Kini, digitalisasi industri asuransi sudah banyak dilakukan melalui insurtech. Sudahkah Anda tahu apa itu insurtech? Asuransi apa saja yang sudah melakukan digitalisasi?

Mari simak ulasan selengkapnya melalui artikel Finansialku berikut ini. Selamat membaca!

 

Perkembangan Teknologi Melahirkan Insurtech

Perkembangan teknologi nyatanya benar-benar mempengaruhi segala aspek kehidupan. Tidak hanya dari sektor ekonomi, kesehatan, edukasi, kini industri asuransi pun turut ikut dalam perkembangan tersebut.

Beberapa tahun terakhir ini, pemasaran asuransi sudah dilakukan secara digital. Bahkan, hal ini sudah menjadi tren terbaru di kalangan industri asuransi.

Alasan utama dibalik semua itu ialah bayangan prospeknya yang dinilai cukup besar, meski syarat dan tantangan yang harus dilalui cukup sulit.

Sedikit demi sedikit, sejumlah perusahaan asuransi mulai membangun situs web, aplikasi, maupun kerjasama dengan perusahaan teknologi dalam pemasaran produk.

Hal ini berdasarkan pada peluang besar dari sifat masyarakat yang sudah serba digital. Mayoritas aktivitas sudah memanfaatkan teknologi informasi yang berkembang.

Salah satu perusahaan asuransi yang fokus di jalur pemasaran asuransi digital, PT Futuready Insurance Broker menyebutkan, dengan jumlah penduduk Indonesia cukup besar dan penggunaan teknologi informasi yang tinggi, tentu menjadi peluang yang menjanjikan.

Selain itu, jika melihat dari sisi produk asuransi, harus diakui bahwa penetrasi asuransi jiwa dalam negeri masih dikategorikan rendah.

Itulah mengapa rasanya sangat cocok apabila kini pemasaran produk asuransi dilakukan secara online melalui insurtech.

Digitalisasi Industri Asuransi 02 - Finansialku

[Baca Juga: Ketahui 5+ Kebiasaan Milenial, Cara Jitu Menjalin Hubungan dengan Milenial!]

 

Dilansir dari Koran Kontan, Direktur eksekutif asosiasi asuransi umum Indonesia (AAUI), Dody A.S Dalimunthe, mengatakan bahwa sebanyak 60% dari 82 anggota AAUI sudah memanfaatkan teknologi informasi, khususnya teknologi digital, dalam operasional mereka.

Catatan AAUI menunjukkan distribusi secara digital masuk ke dalam jalur langsung. Jalur ini menempati peringkat kedua dari besaran perolehan premi sebanyak 35%.

Sedangkan untuk jalur pialang kini masih dikategorikan lebih unggul dengan perolehan premi mencapai 50%, termasuk jalur distribusi offline maupun online.

Melihat hal ini tentu saja mendorong akan prospek pemasaran asuransi via digital yang kian terbuka. Kamis (27/12) Dody mengucapkan:

“Saluran digital akan menjadi saluran tersendiri karena di dalamnya juga bisa menggunakan jalur langsung pialang, maupun jalur lain.”

Ia juga mengungkapkan bahwa mau tidak mau kini seluruh industri asuransi harus memanfaatkan teknologi digital dalam perjalanan bisnisnya.

Itulah mengapa, anggaran, sumber daya manusia (SDM), serta inovasi produk harus dipersiapkan secara matang sebelumnya.

Gratis Download Ebook Perencanaan Keuangan untuk Usia 30 an

Perencanaan Keuangan Untuk Usia 30 an - Finansialku Mock Up

 

Contoh Perusahaan Asuransi Digital Masa Kini

Melihat data sebelumnya, terdapat beberapa perusahaan asuransi yang sudah terjun di dunia digital.

Seperti PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance) yang mengumumkan bahwa mereka sudah memanfaatkan teknologi digital untuk mengoptimalkan penetrasi asuransi.

Mereka melakukannya melalui situs web, aplikasi, dan kerja sama dengan pihak ketiga untuk memberikan layanan informasi produk, pembayaran produk, hingga pelaporan klaim.

Adira Insurance selalu berupaya memberikan layanan terbaik, baik melalui proses konvensional maupun proses menggunakan platform digital dengan mengedepankan experience terbaik bagi pelanggannya.

 

Belum lama ini, mereka juga telah membuat saluran penjualan baru yang bernama Travellin.co.id.

Saluran penjualan baru ini diperuntukkan untuk produk asuransi perjalanan dengan mengadaptasi konsep situs e-commerce.

Fungsi utama dari situs web tersebut ialah membantu konsumen untuk membeli dan juga membayar asuransi perjalanan yang mereka butuhkan.

Business Development Division Head Adira Insurance, Tanny Megah, mengatakan bahwa perolehan premi asuransi perjalanan dari konsumen yang mengakses langsung situs tersebut antara 20% – 25%.

Angka tersebut belum memperhitungkan agen-agen perjalanan yang juga mengakses asuransi perjalanan Adira Insurance melalui situs web ini.

Selain itu, situs web tersebut sudah mampu memberi fasilitas berupa pengajuan klaim. Namun, saluran utama yang dipilih untuk pengajuan klaim Adira Insurance ialah aplikasi.

“Untuk klaim, saat ini kami memang selalu mengarahkan pelanggan untuk via aplikasi.”

 

Meskipun begitu, ia mengatakan bahwa perolehan premi dari saluran digital ini baru mencapai kurang dari 1% dari total pendapatan premi.

Oleh karena itu, tahun depan pihaknya akan memperlebar kerja sama dengan mitra bisnis berbasis digital dan menambah fitur-fitur yang dapat memudahkan pelanggan untuk mengecek proses asuransi yang tengah diproses.

Digitalisasi Industri Asuransi 03 (Travellin.co.id) - Finansialku

[Baca Juga: Aturan Rekam Biometrik Bagi Jamaah Umrah: “Bagaimana Nasib Kita Selanjutnya?”]

 

Sebelumnya, Adira Insurance memiliki aplikasi smartphone, bernama Autocillin Mobile Claim Application. Mereka ingin memberikan pengalaman kepada pelanggan secara online.

“Kami mengutamakan pengembangan teknologi proses klaim. Karena kami yakin bahwa proses klaim merupakan moment of truth bagi pelanggan.”

 

Sepanjang tahun 2018, laporan klaim yang masuk menggunakan aplikasi Autocillin Mobile Claim sudah lebih dari 4.000 laporan setiap bulannya, mencapai lebih dari 95% total klaim kendaraan bermotor roda empat, dengan seluruh proses laporan dan follow up menggunakan satu sistem yang juga sudah terintegrasi dengan bengkel rekanan Adira Insurance.

Saat ini keberhasilan Autocillin Mobile Claim menjadi platform digital dalam proses pelaporan klaim sudah diperluas layanannya untuk dapat menerima klaim non kendaraan bermotor.

Selain itu, PT Asuransi Simas Net (Simasnet) juga mencatatkan kenaikan premi yang signifikan.

Sejak awal beroperasi pada 2015, Simasnet memang mengandalkan kanal digital untuk menjual produknya. Hingga saat ini, lebih dari 90% premi yang didapat Simasnet berasal dari saluran tersebut.

Dilansir dari Kontan.co.id, menurut Direktur Utama Simasnet, Teguh Aria Djana, perolehan premi pada 2018 naik 129% menjadi Rp54 miliar. Padahal, perolehan premi Simasnet per 2017 hanya mencapai Rp23,55 miliar.

Pertumbuhan ini adalah karena aspek kecepatan dan kemudahan yang didapat nasabah dari saluran digital ini.

Simasnet juga sudah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memasarkan produknya. Mulai dari affinity dengan Citilink, Lion Air, dan TX Travel untuk asuransi perjalanan hingga dengan perusahaan berbasis teknologi seperti fintech, e-commerce, dan agregator.

“Dibanding saluran-saluran tersebut, justru penjualan via situs web lebih sedikit. Traffic situs web cukup tinggi untuk branding dan informasi produk.”

 

Sayang, Aturannya Masih Belum Jelas

Sayangnya, dibalik seluruh keberhasilan insurtech nyatanya langkah perusahaan asuransi memasarkan produk lewat kanal digital masih belum bisa maksimal karena masih menunggu aturan main dari OJK.

Ketiadaan aturan tersebut, di satu sisi cukup disayangkan. Pasalnya, pemasaran secara digital dinilai mempunyai prospek pasar yang besar, karena bisa memudahkan masyarakat untuk mengakses asuransi.

Direktur Eksekutif AAUI Achmad Dody Sudiyar Dalimunthe menambahkan, keinginan industri ke depannya di era digital ini adalah bisa menerbitkan e-policy, tanpa harus ada hard-copy, dan tanda tangan basah. Ia berharap OJK bisa segera menerbitkan aturan ini.

 

Bagaimana pendapat Anda mengenai perkembangan teknologi insurtech masa kini? Apakah Anda salah satu penggunanya? Bagikan pengalaman Anda melalui kolom komentar di bawah ini.

Bagikan pula artikel ini kepada rekan Anda yang ingin memahami lebih lanjut mengenai insurtech. Terima kasih!

 

Sumber Referensi:

  • Tendi Mahadi. 18 September 2018. Tren Pemasaran Asuransi Secara Digital. Businessinsight.kontan.co.id – https://goo.gl/6BkksH
  • Ambar Kusumaningrum. 26 September 2018. Adira Insurance Serius Mengembangkan Bisnis Digital. Asuransiadira.com – https://goo.gl/AdtCLr
  • Admin. 3 Januari 2019. Menakar Prospek Bisnis Insurtech. Keuangan.kontan.co.id – https://goo.gl/vUWcvW

 

Sumber Gambar:

  • Digitalisasi Industri Asuransi 1 – https://goo.gl/sTjtkx
  • Digitalisasi Industri Asuransi 2 – https://goo.gl/Wfs1Fm
  • Digitalisasi Industri Asuransi 3 (co.id) – https://goo.gl/tQ65Lj