Bagaimana cara mengendalikan risiko trading komoditas?
Banyak masyarakat awam yang beranggapan bahwa “trading” atau bertransaksi di pasar keuangan sangatlah mengerikan dan berisiko. Terlebih jika mendengar “trading komoditas” banyak yang beranggapan bahwa ini sangat berisiko dan tidak jauh dari kata “loss” atau rugi.
Namun, sadarkah bahwa komoditas adalah penyedia segala jenis kebutuhan hidup sehari-hari mulai dari makan, transportasi, berpakaian, dan seterusnya? Ketakutan muncul dari sesuatu yang tidak dipahami!
Risiko Utama Trading Komoditas: Margin Call
Trading komoditas atau dikenal dengan sebutan “futures” memungkinkan trader mengendalikan nilai pasar lebih besar dari modal yang dimiliki sesungguhnya.
Margin secara sederhana dapat diartikan sebagai “pinjaman modal” sehingga dengan modal yang lebih banyak maka profit yang diraih juga lebih banyak. Namun jangan lupa, kalau posisi berlawanan maka kerugiannya juga menjadi lebih besar dari yang sebenarnya.
Biasanya margin pada trading futures sebesar 4%. Sebagai gambaran, untuk mengendalikan nilai pasar sebesar US$10.000, maka modal yang digunakan hanya 4% nya alias US$400 saja!
Menarik bukan? Lalu bagaimana celah kemungkinan ruginya?
Trading futures memiliki tantangan yang berbeda dibandingkan trading saham dengan margin karena kerugian dan keuntungan dievaluasi tiap akhir sesi trading.
Margin call dapat terjadi jika kerugian lebih besar daripada modal yang kita miliki sehingga perlu deposit dana sejumlah kekurangan dana tersebut.
Untuk menghindari kerugian telak, disarankan trader jangan menggunakan margin jika tidak memiliki modal yang cukup.
Risiko Pasar
Investasi tidak lepas dari yang namanya peluang dan risiko.
Jika hanya berfokus hanya pada peluang, seseorang menjadi serakah. Namun jika hanya fokus pada risiko, seseorang tidak akan mencoba apapun dan pesimis. Diperlukan keseimbangan dalam menyikapinya.
Berikut ini beberapa risiko umum dalam trading komoditas:
Free Download Ebook Panduan Investasi Saham Untuk Pemula
#1 Risiko Geopolitik
Sumber daya komoditas tersebar di berbagai belahan dunia dengan peraturan yang berbeda-beda pula pada tiap daerah.
Sumber daya tersebut bisa saja digunakan namun dengan berbagai kesepakatan atas peraturan lingkungan, peraturan tenaga kerja, perpajakan, ketersediaan teknologi, dan sebagainya.
Selain itu, perang atau konflik politik pada negara penghasil sumber daya juga dapat mengganggu keseimbangan supply demand yang berpengaruh pada gejolak harga. Contohnya konflik pada negara penghasil minyak.
[Baca Juga: Komoditas yang Paling Diminati Trader Dalam Mendatangkan Keuntungan]
Risiko-risiko tersebut sulit dihindari. Alternatif yang dapat diambil adalah menghindari produk komoditas yang sedang terjadi konflik atau masalah politik di negara penghasil mayoritasnya.
Atau jika berinvestasi pada perusahaan berbasis komoditas dapat memilih perusahaan besar multinasional yang telah berpengalaman menangani masalah sejenis dengan baik.
#2 Risiko Spekulasi
Sama seperti pasar saham dan valuta asing, terdapat pula spekulator pada instrumen komoditas. Spekulan melakukan transaksi dalam jangka singkat dan hanya bertujuan untuk menghasilkan profit.
Sebagai informasi, selain spekulan ada pula pihak komersil yang bertujuan sebagai lindung nilai.
Terlalu sering melakukan transaksi spekulasi (melakukan transaksi komoditas dalam jangka waktu amat pendek dengan frekuensi tinggi) memperbesar kemungkinan loss.
Transaksi spekulatif membuat pergerakan harga naik turun tidak beraturan dan sebaiknya dihindari trader.
Mengelola Risiko
Dalam investasi adalah hal mustahil jika tanpa adanya risiko. Adanya risiko bukan berarti kita tidak melakukan apa-apa.
Kenalilah risikonya dan buat antisipasi sehingga risiko yang ditimbulkan dapat ditekan seminim mungkin.
Berikut ini beberapa strategi teruji waktu dan berbagai kondisi pasar:
#1 Futures
Instrumen ini yang paling diminati oleh trader dan berkontribusi dalam memberikan likuiditas pasar komoditas.
Di bawah ini beberapa pertimbangan sebelum memulai trading futures:
- Pada exchange mana kontrak futures dilakukan (seperti yang kita ketahui ada berbagai bursa yang memungkinkan transaksi futures seperti bursa berjangka Jakarta, New York Merchantile Exchange (NYMEX), dan lain-lain.
- Keberadaan kontrak opsi komoditas.
- Likuiditas pasar yang hendak ditransaksikan.
- Partisipan pasar.
- Waktu expired
- Besarnya bunga atau open interest.
- Persyaratan margin.
#2 Saham Berbasis Komoditas
Ada banyak pilihan perusahaan terbuka alias go public yang bergerak dalam memproses produk komoditas. Sebagai contoh di Indonesia misalnya perusahaan pengolahan minyak kelapa sawit, batu bara, emas, dan sebagainya.
[Baca Juga: Yuk Simak, Risiko Trading Komoditas yang Wajib Diketahui Para Investor]
Berikut ini beberapa pertanyaan sebelum investasi pada perusahaan berbasis komoditas:
- Aset dan liabilitas perusahaan.
- Manajemen perusahaan.
- Strategi perusahaan atau bisnis model untuk memperoleh profit.
- Permasalahan regulasi yang dimiliki saat ini dan sebelumnya.
- Struktur perusahaan.
- Perbandingan perusahaan dengan kompetitor.
Untuk memperoleh informasi tersebut, calon investor dapat dengan mudah mengakses laporan keuangan perusahaan bersangkutan. Laporan keuangan dan pelaporan kuartal dapat dipelajari hingga beberapa tahun terakhir.
#3 Fundamental Komoditas
Apapun kendaraan komoditas yang Anda pilih, penting untuk mempelajari dasar produk komoditas tersebut. Agar diketahui prospek dan risiko serta kondisi supply dan demand yang terjadi.
Berikut ini beberapa hal yang dasar yang perlu diketahui:
- Negara atau daerah mana penghasil terbesar komoditas tersebut.
- Seberapa stabil kondisi politiknya.
- Cari data produksi komoditas secara periodik pada kondisi wajar.
- Negara dan industri terbesar yang mengkonsumsi.
- Kegunaan produk komoditas.
- Produk substitute/pengganti dan seberapa signifikan tergantinya.
- Musim-musim dan kondisi alam yang mempengaruhi produksi atau supply serta pendistribusian produk komoditas.
- Data sejarah produksi dan konsumsi pada beberapa tahun atau bahkan beberapa siklus bisnis (puluhan tahun).
#4 Diversifikasi
Diversifikasi adalah strategi paling ampuh dalam mengelola risiko. Tidak ada instrumen dan produk komoditas yang paling sempurna di dunia ini. Sama halnya juga pada instrumen komoditas.
Diversifikasi artinya membagi-bagi porsi uang pada berbagai kendaraan instrumen (misalnya sebagian diinvestasikan pada perusahaan berbasis komoditas, sebagian diinvestasikan pada trading futures, sebagian pada manajer investasi, dan lain sebagainya) bisa juga diversifikasi pada berbagai produk komoditas (contohnya pada instrumen logam mulia, energi, agrikultur, dan lain-lain).
[Baca Juga: Bagaimana Bentuk Trading Plan untuk Komoditas? Cek Infonya Di Sini]
Bahkan dari sektor komoditas yang dipilih juga dapat dibagi lagi berdasarkan jenis produknya seperti instrumen energi yang berisi minyak bumi, batu bara, gas alam. Atau dari sektor agrikultur bisa memilih kedelai, kopi, gula, dan sebagainya.
Bagi trader dapat juga memilih salah satu sektor yang sedang dalam tren positif untuk difokuskan portofolionya lebih banyak pada sektor tersebut.
Sebagai contoh saat logam mulia sedang tren, bisa memfokuskan portofolio untuk lebih banyak diisi dengan produk-produk komoditas logam.
Prinsip diversifikasi agar kita menghindari “menaruh telur hanya pada satu keranjang”.
Dengan diversifikasi, risiko terbagi-bagi sehingga jika salah satu sektor tidak berjalan dengan baik, kita tidak sepenuhnya rugi karena masih ada beberapa sektor yang memberikan profit sehingga secara keseluruhan hasilnya positif.
Biasanya sektor komoditas berbanding terbalik dengan pasar modal.
Investasi adalah seni mengelola risiko dan peluang. Ingatlah nasihat tokoh sukses di bidang keuangan, Warent Buffet “Jangan menaruh semua telur dalam 1 keranjang.”
Sumber Referensi:
- Admin. 2018. Commodity Trade and Risk Management. Agiboo.com – https://goo.gl/PBNpDm
Sumber Gambar:
- Mengendalikan Risiko Trading Komoditas – https://goo.gl/UGgboc
- Sebaran Komoditas – https://goo.gl/jSE7fg
Leave A Comment