Apa bedanya berbohong dan tidak mengatakan yang sebenarnya? Banyak sekali investor profesional yang meminta bantuan bankir untuk mengatur keuangannya. Namun meski mereka membantu Anda dan merupakan bagian penting dalam tim finansial Anda, Anda selalu harus berhati-hati demi kebaikan Anda sendiri. Bankir Anda mungkin tidak berbohong, namun ia mungkin tidak mengatakan yang sebenarnya. Apa bedanya berbohong dan tidak mengatakan yang sebenarnya? Pelajari perbedaannya dan Anda bisa Mencegahnya.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Finansialku Planner

 

Apakah Mereka Berbohong atau Tidak Mengatakan yang Sebenarnya?

Bagi mayoritas individu yang mencoba berinvestasi, mereka belum mempelajari dan memahami seluk beluk investasi secara mendalam dan kerap kali mengatasinya dengan meminta bantuan dari tenaga ahli seperti bankir. Mereka cenderung mengikuti saran dan rekomendasi tim finansialnya daripada bergantung pada pendapat sendiri. Hal ini sesungguhnya sangatlah berisiko. Mengapa demikian?

Nyatanya, banyak bankir yang tidak suka berbohong, namun mereka terkadang tidak mengatakan yang sebenarnya. Melalui artikel berikut ini, Finansialku akan mengajak Anda melihat apa bedanya berbohong dan tidak mengatakan yang sebenarnya? Pelajari perbedaannya dan Anda bisa mencegahnya.

 

Aset Berharga Milik Siapa?

Jika Anda tidak mengetahui cara membaca laporan keuangan, seringkali Anda tidak menyadari bahwa sebuah aset berharga bukanlah milik Anda. Saat bankir mengatakan bahwa rumah Anda adalah sebuah aset, mereka tidak mengatakan yang sebenarnya, yakni rumah tersebut mungkin saja merupakan aset milik bank. Lalu apakah rumah Anda adalah liabilitas?

Apa Bedanya Berbohong dan Tidak Mengatakan yang Sebenarnya Pelajari Perbedaannya agar Anda Bisa Mencegahnya 02 - Finansialku

[Baca Juga: 6 Aturan Dasar Berinvestasi, Ala Ayah Kaya Robert T. Kiyosaki]

 

Untuk mengetahui kenyataannya, Anda perlu melek secara finansial, yaitu mampu melihat keuangan secara menyeluruh, dan melihat gambarannya secara luas. Anda perlu mengetahui apakah hipotek Anda merupakan aset atau liabilitas dan mencegah agar hipotek Anda justru menjadi aset milik bank di mata pihak bank.

Neraca Anda

Aset Liabilitas
  Hipotek

 

Neraca Bank

Aset Liabilitas
 Hipotek Anda  

 

Anda tentu tahu bahwa sebuah neraca seharusnya berimbang. Namun tampak jelas bahwa neraca tersebut tidak berimbang, terutama bagi Anda. Dalam akuntansi, Anda nyatanya memperlihatkan nilai rumah Anda sebagai aset dan hipoteknya sebagai liabilitas dimana nilai rumah Anda berfluktuasi sesuai kondisi pasar sementara hipotek Anda merupakan liabilitas definitif yang tidak dipengaruhi pasar. Namun bagi individu pada kuadran B (pemilik bisnis) dan I (penanam modal), nilai rumah Anda bukanlah aset karena tidak menghasilkan arus kas positif.

 

Pelunasan Belum Tentu Menjadi Jalan Keluar

Melihat kasus di atas, banyak yang bertanya-tanya apa yang harus dilakukan untuk mengubah hipotek menjadi aset milik Anda dan bukan milik bank. Kerap kali solusi yang muncul adalah anggapan bahwa melunasi rumah tersebut dapat menjadikannya aset milik Anda, namun kenyataannya dalam kasus umum, rumah Anda akan tetap menjadi liabilitas. Mengapa demikian?

Jawaban pertama yang menjadi alasannya adalah biaya perawatan. Rumah yang walaupun sudah menjadi milik Anda akan membutuhkan biaya operasi atau perawatan. Dan dalam mayoritas kasus, Anda akan memperbaikinya dengan uang yang sudah terkena pajak. Dalam kasus ini, rumah Anda yang sudah dilunasi tetap menjadi liabilitas karena tidak menghasilkan arus kas yang positif.

Jembatan Menuju Kebebasan Finansial Berpindah dari Sisi Kiri ke Sisi Kanan Kuadran 02 - Finansialku

[Baca Juga: Jembatan Menuju Kebebasan Finansial: Berpindah dari Sisi Kiri ke Sisi Kanan Kuadran]

 

Alasan kedua dan yang paling utama adalah karena rumah Anda masih belum sepenuhnya milik Anda walau Anda telah melunasinya. Hal ini disebabkan oleh adanya pajak properti yang tetap menghantui Anda walaupun jika rumah telah menjadi milik Anda sepenuhnya.

Karena itu muncul sertifikat tax-lien, yaitu satu alternatif cara untuk menerima setidaknya 16% bunga atas uang Anda. Jika Anda tidak membayar pajak, maka pemerintah akan mengenakan bunga atas pajak yang tidak terbayar hingga 50%. Lalu bagaimana jika Anda meminta bantuan orang lain untuk membayar pajak properti tersebut? Maka ada kemungkinan Anda akan berutang sejumlah pajak dan bunganya kepada orang tersebut, dan jika tidak mampu melunasinya, maka orang tersebut berhak memiliki rumah Anda dengan nilai sejumlah yang dibayarkannya untuk pajak properti Anda.

 

Apa yang Sebenarnya Diungkapkan oleh Bankir Anda?

Seperti telah disebutkan pada artikel berjudul “Uang Tidak Dapat Dilihat dengan Menggunakan Mata, Latihlah Pikiran Anda dari Sekarang agar Dapat Melihat Uang”, Anda harus melihat uang dengan menggunakan pikiran dan melatihnya agar mampu memahami definisi riil kata-kata dan sistem angka. Sebagai contoh, hipotek berasal dari kata Prancis yaitu mortgage yang memiliki definisi riil “perjanjian seumur hidup”. Anda kini perlu mempelajari definisi real estate dan derivatif. Definisi sederhana dari derivatif adalah “sesuatu yang berasal dari sesuatu yang lain”. Salah satu contohnya adalah jus apel merupakan derivatif dari apel.

Apa itu Investasi Dana Investasi Real Estate (DIRE) - Perencana Keuangan Independen Finansialku

[Baca Juga: Kunci Sukses Investasi Real Estate menurut Kiyosaki]

 

Lalu apa yang dimaksud dengan real estate? Real sendiri diambil dari bahasa spanyol yang bermakna “royal” atau “kerajaan”, sehingga real estate dapat diartikan sebagai properti kerajaan. Dahulu, akibat adanya undang-undang pembaruan tanah, para raja menyadari bahwa mereka perlu memberi izin kepemilikan tanah bagi para petani, dan oleh karena itu diciptakanlah derivatif berupa pajak atas kepemilikan tanah dan hipotek sebagai cara agar mereka mampu membiayai tanah mereka. Dengan demikian pajak dan hipotek merupakan derivatif dari tanah.

Cerita singkat tadi akan menjadi kunci untuk menjawab pertanyaan Anda: apa yang sebenarnya bankir saya sembunyikan dari saya sehingga tidak berani mengatakan yang sebenarnya? Jawabannya adalah bankir Anda tidak pernah menyebut bahwa rumah Anda adalah hipotek yang merupakan derivatif tanah, namun mereka mengatakan bahwa hipotek Anda dijamin oleh tanah. Mungkin artinya serupa namun kata-katanya jauh berbeda.

Hingga kini properti masih kerap kali disebut real estate, karena tidak peduli seberapa banyak Anda membayar untuk memilikinya, nyatanya tanah itu tidak akan pernah menjadi milik Anda 100%, namun tetap dimiliki kaum royal atau kaum kerajaan yang akan diwakili oleh pihak bank. Anda tentunya sudah mulai terbuka pikirannya hanya dari memahami definisi sebenarnya dari kata-kata bankir Anda. Lalu bagaimana jika Anda melanjutkan proses belajar ke tahap yang lebih rumit, yakni sistem angka.

hati-hati-investasi-properti-yang-baru-dibangun-atau-cuma-jual-brosur-finansialku

[Baca Juga: Prinsip 4D dari Brian Tracy Tentang Kebebasan Keuangan]

 

Sebagai contoh, jika bankir Anda mengatakan bahwa Anda membeli rumah dengan kredit yang dikenakan suku bunga 8% per tahun, apakah benar sesungguhnya Anda hanya mengeluarkan 8%? Kenyataan pahit yang lagi-lagi harus Anda terima adalah bahwa pernyataan itu tidaklah benar. Jika dimisalkan Anda membeli sebuah rumah dengan harga Rp1 miliar, dengan down payment yang Anda bayarkan adalah Rp200 juta dan sisanya merupakan pinjaman ke pihak bank dengan bunga 8% dan masa tenor 30 tahun.

Dalam waktu 5 tahun Anda akan membayar Rp352,2 juta dimana Rp312,76 juta merupakan bunga dan sisanya adalah pokok utang. Jika dilanjutkan hingga 30 tahun lamanya, Anda akan membayar sebanyak Rp2.113.230.000 dengan bunga total Rp1.313.230.000. Perlu diingat uang sebanyak itu belum termasuk pajak properti dan asuransi pinjaman.

Mengapa Memilih Aman Keuangan Jika Bisa Menjadi Bebas Keuangan 01 - Finansialku

[Baca Juga: Mengapa Memilih Aman Keuangan Jika Bisa Menjadi Bebas Keuangan?]

 

Apakah Anda sudah sadar bahwa Rp1.313.230.000 jauh lebih besar daripada 8%? Mungkin diestimasikan malah hampir mencapai 160% bunga jika dihitung selama 30 tahun. Lagi-lagi bankir tidak berbohong, mereka hanya tidak mengatakan yang sebenarnya. Anda perlu memahami sistem angka untuk mengetahui maksud riil dari setiap kata-kata dan angka yang diungkapkan oleh pihak bank. Jangan sampai hanya pihak bank dan bankir yang memperhitungkan dan mempelajari seluruh investasi Anda, namun Anda juga perlu memahami seluruh kenyataan di balik kata-kata manis mereka.

 

Mereka Tidak Mengkhawatirkan Masa Depan Finansial Anda

Melalui penjelasan tersebut, lagi-lagi pikiran Anda menjadi kunci dari investasi. Sah-sah saja jika Anda ingin menggunakan jasa bankir dalam berinvestasi, namun ingatlah bahwa walaupun mereka tidak berbohong, mereka belum tentu mengatakan yang sebenarnya dan yang seharusnya Anda ketahui. Mereka tidak pernah memikirkan masa depan finansial Anda karena Andalah yang memiliki kontrol penuh atas masa depan finansial Anda sendiri.

 

Apakah Anda memiliki pertanyaan mengenai perkataan bankir Anda yang lainnya? Tinggalkan komentar Anda di bawah. Jika ada pertanyaan, silakan ajukan pertanyaan Anda pada kolom di bawah ini. Perencana Keuangan kami siap membantu Anda, terima kasih.

 

Sumber Referensi:

  • Robert T. Kiyosaki. 2001. The Cashflow Quadrant (Panduan Ayah Kaya Menuju Kebebasan Finansial).

 

Sumber Gambar:

  • Berbohong – https://goo.gl/dGlzdz
  • Berbisik – https://goo.gl/tkLLjs

 

Download Ebook Investasi Reksa Dana untuk Pemula

Download Panduan Berinvestasi Reksa Dana untuk Pemula Finansialku.com