LQ45 PT Astra International Tbk. (ASII) sepanjang periode Januari-Oktober 2020 berkontribusi sebesar 6% dari total volume pengapalan kendaraan roda empat secara nasional.

Menyambut era digital yang sejalan dengan target pemerintah yakni Indonesia jadi pemimpin ekonomi terbesar pada 2020, PT Astra International Tbk. juga melebarkan usaha ke bidang digital melalui unit bisnis barunya, PT Astra Digital Internasional.

Astra Digital menyediakan layanan berbasis teknologi melalui berbagai produk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat modern.

Ada empat layanan yang disediakan Astra Digital, yaitu Seva.id, CariParkir, Sejalan, dan Movic, tingkat penggunaan internet dan teknologi saat ini didominasi oleh generasi milenial, yang saat ini menjadi populasi terbesar di dunia, terlebih di Indonesia.

Pengguna internet yang semakin meningkat menguatkan perpindahan ekonomi menuju digital. Gaya hidup saat ini mendorong masyarakat untuk semakin berinteraksi di ekosistem digital.

 

Ebook GRATIS, Panduan BERINVESTASI SAHAM Untuk PEMULA

9 Ebook Panduan Investasi Saham Untuk Pemula

 

Kinerja Keuangan PT Astra Internasional Tbk.

Dari Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan, ASII selama 9 tahun terakhir, di Q3 2020 ASII mencatatkan penurunan tipis atas Aset sebesar 3% dari September 2019 yakni Total Aset Rp 341 triliun yang berasal dari penurunan piutang pembiayaan, persediaan.

Aset ASII

ASII Data: rivankurniawan

 

Dari sisi profitabilitasnya, GPM ASII cenderung stagnan dengan penurunan pendapatan bersih hingga 26,3%, Rp 130 triliun pada Q3 2020 dari realisasi Rp 177 triliun Q3 2019.

Emiten ekspor kendaraan ini secara terurai (Completely Knock Down/CKD) hingga Oktober 2020, tercatat sebanyak 41.026 unit.

Jumlah ini anjlok 89,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang membukukan ekspor 400.822 unit. Total ekspor dari pabrikan Grup Astra, yaitu Daihatsu dan Toyota, mencapai 109.871 unit sepanjang 10 bulan pertama 2020.

GPM ASII

ASII Data: rivankurniawan

 

Untuk kondisi liabilitas ASII berhasil menekan pos pinjaman jangka pendek, utang usaha pihak ketiga, liabilitas pada Q3 2020 berada pada Rp 146 triliun.

Beban pokok pendapatan perseroan turun lebih besar 27,66% secara year on year (yoy) pada Q3 2020.

Jumlah yang dikeluarkan menyusut dari Rp 139,67 triliun menjadi Rp 101,04 triliun per 30 September 2020.

Dari pos beban penjualan, jumlah yang dikeluarkan oleh produsen otomotif itu naik 17,51% dari Rp 7,21 triliun per 30 September 2019 menjadi Rp 8,48 triliun pada Q3 2020.

Beban umum dan administrasi turun 4,46% secara tahunan menjadi Rp 10,11 triliun per 30 September 2020.

Liabilitas ASII

ASII Data: rivankurniawan

 

Dari pos Ekuitas mengalami peningkatan tipis menjadi Rp 195 Triliun.

Ekuitas ASII

ASII Data: rivankurniawan

 

Untuk melihat apakah saham ini tergolong mahal/murah, kita bisa melihat valuasi Price Book Value (PBV) nya yang ada di 1,4x, ASII saat ini sudah dihargai overvalued. Namun masih cukup wajar untuk sektornya.

Untuk Price Earning Ratio ASII ada di 9,7x yang menandakan ASII cukup wajar. Recovery dari segmen otomotif akan membantu saham ini semakin menarik lagi.

Saat ini ASII diperdagangkan di harga yang cukup undervalued jika melihat analisa teknikal

PBV n PER ASII

ASII Data: rivankurniawan

 

Untuk Return on Equity ASII pada 2020 ada di 15% dan ASII di Q3-2020, membukukan penurunan membukukan penurunan laba bersih 11,53% secara tahunan per 30 September 2020.

Di lain sisi penjualan mobil di bawah Grup Astra mencapai 25.799 unit pada September 2020. Realisasi itu naik 53,81% dibandingkan dengan 16.773 unit pada bulan sebelumnya.

Data menunjukkan realisasi penjualan kendaraan roda empat Grup Astra terus merangkak naik sejak Juni 2020 – September 2020 atau bangkit dari level terendah 1.102 unit pada Mei 2020.

Namun, realisasi penjualan kendaraan roda empat Grup Astra belum kembali ke level sebelum pandemi Covid-19.

Penjualan tertinggi tahun ini sebanyak 45.931 unit terjadi pada Maret 2020. ASII juga mencatatkan keuntungan dari penjualan investasi di PT Bank Permata Tbk. (BNLI) senilai Rp 5,88 triliun.

Penyebab utama penurunan laba bersih yakni penurunan kinerja divisi otomotif, alat berat dan pertambangan, dan jasa keuangan yang disebabkan oleh dampak pandemi Covid-19 serta penerapan langkah penanggungan.

Penurunan harga batu bara juga turut menekan kinerja.

ROE ASII

ASII Data: rivankurniawan

 

Analisis Teknikal PT Astra Internasional Tbk

Hingga perdagangan market Sesi I – 08 Desember 2020 tren IHSG kembali bullish 0,15%. ASII diperdagangkan pada harga 5675/lembar melemah minus 2,99% terlihat aksi jual yang cukup kuat pada Sesi I perdagangan ASII (08/12).

Pergerakan harga Sejak Mei hingga November terlihat bullish walau ada titik terendah di beberapa bulan, sell emiten komoditas dan siklikal dan sentimen positif terhadap harga nikel dunia.

Penguatan IHSG dan saham dari industri komoditas termasuk ASII mengantarkannya dari harga 3200/lembar (Maret) ke harga 5900/lembar (November).

Teknikal ASII

 

Jika melihat rentang daily, Indikator MACD berada di atas garis nol dengan sinyal buy dan sell yang menguat sejak Oktober 2020, ada kemungkinan bullish bisa terjadi lagi jika pasar masih berharap ASII untuk window dressing dan prospek masa depan terhadap harga CPO dan komoditas dari Astra.

Pola candle yang terbentuk memberi sinyal akan terjadi bullish berkelanjutan.

Indikator Stochastic menggunakan kerangka waktu daily terlihat sinyal overbought momentum, Astra saat ini berada diatas Moving Average.

Untuk indikator EMA (20), EMA (50) dan EMA (100) membentuk pola bullish. ASII sudah menembus harga 5600.

Jika menembus resistance-nya terdekatnya di harga 6300, ini bisa jadi tempat untuk take profit, jika naik bisa saja 3 bulan kedepan tidak melesat terlalu tinggi karena menunggu kepastian akan segmen otomotif walau CPO dan komoditasnya bisa saja mendorong harga lebih tinggi lagi, jika prospek menembus harga 6300 sudah terlihat ada kemungkinan ASII mampu menembus harga terdahulunya di 7000.

Untuk cut loss disarankan jika tidak mampu bertahan di harga tertinggi sebelumnya di 5200.

 

Outlook PT Astra Internasional Tbk

Karena kondisi pandemi saat ini, pelemahan ekonomi menyebabkan konsumen cenderung menunda pembelian barang hingga jasa, karena lebih menyukai untuk menabung dan menyiapkan dana darurat.

Terbukti dari data Pertumbuhan Kredit dan DPK di perbankan yang meningkat.

Kondisi konsumsi masyarakat akan mempengaruhi sektor ini, tercermin pada Q3 2020 pola pertumbuhan konsumsi masyarakat mulai recovery karena kepanikan akan pandemi cukup menurun dan kepastian akan vaksin semakin terlihat, terlebih setelah vaksin dilaporkan telah dipesan dan tiba di Indonesia pada Desember 2020 ini.

Walau tidak akan langsung di distribusikan, namun sentimen positif ini sudah membuat pasar saham kembali percaya diri.

Astra Internasional memiliki diversifikasi usaha yang beragam sehingga bisa mengontrol kinerjanya walau di tengah pandemi ini.

Di lain sisi, segmen otomotif tertekan, namun segmen CPO dan komoditas Astra bisa mencetak kinerja cukup baik di tahun ini.

Diversifikasi bisnis yang cukup besar ini, diantaranya otomotif, batu bara, Emas, CPO, perbankan hingga berinvestasi di GOJEK membuat kinerja Astra stagnan.

Prospek Diversifikasi Bisnis PT Astra Internasional Tbk (ASII) 03

[Baca Juga: Bukan Hanya Astra, Ini Dia Emiten Sektor Otomotif Lainnya]

 

Kondisi bisnis pada tahun ini diliputi sejumlah tantangan. Daya beli yang belum membaik menjadi salah satu faktornya, ketidakpastian makroekonomi global dan geopolitik dunia masih tinggi juga mempengaruhi kinerja dari Astra.

ASII yang memiliki unit usaha lainnya seperti penjualan otomotif dan alat berat mencatatkan hasil yang lebih baik atau minimal stagnan dibandingkan dengan tahun lalu.

PT Astra International Tbk. memiliki sejumlah target jangka panjang di bisnis jalan tol mulai dari pengembangan aset hingga layanan pengelolaan tempat istirahat.

Dilansir bisnis.com, Head of Corporate Communications Astra International, Boy Kelana Soebroto, mengungkapkan target jangka panjang perseroan adalah memperkuat pengembangan aset strategis.

Selain itu, emiten berkode saham ASII itu ingin mencapai keunggulan operasi dan layanan di semua portofolio yang sudah ada. Boy mengatakan juga ingin menjadi mitra pilihan di industri jalan tol.

Untuk mewujudkannya, ASII dapat menjadi pusat keunggulan di industri jalan tol nasional melalui berbagai inovasi di bidang engineering, layanan operasi, dan pemeliharaan jalan tol.

 

Kesimpulan

Harapan pemulihan penjualan PT Astra Internasional Tbk. (ASII) hingga tahun depan sepertinya terlihat masih ada sinyal positif jika segmen otomotif sudah kembali membaik.

Emiten masih memiliki tantangan jika menyangkut bisnis yang berhubungan dengan konsumsi masyarakat, namun emiten ini memiliki kinerja yang baik sebelum adanya pandemi Covid19.

Maka setelah pandemi reda, emiten ini bisa diprediksi akan kembali berkinerja cemerlang, di samping tantangan yang besar ada peluang yang masih terbuka untuk ASII.

Peluang bisnis ASII bisa akan semakin menarik jika dimasa depan terkait mobil listrik.

Jika Astra bisa menawarkan mobil listrik yang bisa bersaing harganya dibanding produsen lain, di 5-10 tahun kedepan maka ini akan menjadi peluang ASII berinovasi sesuai dengan permintaan market global dan nasional.

Perseroan bisa meluncurkan produk-produk baru yang sesuai dengan tren pasar seperti model hybrid baru-baru ini.

 

Disclaimer on: Penyebutan nama saham tidak bermaksud memberikan opsi buy/sell atau pun rekomendasi untuk saham tertentu. Artikel menunjukkan fakta dan analisa dari penulis berdasarkan laporan keuangan dan diambil dari sumber dianggap terpercaya. Data dapat berubah tergantung kondisi. Seluruh tulisan dan tanggapan adalah opini pribadi.

 

Itulah analisa saham ASII dan prospeknya ke depan yang bisa membantu pertimbangan investasi Anda. Punya pertanyaan? Anda bisa tanyakan dalam kolom komentar.

Anda juga bisa bergabung dalam grup komunitas belajar saham Finansialku untuk info terbaru dan diskusi mengenai saham dengan praktisi dan pakarnya.

 

 

Sumber Referensi:

  • Aplikasi IPOTGO
  • Annual Report PT Astra Internasional (ASII) (www.idx.co.id)
  • Bisnis.com

 

Sumber Gambar:

  • Aplikasi ChartNexus
  • Consolidated Financial Statements PT Astra Internasional (ASII), September 2020
  • https://bit.ly/2JAxuGf
  • https://bit.ly/37O6yLf
  • https://bit.ly/3mW33IU