Para Freelancer, apakah Anda tahu berapa dana darurat yang perlu disediakan? Dana darurat yang dimiliki setiap orang bisa berbeda-beda. Besarnya ditentukan berdasarkan kebutuhan orang yang bersangkutan.

Berikut adalah cara untuk menghitung dana darurat yang Anda butuhkan.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Finansialku Planner

 

Para Freelancer Wajib Tahu Cara Menghitung Dana Darurat yang Anda Butuhkan

Dana darurat adalah sebuah prioritas utama dalam perencanaan keuangan. Setiap orang membutuhkan dana darurat karena setiap hari ada risiko hal tidak terduga bagi siapapun. Risiko yang dimaksud mencakup menutupi kekurangan biaya kesehatan, pendidikan, kerusakan kendaraan, rumah bocor serta keperluan insidental lainnya.

Selain itu dana darurat juga dapat berguna ketika seseorang mendadak kehilangan penghasilan.

Pada prinsipnya darurat sama seperti proteksi untuk mendukung kehidupan keluarga saat kehilangan penghasilan selama beberapa waktu sampai memungkinkan untuk mendapat penghasilan baru.

Karena pentingnya dana darurat, Anda tidak disarankan menabung atau berinvestasi jika belum memiliki dana darurat yang cukup.

para-freelancer-dan-entrepreneur-ketahui-cara-hitung-dana-darurat-yang-anda-butuhkan-finasnialku

[Baca Juga: Badan Penyelenggara Jaminan Sosial: BPJS Ketenagakerjaan]

 

Dana darurat diperhitungkan berdasarkan status pernikahan, jumlah anak, besar pengeluaran per bulan serta pola pendapatan. Karena itu setiap orang memiliki kebutuhan dana darurat yang berbeda-beda. Berikut adalah besarnya dana darurat yang dibutuhkan berdasarkan status perkawinan dan jumlah tanggungan:

 

Status Perkawinan Besar Dana Darurat
Lajang (Tidak Memiliki Tanggungan) Minimal 6x pengeluaran bulanan
Keluarga Kecil (Memiliki 2 Orang Anak) Minimal 9x pengeluaran bulanan
Keluarga Besar (Memiliki 3 Orang Anak atau Lebih) Minimal 9-12x pengeluaran bulanan

 

Bagi Anda yang sudah berkeluarga, berapa persisnya dana darurat tergantung pada risiko yang bisa Anda tanggung atau biasanya disebut profil risiko. Ada tiga macam profil risiko, yaitu:

  1. Konservatif: Risiko rendah
  2. Moderat: Risiko menengah
  3. Agresif: Risiko sangat tinggi

 

cara-berinvestasi-untuk-freelancer-yang-penghasilan-bulanan-tidak-tetap-1-finansialku

[Baca Juga: Cara Kelola Keuangan Freelancer yang Penghasilan Bulanan Tidak Tetap]

 

Semakin rendah risiko yang dapat Anda tanggung maka semakin tinggi dana darurat yang harus disediakan. Dengan begitu Anda akan merasa lebih aman untuk menghadapi setiap kondisi tidak terduga. Sebaliknya jika Anda memiliki profil risiko agresif, dana darurat yang harus disediakan semakin kecil.

Dana darurat bukanlah anggaran yang hangus atau harus dibayarkan setiap tahun.

 

Dana ini adalah jumlah dana yang harus dimiliki setiap saat. Jika dana tersebut tidak terpakai di tahun sebelumnya, maka dapat digunakan untuk tahun selanjutnya.

Misalnya jika dana darurat Anda adalah sebesar Rp12.000.000 dan tidak terpakai, maka tahun berikutnya Anda tidak perlu menambahkannya menjadi 2x lipat atau sebesar Rp24.000.000. Dana darurat minimal yang harus Anda miliki tetap hanya Rp12.000.000 kecuali jika ada perubahan pada pengeluaran bulanan Anda.

Dana darurat tidak harus dipenuhi dalam satu saat secara langsung. Anda dapat mengumpulkannya secara bertahap dalam kurun waktu 1 sampai 2 tahun. Tetapi pastikan dana darurat menjadi prioritas utama dalam perencanaan keuangan Anda.

banner -perencanaan keuangan freelancers

[Baca Juga: Pentingnya Asuransi Jiwa dan Asuransi Kesehatan untuk Freelancer]

 

Ilustrasi Perhitungan Dana Darurat

Berikut adalah dua ilustrasi perhitungan dana darurat bagi seorang lajang serta sebuah keluarga:

 

#1 Ilustrasi Dana Darurat Lajang (Single)

Rini berumur 25 tahun, belum menikah dan belum memiliki anak. Memiliki sebuah rumah dan tinggal sendiri. Ia memiliki penghasilan sebesar Rp15.000.000 per bulan dan pengeluaran sebesar Rp10.000.000. Rini ingin tahu bagaimana cara menghitung dana darurat yang dibutuhkan.

Dana darurat untuk seorang lajang adalah 3 kali pengeluaran bulanan. Karena itu dana darurat yang dibutuhkan Rini adalah sebesar:

6 x Rp10.000.000 = Rp60.000.000

 

#2 Ilustrasi Dana Darurat Keluarga

Pak Jason adalah seorang kepala keluarga dengan profil risiko konservatif.  Ia memiliki seorang istri dan 2 orang anak memiliki cashflow keuangan bulanan sebagai berikut:

Keterangan Jumlah (Rupiah)
Pendapatan bersih suami 15.000.000
Pendapatan bersih istri 8.000.000
Kebutuhan hidup sehari-hari 9.000.000
Cicilan mobil 2.000.000
Cicilan rumah    4.000.000
Tabungan / investasi     3.000.000


cara-berinvestasi-untuk-freelancer-yang-penghasilan-bulanan-tidak-tetap-2-finansialku

[Baca Juga: Coba Cek Manfaat BPJS Ketenagakerjaan untuk Freelance, Ada Manfaat untuk Pensiun Lho]

 

Karena keluarga terdiri dari suami, istri dan 2 orang anak maka dana darurat yang dibutuhkan keluarga ini adalah 6 sampai 9 kali lipat pengeluaran bulanan. Jika belum memiliki dana darurat, tidak disarankan untuk menabung atau berinvestasi.

Karena itu sebaiknya anggaran tabungan/investasi sebesar Rp3.000.000 dihilangkan. Tanpa anggaran tabungan/investasi maka pengeluaran keluarga per bulan adalah:

Keterangan Jumlah (Rupiah)
Kebutuhan hidup sehari-hari  9.000.000
Cicilan mobil 2.000.000
Cicilan rumah 4.000.000
Total 15.000.000

 

Dengan begitu dana darurat yang dibutuhkan keluarga Pak Jason adalah:

9 x Rp15.000.000 = Rp135.000.000

sampai

12 x Rp15.000.000 = Rp180.000.000

 

Karena profil risiko Pak Jason adalah konservatif maka dana darurat yang harus disediakan adalah yang tertinggi. Karena itu dana darurat yang harus disediakan oleh keluarga Pak Jason adalah sebesar Rp180.000.000.

 

Dimana Tempat Menyimpan Dana Darurat?

Dana darurat sebaiknya disimpan dalam bentuk instrumen investasi. Dengan menggunakan instrumen investasi, dana darurat dapat bertambah atau setidaknya nilainya tidak tergerus inflasi.

Dalam memilih instrumen investasi untuk menyimpan dana darurat ada 3 hal yang harus diperhatikan:

  1. Kemudahan dalam mengakses dana
  2. Kecepatan pengambilan dana
  3. Keamanan instrumen investasi

 

Dana darurat harus bersifat likuid, artinya dana mudah dicairkan. Karena akan digunakan untuk hal-hal yang mendesak, dana tersebut harus bisa diakses dengan cepat dan mudah.

Selain itu jangan memilih instrumen investasi yang berisiko tinggi. Jika mengalami kerugian, maka dana darurat akan berkurang dan bisa-bisa tidak mencukupi kebutuhan ketika terjadi hal yang mendesak.

Beberapa instrumen investasi yang dapat digunakan untuk menyimpan dana darurat adalah tabungan (ATM), deposito, emas/logam mulia, reksa dana dengan risiko rendah seperti reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap. Anda juga dapat membagi tempat menyimpan dana darurat sesuai proporsi yang Anda inginkan.

 

Prioritaskan Dana Darurat, Karena Selalu Ada Saja Kondisi Darurat dalam Rumah Tangga

Dana darurat adalah dana yang dapat digunakan untuk menutupi setiap biaya tidak terduga yang bisa terjadi setiap hari. Hal-hal tidak terduga adalah kejadian yang sifatnya insidentil atau tidak direncanakan. Jika tidak memiliki dana darurat Anda akan kebingungan ketika terjadi hal-hal tidak terduga tersebut.

Karena itu dana darurat harus dijadikan prioritas dalam merencanakan keuangan. Sebelum berpikir untuk berinvestasi, pastikan Anda telah memiliki dana darurat yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Jangan lupa kasih tahu dan share informasi ini kepada teman-teman Anda yang bekerja sebagai freelance, agar mereka juga mulai mempersiapkan dana darurat. 

banner -mengupas pentingnya dana darurat

 

Apakah Anda mengalami kesulitan dalam menghitung dana darurat? atau kesulitan dalam mempersiapkan dana darurat? Silakan tinggalkan komentar dan pertanyaan Anda pada kolom di bawah ini. 

 

Sumber Referensi:

  • Soekarno, S, Damayanti, S. M. 2011. Perencanaan Keuangan Pribadi. Bandung : Consultancy & Continuing Education Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung. 

 

Sumber Gambar:

  • Freelance – https://goo.gl/5bW9xK