Isu tentang resesi ekonomi semakin kuat, apalagi pandemi COVID-19 di Indonesia belum menunjukkan tanda-tanda penurunan.

Namun, sebelum berkesimpulan, sebaiknya Anda mengetahui segala hal tentang resesi. Simak ulasan berikut ini tentang serba serbi resesi ekonomi 2020 dan kerugiannya untuk kita.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Finansialku Planner

 

Apa Itu Resesi Ekonomi?

Resesi adalah kondisi di mana produk domestik bruto (GDP) mengalami penurunan atau pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal secara berturut-turut atau lebih dari satu tahun. Dengan kata lain, resesi ekonomi merupakan kelesuan ekonomi.

Sesuai dengan namanya yang berarti kelesuan atau kemerosotan, resesi mengakibatkan penurunan secara simultan. Hal ini terutama terjadi pada sektor ekonomi. Sebut saja, lapangan kerja, investasi, dan juga keuntungan perusahaan.

Jika tak segera diatasi, resesi akan berlangsung dalam jangka waktu lama. Ini bahaya karena akan menjadi keadaan yang lebih gawat, yaitu depresi ekonomi.

Tentu saja hal ini bisa berakibat pada kebangkrutan ekonomi. Jika ekonomi suatu negara sudah sampai pada tahap ini, pemulihan ekonomi akan lebih sulit dilakukan.

 

Kapan Sebuah Negara Dikatakan Masuk Masa Resesi?

Resesi ekonomi dipengaruhi oleh banyak faktor. Ini bisa terjadi tak hanya pada negara-negara miskin dan berkembang saja, tetapi juga pada negara yang sudah maju.

Untuk Indonesia sendiri, Menteri Keuangan Sri Mulyani beberapa waktu lalu memprediksi penurunan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia terkait pandemi Covid-19.

Serba Serbi Resesi Ekonomi 2020 dan Kerugiannya Untuk Kita 01 - Finansialku

[Baca Juga: Ini Ramalan Resesi Ekonomi 2020 yang Agak Seram Untuk Indonesia]

 

Menurut beliau, ada beberapa skenario penurunannya. Dari paling moderat berada di kisaran 4% sampai terburuk di angka -0,4%. Artinya, Indonesia terancam masuk tahap resesi ekonomi dan harus bersiap menghadapinya.

Walaupun begitu, itu baru prediksi. Ada beberapa indikator yang perlu diperhatikan dalam resesi. Suatu negara dikatakan masuk masa resesi jika memiliki beberapa indikator berikut ini:

 

#1 Ketidakseimbangan Produksi dan Konsumsi

Keseimbangan antara produksi dan konsumsi menjadi dasar pertumbuhan ekonomi. Ketika produksi dan konsumsi tidak seimbang, maka akan terjadi masalah dalam siklus ekonomi.

Jika tingginya produksi tidak diikuti dengan tingginya konsumsi, hal ini akan berakibat pada penumpukan stok persediaan barang.

Serba Serbi Resesi Ekonomi 2020 dan Kerugiannya Untuk Kita 02 - Finansialku

[Baca Juga: Diterpa Covid-19, Ekonomi Dunia Alami Resesi Terburuk]

 

Begitupun sebaliknya. Jika produksi rendah sedangkan konsumsi tinggi maka kebutuhan dalam negeri tidak akan mencukupi.

Akibatnya, harus dilakukan impor. Dampaknya akan terasa pada penurunan laba perusahaan, sehingga berpengaruh pada lemahnya pasar modal.

 

#2 Pertumbuhan Ekonomi Lambat atau Merosot dalam Dua Kuartal Berturut-turut

Pertumbuhan ekonomi digunakan sebagai ukuran untuk menentukan baik buruknya kondisi ekonomi suatu negara.

Acuannya pada produk domestik bruto yang merupakan hasil penjumlahan dari konsumsi, pengeluaran pemerintah, investasi, dan ekspor yang dikurangi impor.

Jika pertumbuhan ekonominya mengalami kenaikan secara signifikan, itu artinya negara tersebut dalam kondisi ekonomi yang kuat.

Jika produk domestik bruto mengalami penurunan dari tahun ke tahun, dapat dipastikan bahwa pertumbuhan ekonomi negara yang bersangkutan mengalami kelesuan atau resesi.

 

#3 Nilai Impor Jauh Lebih Besar daripada Nilai Ekspor

Kegiatan ekspor dan impor sangat wajar dilakukan dalam perdagangan internasional. Salah satu tujuan kegiatan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan penduduk di kedua negara.

Jika impor dan ekspor tidak stabil, hal ini dapat berdampak pada perekonomian negara. Nilai impor yang jauh lebih besar dibandingkan nilai ekspor berisiko pada defisit anggaran negara.

Serba Serbi Resesi Ekonomi 2020 dan Kerugiannya Untuk Kita 03 - Finansialku

[Baca Juga: Yuk, Intip Kondisi Perekonomian Indonesia Saat Ini!]

 

#4 Inflasi atau Deflasi yang Tinggi

Inflasi yang terlalu tinggi justru mempersulit kondisi ekonomi. Pasalnya, harga-harga komoditas melonjak. Akibatnya, barang tak bisa dijangkau oleh semua kalangan masyarakat.

Kondisi ekonomi tentu akan semakin parah jika inflasi tidak diikuti dengan daya beli masyarakat yang tinggi.

Deflasi pun berdampak pada resesi. Hal ini ditandai dengan harga-harga komoditas yang menurun drastis. Keadaan ini dapat mempengaruhi tingkat pendapatan dan laba perusahaan yang rendah.

Hasilnya, biaya produksi tidak tertutup sehingga volume produksi rendah.

 

#5 Tingkat Pengangguran Tinggi

Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam pergerakan perekonomian. Tingkat pengangguran di suatu negara akan tinggi jika tidak mampu menciptakan lapangan kerja bagi tenaga kerja lokal.

Hal ini mengakibatkan daya beli masyarakat yang rendah. Parahnya, tingkat pengangguran yang tinggi dapat memicu tindak kriminal demi memenuhi kebutuhan hidup.

 

 

Apa yang Harus Dilakukan?

Di Indonesia, resesi ekonomi masih prediksi dan kontroversi. Walaupun begitu, kita sebaiknya mengetahui apa yang harus dilakukan.

Sebagai masyarakat, kita harus memanfaatkan penghasilannya dengan baik. Maksudnya, tidak membelanjakan dananya untuk sesuatu yang tidak dibutuhkan.

Pasalnya, jika resesi benar terjadi, penghasilan pun akan berkurang. Bahkan, bisa jadi tak ada penghasilan lantaran perusahaan tempat kita bekerja ditutup.

Maka dari itu, akan lebih baik jika Anda mulai belajar mengelola keuangan lebih baik. Setidaknya, Anda bisa memulai dengan memperbaiki cashflow. Cara termudah, dengan menggunakan aplikasi Finansialku.

Aplikasi Finansialku adalah aplikasi perencana keuangan pertama di Indonesia yang sudah tercatat dan diawasi oleh OJK. Aplikasi ini memiliki beragam fitur yang bisa mendukung tujuan keuangan Anda.

Download sekarang dan segera upgrade ke premium (lebih ekonomis dengan kode CUAN50 untuk potongan Rp 50 ribu) untuk menunjang perencanaan keuangan Anda.

playstore icon
appstore icon

 

Itu dia informasi mengenai resesi 2020. Jangan lupa share artikel ini pada teman atau saudara Anda supaya tidak timbul kepanikan berlebih. Terima kasih!

 

GRATISSS Download!!! Ebook Perencanaan Keuangan Usia 30 an

Perencanaan Keuangan Untuk Usia 30 an - Finansialku Mock Up

 

Sumber Referensi:

  • Hendra Kusuma. 27 September 2019. Ngeri! Ini Deretan Dampak Resesi Ekonomi ke Masyarakat. Finance.detik.com – https://bit.ly/2OghXdl
  • Admin. Apa itu Resesi Ekonomi? Apa Indikatornya? Simulasikredit.com – https://bit.ly/3fqYQsM
  • Handaru Tri Hanggoro. Bertahan Menghadapi Resesi Ekonomi. Historia.id – https://bit.ly/2ZmOu7O

 

Sumber Gambar:

  • Resesi 1 – https://bit.ly/32IllG2
  • Resesi 2 – https://bit.ly/30T6Cr7
  • Resesi 3 – https://bit.ly/3erBz9y