Menjadi perusahaan perfilman pertama yang melantai di bursa saham, bagaimana kinerja dan prospek PT MD Pictures Tbk. (FILM) di tengah pandemic?

 

Analisis Fundamental PT MD Pictures Tbk. (FILM)

Perlambatan ekonomi global yang terjadi pada tahun 2019 semakin kuat terjadi pada tahun 2020 akibat Pandemi virus Covid19. Kegiatan ekonomi yang melambat tercermin dari aktivitas konsumsi dan perekonomian masyarakat yang melambat.

Terhambatnya berbagai kegiatan masyarakat mulai dari WFO hingga produksi tak terkecuali produksi film dan industri hiburan.

Industri perfilman menjadi industri yang sangat terdampak. Adanya keterbatasan ruang gerak yang menghambat berbagai aktivitas syuting dan produksi, industri ini dituntut untuk bisa kreatif dan inovatif ditengah masa pandemi.

Media yang sudah beralih ke dunia digital dan hadir ditengah masyarakat dengan berbagai konten yang bisa menyesuaikan keadaan selama pandemilah yang bisa bertahan.

Akses online yang disediakanlah yang dibutuhkan masyarakat saat ini. Perusahaan dalam industri hiburan harus mampu beradaptasi dengan mengembangkan sektor digital.

Hal ini dilakukan dengan meluncurkan konten-konten baru langsung ke platform over the top (OTT) milik sendiri dan mitra perusahaan.

Prospek PT MD Pictures Tbk. (FILM) Dalam Industri Hiburan 02

[Baca Juga: Prospek Industri Properti: PT Ciputra Development Tbk. (CTRA)]

 

PT MD Pictures Tbk. (FILM) yang didirikan pada tanggal 1 Agustus 2002 ini bergerak dalam bidang usaha studio perfilman.

Kegiatan usaha bekerjasama dengan rumah produksi lain, kemudian melakukan kegiatan pemasaran dan penjualan melalui jaringan bioskop, free to air TV, home video dan digital.

Sebagai perusahaan perfilman yang pertama kali melantai di bursa Indonesia, FILM telah memproduksi film-film sukses di antaranya; Danur, Rudy Habibie, Ayat-Ayat Cinta, Surga II dan Surga Yang Tak Dirindukan.

Selama pandemi, series My Lecturer My Husband menjadi salah satu Top di WeTv dan Iflix, MD Pictures juga merilis film-film layar lebar yang tayang secara online di Disney+Hotstar.

Di antaranya film bertema time loop ‘Sabar Ini Ujian’, film horor komedi ‘Pelukis Hantu’, drama yang menyentuh hati ‘Sejuta Sayang Untuknya’, drama petualangan ‘Nona’, drama remaja ‘Di bawah Umur’, dan lain-lain.

Sejak 2020 lalu, WeTV dan Iflix Indonesia berkolaborasi bersama MD Pictures mendukung industri hiburan Indonesia dalam menghasilkan konten yang lebih berkualitas dan menyediakan lebih banyak lapangan kerja untuk industri kreatif bagi para pemain dan kru.

Dengan berkolaborasi dengan partnership maka target sukses akan lebih dicapai di tengah pandemi terlebih sektor konten digital menjadi salah satu motor utama untuk memulihkan kinerja perusahaan ini.

9 Ebook Panduan Investasi Saham Untuk Pemula

 

Kinerja Keuangan

Untuk kinerja keuangan 2020, FILM mencatatkan penurunan pendapatan yang signifikan 51% pada kuartal III/2020 menjadi hanya Rp 84,22 miliar. Dari jumlah tersebut, kontribusi sektor digital terhadap penerimaan adalah sebesar Rp 41,4 miliar.

Sementara itu, penerimaan dari sinema tergerus menjadi Rp 17,3 miliar dari sebelumnya Rp 83,8 miliar pada kuartal III/2019 Akibat penurunan kinerja ini, FILM mencetak rugi bersih sebesar Rp 45,24 miliar.

Penerimaan dari sektor digital juga berpeluang menembus perkiraan awal. Pasalnya, perusahaan dapat kembali menayangkan konten-konten yang sebelumnya telah tayang di bioskop ke platform streamingnya.

Beban usaha berhasil di tekan hingga 12,35% menjadi Rp 57,2 miliar, namun akibat turunnya pendapatan hingga 50% selama pandemi maka perusahaan terpaksa mencetak Rugi bersih hingga Rp 54,1 miliar.

Revenue FILM

FILM Data: RivanKurniawan

 

Aset perseroan mengalami pertumbuhan 5,69% dibandingkan periode akhir tahun menjadi Rp 1,3 triliun. Kas dan setara kas mengalami penurunan 34,39% secara tahunan menjadi Rp 116 miliar.

Aset FILM

FILM Data: RivanKurniawan

 

Total liabilitas per September 2020 sejumlah Rp 14,48 miliar, berhasil ditekan % dari akhir tahun 2019. Liabilitas jangka panjang Rp 4,5 miliar dan liabilitas jangka pendek Rp 9,9 miliar dengan total ekuitas mengalami penurunan menjadi Rp 1,34 triliun.

Tingkat DER FILM ada pada 0,01x atau hanya 1% yang mengindikasi utang FILM sangat aman ditandai dengan jumlah kas dan setara kas yang melebihi hutang jangka pendek perseroan.

Liabilitas FILM

FILM Data: RivanKurniawan

 

Saat ini saham dihargai overvalued dengan valuasi Price Book Value (PBV)-nya yang ada di 2,60x, Price to Earning Ratio FILM ada di minus 58,09x. Sedangkan Return on Equity FILM pada 2020 minus 4,46% dan mencetak Rugi bersih.

ROE FILM

FILM Data: RivanKurniawan

 

Analisis Teknikal PT MD Pictures Tbk. (FILM)

Hingga penutupan market sesi I Senin, 02 Februari 2021 tren IHSG mengalami koreksi selama seminggu lalu, hari ini dilanjutkan koreksi tipis di tengah fluktuasi pasar dan skeptisme FILM malah meneruskan penguatan hingga menjadi salah satu Top gainers dengan penguatan hingga 13,04% pada minggu lalu namun mengalami Koreksi hari ini hingga minus 6,7% ke harga 324.

Teknikal FILM

 

Jika melihat histori pergerakan saham FILM selama ytd masih terkoreksi 91,6%, selama 3 bulan terakhir bullish 82,9%. Selama seminggu ini harga FILM mengalami penguatan hingga 4%.

Dari signal MACD yang mulai berada di atas garis nol dengan sinyal buy yang kuat di perdagangan minggu ini, ada kemungkinan koreksi harga sebelum kembali meneruskan tren bullish, koreksi sementara seiring dengan sentimen vaksin yang akan membuat pasar saham pada 2021 diperkirakan baru bergerak ke tahapan skeptisme.

Indikator Stochastic menggunakan kerangka waktu daily terlihat sinyal buy, FILM saat ini berada dibawah Moving Average.

Untuk indikator EMA (20), EMA (50) dan EMA (100) membentuk pola bullish selama 3 bulan terakhir. FILM mengalami bullish sejak May 2020, yang membuka peluang kenaikan harga saham hingga harga tertingginya 340.

FILM saat ini menguji support di pada 2019 di 400, jika pasar masih optimis terhadap emiten sektor digital di minggu depan maka prediksi IHSG yang akan berlanjut ke level 5700 dengan FILM meneruskan bullish ke level 450, Jika berbalik arah maka ada kesempatan stoploss di 285.

 

Outlook PT MD Pictures Tbk. (FILM)

Pencegahan penularan virus corona membuat ruang gerak masyarakat untuk berkumpul jadi dibatasi. Bioskop dan insan perfilman ikut terdampak. Terpaksa harus menghentikan kegiatan operasional dan produksi film.

Penulisan naskah masih berjalan, pre-production masih berjalan. Produksi saja yang terhenti, karena ada pembatasan sosial FILM masih akan memperhatikan pasar digital ke depannya untuk mendapatkan pembiayaan.

Dilansir dari hasil sensus penduduk 2020, jumlah penduduk Indonesia per SP2020 270,20 juta jiwa, dengan persen jumlah terbesar didominasi kalangan Gen Z 27,94% yakni mereka yang berada pada rentang usia 8-23 tahun.

Di posisi kedua 25,87% milenial dengan rentang umur 24-39 tahun (Berita resmi Statistik No. 07/01/Th. XXIV,21 Jan 2021).

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, digital dan terdistrupsinya berbagai lini kehidupan manusia di dunia ini, setiap industri harus berani dan siap mendistrupsi dirinya sendiri, begitu pula di industri perfilman dan hiburan Indonesia.

Tidak bisa dihindari budaya luar yang sangat mudah masuk di era Digital saat ini, dengan kebebasan akses, setiap GenZ dan Milenial berada pada lalu lintas sosial media dan tidak bisa terlepas dari internet, maka industri perfilman Indonesia harus memutar otak bagaimana memenuhi ekspektasi dua generasi tersebut agar bisa selalu dinikmati.

MD Pictures pada 2020 bisa membuktikan dirinya untuk selalu menjadi terdepan menghasilkan karya berkualitas dan bisa bersaing ditengah industri perfilman, streaming platform seperti Netflix, iflix, Disney+ dan banyak lagi.

03Prospek PT MD Pictures Tbk. (FILM) Dalam Industri Hiburan

[Baca Juga: Prospek Campina (CAMP): Rantai Pasok Dingin Vaksin Covid19]

 

Dengan konsistennya kualitas dan selalu berpegang pada keunikan film Indonesia, cita rasa Indonesia dan alur cerita yang bisa menggugah pemirsa, maka MD Pictures masih memiliki prospek yang cerah ke depannya, terlebih jika tim berisi kaum GenZ dan Milenial yang kreatif dan selalu memiliki ide yang ‘out of the box’. 

Akses bioskop yang sudah mulai dibuka namun memiliki batas kapasitas isi teater.

Jika pandemi sudah mereda nanti, bioskop fisik masih memiliki peluang di hati penikmatnya sendiri karena cita rasa menonton di bioskop yang belum tentu bisa didapat saat streaming online.

MD Pictures juga harus siap berkolaborasi bersama digital platform, serta menghasilkan konten-konten terbaru lainnya.

 

Kesimpulan

Pasar yang fluktuatif selama pandemi mulai membaik sejak akhir 2020 hingga awal 2021 ini. Selama hampir 19 tahun berdiri FILM masih berupaya ekspansif dan menghasilkan karya berkualitas, sehingga optimistis kinerja pada 2021 akan lebih baik daripada 2020.

Meski belum memiliki kepastian seberapa besar peningkatan produksi film tahun ini hingga melihat operasional bioskop yang masih belum memungkinkan untuk berjalan normal, FILM memanfaatkan konten digital serta kolaborasi bersama berbagai platform resmi yang menyediakan layanan streaming film legal.

Keadaan keuangan perusahaan dari sisi kas dan utang jangka pendek dalam kondisi baik. Penjualan yang menurun wajar di masa pandemi, beban yang harus ditanggung selama pandemi membuat Laba perseroan harus terkoreksi hingga mencetak Rugi bersih dan ROE yang tipis.

Mungkin saham emiten ini kurang menarik untuk Anda yang menyukai saham lebih agresif. Namun prospek perfilman Indonesia ke depannya sangat baik, MD Pictures memiliki tujuan untuk membuat industri perfilman Indonesia lebih berkualitas dan terdepan menghasilkan karya luar biasa.

Proyeksi tahun ini ekonomi yang akan tumbuh namun juga cukup terbatas, koreksi IHSG dan beberapa saham bisa terjadi, secara long-term masih ada peluang untuk bertumbuh, saat ini Rugi bersih yang tercatat memang tidak baik.

Namun dari kualitas kinerja perseroan, FILM selalu berekspansi dan bekerja sama dengan berbagai pihak yang menjanjikan di era digital ini, tercapainya target perusahaan menjadi suatu alasan bagi pihak investor untuk melakukan investasi karena semakin tinggi laba perusahaan, maka semakin tinggi tingkat pengembalian.

 

Disclaimer: Penyebutan nama saham tidak bermaksud memberikan opsi buy/sell atau pun rekomendasi untuk saham tertentu. Artikel menunjukkan fakta dan analisa dari penulis berdasarkan laporan keuangan dan diambil dari sumber dianggap terpercaya. Data dapat berubah tergantung kondisi. Seluruh tulisan dan tanggapan adalah opini pribadi.

 

Itulah analisis saham FILM dan prospeknya ke depan yang bisa membantu pertimbangan investasi Anda. Punya pertanyaan? Anda bisa tanyakan dalam kolom komentar.

Anda juga bisa bergabung dalam grup komunitas belajar saham Finansialku untuk info terbaru dan diskusi mengenai saham dengan praktisi dan pakarnya.

 

 

Sumber Referensi:

  • Aplikasi IPOTGO
  • Annual Report PT MD Pictures Tbk (www.idx.co.id)
  • Bisnis.com
  • Kontan.co.id

 

Sumber Gambar:

  • Aplikasi ChartNexus
  • Consolidated Financial Statements FILM, Sept 2020
  • https://bit.ly/3ti675I
  • https://bit.ly/3rexQ5g
  • https://bit.ly/3tk2ig7