Satu pertanyaan yang kerap ditanyakan saat sudah bekerja adalah ‘kapan waktu yang tepat untuk beli rumah?’ Jangan terburu-buru, baca ini dulu sebelumnya.

 

Pentingnya Kesehatan Keuangan Pribadi

Membeli rumah baik dengan cara pembiayaan bank yaitu KPR maupun membeli secara tunai bukan hal sederhana yang mudah untuk dilakukan.

Kecuali Sobat Finansialku terlahir sebagai anak sultan yang dengan mudah membelanjakan uang, tentu memutuskan untuk membeli rumah adalah salah satu keputusan penting yang penuh pertimbangan di dalam hidup.

Bukan hanya karena biaya yang dikeluarkan sangat besar, memiliki rumah juga merupakan komitmen jangka panjang.

Cek Keuangan Pribadi Untuk Kesiapan Beli Rumah, Siapkah_

Ilustrasi beli rumah yang membutuhkan uang dan waktu. Sumber: Envato

 

Saat memutuskan membeli, maka kita akan dibebani biaya akad jual beli, BPHTB, serta biaya notaris, provisi dan administrasi bank jika memilih menggunakan pembiayaan bank atau KPR.

Belum lagi setelahnya akan ada cicilan bulanan untuk KPR serta biaya perawatan rumah dan iuran lingkungan rumah yang akan masuk ke dalam beban anggaran keuangan kita setelah memiliki rumah.

Karena itu diperlukan keuangan yang sehat sebelum akhirnya Sobat Finansialku memutuskan untuk membeli rumah.

Lalu bagaimana mengetahui kesehatan keuangan? Apakah akan menunjukan gejala, seperti yang tampak pada kesehatan tubuh?

 

Mirip-mirip dengan kesehatan tubuh kita, kesehatan keuangan juga harus dicek secara rutin. Jika pada kesehatan tubuh dilakukan medical check-up dengan serangkaian tes kesehatan.

Cara sederhana yang bisa dilakukan untuk mengetahui kesehatan keuangan salah satunya adalah memastikan agar pengeluaran kita tidak lebih dari pendapatan.

Jika Sobat Finansialku memiliki pendapatan yang lebih besar dari pengeluaran, itu merupakan satu awal yang baik. Namun belum tentu kondisi saat ini sudah sehat hanya dengan melihat satu poin saja. 

Belum tentu bisa membayar cicilan atau memenuhi kebutuhan setiap bulannya bisa menggambarkan kondisi kesehatan keuangan secara keseluruhan.

Terdapat beberapa rasio lain yang umum digunakan oleh Certified Financial Planner dalam memastikan apakah keuangan seseorang dalam kondisi sehat atau tidak.

Untuk mengetahui secara komprehensif Sobat Finansialku bisa melakukan pengecekan melalui aplikasi Finansialku dan berkonsultasi dengan perencana keuangan Finansialku.

 

Dengan demikian, Sobat Finansialku bisa mendapatkan gambaran apakah kondisi keuangan sudah dalam kondisi yang sehat dan siap untuk mengambil keputusan besar menyangkut keuangan, salah satunya yaitu membeli rumah.

 

Manfaat Melakukan Pengecekan Kesehatan Keuangan 

Sama dengan melakukan pengecekan kesehatan tubuh agar kita mengetahui lebih dini kalau ada penyakit atau gejala kesehatan tubuh yang terganggu, dengan melakukan pengecekan kesehatan keuangan, Sobat Finansialku bisa mendapatkan manfaat seperti:

 

Pos Pengeluaran Terpantau

Sering bingung kemana uang kamu pergi? Perasaan baru gajian, kok cek rekening sudah menipis.

Dengan melakukan pengecekan keuangan maka bisa membantu Sobat Finansialku dalam memantau pos pengeluaran.

Sehingga penghasilan yang diperoleh tidak menguap begitu saja setiap bulannya. Tapi jelas kemana arus keluar uang selama ini, apakah termasuk ke dalam kebutuhan primer atau justru besar di pos pengeluaran hiburan.

 

Kontrol Pengeluaran

Setelah melakukan pengecekan pengeluaran maka kita bisa memantau pengeluaran kita selama ini.

Alokasi uang menjadi lebih cermat dan terencana membantu kita dalam melakukan kontrol terhadap pengeluaran yang dirasa kurang penting atau bisa dihemat.

Bukan hanya mencari produk pengganti dengan biaya lebih rendah, tapi juga menghilangkannya.

 

Mampu Mempersiapkan Masa Depan

Dengan menyusun anggaran keuangan yang cermat, Sobat Finansialku bisa membuat persiapan untuk tujuan keuangan di masa depan. Salah satu tujuan keuangan yang ingin dicapai oleh banyak orang adalah rencana membeli rumah.

Salah satu manfaat dari keuangan yang sehat adalah, Sobat Finansialku bisa mewujudkan keinginan membeli rumah.

Bukan hanya mempersiapkan uang muka pembelian atau Down Payment (DP) saja tapi juga memastikan sanggup untuk membayar cicilan bulanan tanpa mengganggu anggaran keuangan.

[Baca Juga: Perencanaan Keuangan Pribadi, Yuk Rencanakan Sendiri!]

 

Yang Harus Diperhatikan Agar Bisa Beli Rumah Pertama

Bisa membeli rumah pertama setelah mendapatkan pekerjaan merupakan impian setiap orang.

Bahkan pada beberapa orang kerap kali mengalami pertanyaan dari keluarga dan tetangga, seperti “Eh, kamu kan udah kerja. Kapan beli rumah?” atau “Katanya udah kerja, kok gak keliatan hasilnya. Beli rumah dong seperti si A tuh udah punya rumah sendiri.”.

Jangan langsung baper atau keburu nafsu datang ke developer dan bayar booking fee pembelian rumah ya. Tenang dulu, sabar dulu. Ingat beli rumah itu tidak sesederhana beli air mineral yang setelah beli habis tinggal buang.

Cek Keuangan Pribadi Untuk Kesiapan Beli Rumah, Siapkah_ 2 (2)

Ilustrasi menuju rumah impian. Sumber: Envato

 

Ada hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum akhirnya Sobat Finansialku memutuskan untuk membeli rumah pertama.

[Baca Juga: 5 Masalah Keuangan Penghambat Fresh Graduate Beli Rumah Pertama]

 

Memastikan Kondisi Keuangan Tetap Aman

Cara paling umum dalam membeli rumah adalah dengan cara mencicil, yaitu dengan menggunakan fasilitas pembiayaan dari bank.

Dengan cara ini membeli rumah bisa lebih ringan karena Sobat Finansialku tidak perlu mengeluarkan uang dalam jumlah besar sekaligus, melainkan mencicil setiap bulannya kepada bank.

Walau demikian, bukan berarti semua orang layak untuk mencicil rumah. Setiap bank atau lembaga pemberi kredit akan menilai kelayakan sebelum memberikan pembiayaan. 

Penilaian ini biasanya akan melihat kemampuan kita dalam membayar pinjaman. Pada beberapa bank, bisa memberikan pinjaman sampai dengan sebesar 50% dari penghasilan bulanan.

Namun idealnya, sebelum mengajukan KPR jumlah cicilan yang dimiliki tidak lebih dari 35% penghasilan bulanan. 

Cicilan yang dimaksud bukan hanya cicilan KPR untuk membeli rumah saja lho Sobat Finansialku, tapi termasuk cicilan lainnya seperti cicilan kartu kredit, cicilan mobil (KKB), dan lainnya.

 

Serupa dengan bank, kita sendiri pun perlu menilai kemampuan kita dalam membeli rumah, oleh sebab itu diperlukan adanya cek kesehatan keuangan atau Financial Check Up seperti yang sudah kita bahas sebelumnya.

Setelah check-up, jangan lupa konsultasikan dengan Financial Planner/Perencana Keuangan untuk bisa dimaksimalkan atau diperbaiki keuangannya.

Sobat Finansialku juga bisa konsultasikan keinginan kalian membeli rumah pada Financial Planner, karena mereka akan bantu kalian mewujudkannya.

Selain melalui aplikasi Finansialku, Sobat Finansialku juga bisa berkonsultasi langsung dengan Financial Planner dengan buat janji melalui whatsapp Finansialku.

 

Menerapkan Budgeting Setiap Bulan

Dengan menerapkan budgeting setiap bulan, maka Sobat Finansialku akan lebih cermat dalam membelanjakan uang dan memantau pengeluaran bulanan.

Memang awalnya mungkin terasa sulit jika belum terbiasa, namun setelah terbiasa akan terasa manfaatnya untuk menjaga kondisi keuangan tetap terjaga sehat.

Sebelum membeli rumah, Sobat Finansialku bisa juga memasukan simulasi pos cicilan KPR sebagai latihan untuk melihat apakah saat ini sudah siap untuk memiliki cicilan.

Walaupun hanya sebagai latihan, tapi Sobat Finansialku bisa memasukkan dananya ke dalam tabungan terpisah yang nantinya bisa digunakan sebagai persiapan uang muka pembelian rumah.

Perlu diingat, saat memutuskan untuk membeli rumah adakah komitmen jangka panjang.

Dengan terbiasa menyisihkan untuk alokasi cicilan maka di saat nanti kita memutuskan membeli rumah, kita sudah siap dan terbiasa dengan pos cicilan tersebut.

[Baca Juga: Sebelum Beli Rumah Impian Minimalis, Ketahui Perhitungan Simulasi KPR]

 

Menerapkan Gaya Hidup Hemat

Supaya tujuan membeli rumah bisa cepat tercapai perlu usaha yang besar, karena dana yang akan dikeluarkan juga tidak sedikit. Bagi Sobat Finansialku yang bekerja, bukan hal yang mudah untuk menambah sumber penghasilan melalui pekerjaan tambahan.

Biasanya karena waktu yang tidak fleksibel dari pekerjaan utama atau belum menemukan pekerjaan tambahan menjadi kendala dalam mewujudkan tujuan menambah pundi penghasilan.

Jangan lantas langsung putus aja, sambil berupaya menambah penghasilan Sobat Finansialku bisa melakukan upaya untuk menerapkan gaya hidup hemat dalam anggaran keuangan bulanan.

Mengurangi pengeluaran yang kurang mendesak dan hanya mengeluarkan uang untuk kebutuhan primer atau yang benar-benar penting saja. Menunda berlibur atau membeli barang branded bukan hal yang salah.

Percayalah pada saat nanti impian membeli rumah bisa tercapai, semua pengorbanan akan terbayar lunas.

 

Selalu Menyisihkan Di Awal Bulan

Kesalahan umum pada saat menjalankan budgeting adalah membelanjakan uang terlebih dahulu baru kemudian menabung atau menyimpan sisanya. Dengan cara tersebut, yang sering terjadi adalah tidak ada uang yang tersisa.

Karena kebutuhan tidak ada habisnya, uang sudah dibelanjakan baru di akhir bulan kita menyadari kalau tidak ada yang tersisa untuk ditabung atau masuk ke akun investasi.

Jika terus terjadi maka jarak untuk mencapai impian membeli rumah akan makin terasa jauh, dan entah kapan akan bisa terealisasi.

Pada saat mendapat penghasilan, hal yang pertama harus dilakukan adalah memasukan alokasi tabungan dan investasi terlebih dahulu di awal bulan baru kemudian membelanjaka sisanya sesuai dengan anggaran yang telah dibuat.

Dengan begitu, kesehatan keuangan terjaga dan tujuan keuangan bisa segera tercapai.

 

Mulai Berinvestasi Sejak Dini

Semakin cepat kita memulai berinvestasi maka akan semakin ringan nominal yang perlu kita alokasikan dalam mencapai target keuangan yang telah dibuat.

Misalnya Sobat Finansialku menetapkan target untuk persiapan uang muka rumah yaitu sebesar Rp 100 juta dengan jangka waktu target adalah 5 tahun lagi. 

Maka jika kita hitung, jika investasi dimulai dari sekarang nominal alokasi investasi yang harus Sobat Finansialku adalah sebesar:

Rp 100 juta ÷ 5 = Rp 20 juta per tahun

 

Namun jika Sobat Finansialku baru menyiapkannya di tahun depan, dengan target tahun pencapaian yang sama maka jangka waktunya akan berubah dari 5 tahun menjadi 4 tahun. Sehingga perhitungannya menjadi:

Rp 100 juta ÷ 4 = Rp 25 juta per tahun

 

Angka ini belum memperhitungkan peluang compounding interest atau bunga berbunga (bunga majemuk) yang bisa Sobat Finansialku dapatkan jika menempatkan investasi sedini mungkin dan membiarkan aset investasi bertumbuh dengan sendirinya.

Investasi seperti apa yang cocok untuk beli rumah? Cek video berikut ini.

 

Mulai Siapkan Sekarang, Tanpa Perlu Tunggu Naik Gaji Dulu

Banyak orang yang menunda rencana membeli rumah karena menunggu naik gaji terlebih dahulu supaya merasa lebih mampu untuk menyiapkan DP maupun membayar cicilan.

Memang pada umumnya terdapat kenaikan gaji setiap tahun, namun juga terdapat kenaikan harga properti per tahun. Hal ini tercermin dari Indeks Harga Properti (IHPR) yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI).

Berdasarkan data yang dikeluarkan BI, dari tahun 2017 hingga 2020 rata-rata upah gaji bersih pegawai di Indonesia mengalami kenaikan per tahun sebesar Rp 4,53%. Sementara itu IHPR juga mengalami kenaikan rata-rata sebesar 3,22% per tahun.

Melihat angka tersebut, maka Sobat Finansialku perlu mempersiapkan dengan baik jika ingin membeli rumah. Baik kesiapan dengan menjaga kesehatan keuangan juga dengan cara berinvestasi sedini mungkin agar tujuan memiliki rumah bisa segera tercapai.

 

Dengan memiliki keuangan yang sehat maka tujuan keuangan bisa diwujudkan dengan mudah.

Segera buat jadwal untuk berkonsultasi dengan Perencana Keuangan Finansialku untuk mengecek kesehatan keuangan sobat finansialku agar impian bisa segera tercapai.

 

Editor: Eunice

Sumber:

  • Admin. 13 Juli 2021. 7 Tips Agar Tabungan untuk Beli Rumah Tidak Terganggu. Lifepal.co.id – https://bit.ly/3mmyzAT
  • Virdita Ratriani. 15 September 2020. Ingin miliki hunian? Ini tips cerdas membeli rumah lewat KPR. Kontan.com – https://bit.ly/39JA5qA