Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) meramal Indonesia akan mengalami resesi ekonomi di 2020.

Lantas, bagaimana strategi investasinya? Simak ulasan selengkapnya berikut ini.

 

Ekonomi akan Melambat

Asosiasi pengusaha Indonesia mengadakan Konferensi Pers Outlook Perekonomian Apindo di Jakarta pada Selasa (10/12/2019).

Konferensi ini membahas prediksi pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 mendatang juga tantangan-tantangan yang akan dihadapi para pelaku ekonomi setahun kedepan.

“Pertumbuhan ekonomi global mengalami penurunan. Semua proyeksi menunjukkan adanya penurunan,” kata Wakil Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdani pada konferensi pers Outlook Perekonomian Apindo di Jakarta, Selasa (10/12/2019).

 

Apindo meramal pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan terlalu jauh ketimbang tahun ini, hanya berkisar antara 4,8 persen hingga 5,1 persen.

Angka tersebut masih dapat dipengaruhi oleh tantangan eksternal yang mungkin terjadi di masa depan.

Salah satunya, perang dagang antara Cina dan AS juga gejolak politik di sejumlah kawasan.

Mengkhawatirkan! Resesi Italia dan Jepang. Inilah Dampak bagi Indonesia Ke Depannya! 01 - Finansialku

[Baca Juga: Definisi Diskonto Adalah]

 

Apindo berpendapat, pemerintah harus mampu menerapkan Omnibus Law secara efektif untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi di era resesi.

Omnibus Law adalah suatu undang-undang yang sengaja dibuat untuk menyelesaikan isu besar dengan cara mencabut atau mengubah beberapa undang-undang agar lebih sederhana.

Penerapan Omnibus Law diharapkan menggenjot investasi baik lokal maupun daerah.

Investasi baru bisa mendorong penciptaan lapangan kerja baru dan mendongkrak daya beli masyarakat.

Ketua Bidang Industri dan Manufaktur Apindo, Johnny Darmawan, menjelaskan penyebab sulitnya investasi asing masuk ke Indonesia dipengaruhi juga oleh faktor pengusaha yang kurang memiliki daya saing untuk meningkatkan produksi ekspor.

Karena itu dibutuhkan percepatan realisasi Free Trade Agreement (FTA) demi membuka akses pasar Indonesia.

Membuka kerjasama Indonesia dengan ekonomi global diperlukan agar produk hasil sektor manufaktur Indonesia dapat bersaing dengan baik di dunia internasional.

 

Harus Bersinergi dengan Sektor Lain

Wakil ketua umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menjelaskan dibutuhkan sinergi dari banyak sektor lain untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, misalnya  konsistensi penerapan rencana umum energi.

Pemerintah dapat memberikan insentif bagi industri yang menghasilkan energi baru dan terbarukan.

Perbaikan regulasi dan birokrasi di bidang energi diharapkan mampu menciptakan iklim investasi yang menarik.

Saham Defensif di Saat Resesi Ekonomi Global 02 - Finansialku

[Baca juga: Definisi Invoice Adalah]

 

Dari sektor perpajakan, Apindo berharap pemerintah tahun depan bisa menurunkan besaran tarif PPh untuk menciptakan competitive tax rate.

Reformasi regulasi perpajakan dan perizinan akan mendorong kolaborasi retail konvensional dengan retail digital.

Ketua umum Apindo, Hariyadi Sukamdani, berpendapat bahwa konsumsi rumah tangga memiliki pengaruh sebesar 60 persen terhadap pertumbuhan ekonomi.

“Yang men-drive ekonomi kita adalah konsumsi rumah tangga. Kalau distribusi pendapatan lebih luas, otomatis memberi kontribusi lebih positif bagi perekonomian kita ke depan,” ujarnya.

 

Strategi Investasi Paling Tepat saat Resesi

Perencana keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE), Andi Nugroho, mengatakan bahwa masyarakat harus pandai mencari sumber penghasilan tambahan untuk menghadapi era resesi tahun depan.

Terdapat beberapa pilihan investasi yang tepat dipilih saat resesi datang, yaitu emas, beberapa reksadana seperti pendapatan tetap, pasar uang, dan campuran, serta obligasi, meski instrumen ini sebenarnya akan terpengaruh.

Saat terjadi resesi, para petinggi bank sentral dunia akan melakukan penyesuaian tingkat bunga acuan yang akan menurunkan imbal hasil obligasi.

“Bagi beberapa orang, angka tersebut kurang menarik karena semakin dekat dengan asumsi inflasi pemerintah sebesar 3,5 persen. Tapi, instrumen ini termasuk menguntungkan, pasti, dan aman,” katanya.

 

Instrumen investasi lain yang serupa tingkat keamanannya adalah deposito, meskipun imbal hasilnya di bawah surat utang, dan properti. Namun Andi kurang menyarankan properti karena kurang likuid.

“Tidak ada salahnya bila dana didiversifikasi dengan masuk ke deposito, surat utang, reksa dana, dan lainnya. Bila sudah terlatih mentalnya, baru masuk ke produk yang lebih tinggi risikonya,” jelasnya.

Saham Defensif di Saat Resesi Ekonomi Global 01 - Finansialku

[Baca Juga: Definisi Wesel Adalah]

 

Untuk presentasi, tentunya setiap orang berbeda-beda tergantung tujuan investasi masing masing.

Apabila ingin praktis, Anda dapat menggunakan jasa perencana keuangan yang dapat membantu Anda menentukan produk investasi apa yang tepat dilihat dari tujuan keuangan dan profil investor Anda.

Anda bisa melakukan konsultasi melalui aplikasi Finansialku yang bisa di download melalui Google Play Store.

Yuk lakukan sekarang juga!

 

Gratis Download Ebook Perencanaan Keuangan untuk Usia 30 an

Perencanaan Keuangan Untuk Usia 30 an - Finansialku Mock Up

 

Apa strategi investasi Anda di masa resesi mendatang? Tulis pendapat dan komentar Anda dalam kolom bawah ini. Bagikan artikel ini kepada mereka yang belum mengetahuinya.

 

Sumber Referensi:

  • Ferry Sandi. 11 Desember 2019. Pertumbuhan Ekonomi 2020 Diperkirakan Stagnan. CnbcIndonesia.com – http://bit.ly/2rz3cdN
  • Sylke Febrina Laucereno. 11 Desember 2019. Pengusaha Ramal Ekonomi RI di 2020 Sulit Tumbuh Tinggi. Finance.detik.com – http://bit.ly/2LJ5n5i
  • Yuli Yanna Fauzie. 10 Desember 2019. Cermat Berinvestasi di Masa Resesi. CnbcIndonesia.com – http://bit.ly/345dGyF

 

Sumber Gambar:

  • Resesi – http://bit.ly/2Pb8hSM