Risiko investasi reksa dana seharusnya dihadapi dan dikendalikan, jangan dijadikan alasan! Setiap investasi pasti memiliki risiko masing-masing, termasuk dengan investasi reksa dana. Kali ini Finansialku akan membahas apa yang seharusnya dilakukan terhadap risiko reksa dana.

 

Risiko Investasi Reksa Dana, Harusnya Dihadapi dan Dikendalikan, Jangan Dijadikan Alasan

Setiap produk investasi pasti memiliki risiko, termasuk investasi reksa dana. Dalam investasi reksa dana ada kemungkinan harga unit penyertaan bisa turun hingga lebih renda daripada harga beli. Selain itu masih ada lagi risiko-risiko lainnya. Risiko ini dapat mengurangi keuntungan investor. Karena itu investor harus mencari cara untuk menanggulanginya. Ada dua hal yang bisa dilakukan yaitu menghindari risiko atau menghadapi risiko tersebut.

jangan-hindari-risiko-reksa-dana-tetapi-hadapi-dan-kendalikan-2-finansialku 

 [Baca Juga : Apa Saja Risiko Reksa Dana dan Bagaimana Cara Menghitungnya?]

 

Cara Menghindari Risiko Reksa Dana

Pilihan pertama yang dapat dilakukan adalah menghindari risiko reksa dana. Apakah risiko reksa dana bisa dihindari? Bisa. Untuk 100% menghindari risiko reksa dana adalah dengan tidak berinvestasi. Tetapi jika tidak berinvestasi, kesempatan untuk mendapatkan capital gain atau keuntungan dari harga reksa dana yang lebih tinggi dari harga jual.

Anda juga bisa menghindari risiko reksa dana ketika berinvestasi. Caranya adalah dengan melakukan market timing. Market timing adalah melakukan investasi ketika harga sudah mencapai titik terendah dan menjualnya lagi ketika harga sudah mencapai titik tertinggi. Untuk melakukan market timing Anda harus melakukan analisis dengan sangat mendalam untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Ada beberapa metode untuk menganalisa kondisi pasar, misalnya analisis fundamental, teknikal, ekonomi nasional, ekonomi global hingga perkembangan politik.

 Risiko dan Keuntungan Investasi Reksa Dana Online - Perencana Keuangan Independen Finansialku

[Baca Juga : Risiko dan Keuntungan Investasi Reksa Dana Online]

 

Hanya saja sesempurna apapun analisis Anda, tetap tidak akan bisa memberikan kepastian secara konsisten karena pasar akan terus berfluktuasi. Dukungan data yang lengkap, SDM terbaik hingga alat analisis tercanggih pun tidak akan dapat memberikan kepastian kondisi pasar. Karena itu Anda tidak dapat sepenuhnya menghindari risiko dalam berinvestasi reksa dana.

 

Menghadapi Risiko Reksa Dana

Dalam menghadapi setiap risiko investasi, seorang investor harus mampu bersikap tenang dalam menghadapi penurunan pasar yang ekstrem sekalipun. Selain itu Anda sebaiknya memiliki modal cadangan untuk menambah investasi ketika harga sedang turun.

return-tahunan-reksa-dana-juara-di-tahun-2016-berhasil-mencapai-50-2-finansialku

 [Baca Juga : Bagaimana Cara Berinvestasi Reksa Dana untuk Karyawan Kantoran]

 

Tidak semua investor merasa sedih ketika kondisi pasar sedang menurun. Bagi investor yang memiliki cadangan kas yang besar, mereka dapat membeli unit penyertaan besar-besaran ketika harga sedang turun (Beli saat diskon). Dengan begitu investor mendapatkan harga yang rendah dan memiliki peluang keuntungan berlipat ganda ketika harga unit penyertaannya naik nanti.

Cadangan modal bagi investor sangat penting. Bukan hanya untuk investasi reksa dana melainkan setiap investasi lain. Selain bisa membeli produk investasi saat harga sangat rendah, investor juga akan mampu berpikir dengan tenang dan mengambil keputusan yang rasional.

 beli-reksa-dana-lebih-baik-langsung-lewat-bank-atau-online-1-finansialku

[Baca Juga : Beli Reksa Dana Langsung, Lewat Bank atau Online?]

 

Cara lain untuk menghadapi risiko adalah dengan menyusun portofolio investasi yang terdiversifikasi. Portofolio investasi adalah susunan seluruh investasi yang Anda miliki. Ada berbagai macam instrumen investasi yang tersedia di pasar. Setiap investasi memiliki risiko yang berbeda-beda. Sebagai langkah menghadapi risiko, Anda dapat memilih teknik diversifikasi. Dengan diversifikasi investasi Anda dapat membagi-bagi risiko yang terdapat dalam investasi Anda. Sederhananya, Anda tidak hanya berinvestasi di satu instrumen investasi saja tetapi juga berinvestasi di instrumen lain. Dengan begitu ketika salah satu investasi turun, masih ada investasi lain yang dapat menopang kerugian Anda. Sehingga keberhasilan Anda tidak hanya ditentukan oleh satu investasi saja.

Iklan Bareksa 2 - 728x250 - Jangan Menunda Investasi Reksadana Online

 

Dalam konteks reksa dana, Anda dapat membagi-bagi risiko investasi Anda ke beberapa produk reksa dana. Ada 4 jenis produk reksa dana yaitu reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, campuran serta saham. Pembagian proprosi masing-masing jenis reksa dana tergantung pada profil risiko Anda. Tidak ada standar yang pasti untuk berapa proporsi portofolio investasi berdasarkan profil risikonya. Hanya saja setiap profil risiko memiliki fokus yang berbeda-beda.

Bagaimana Cara Memilih Reksa Dana Saham dengan Barometer Bareksa

 [Baca Juga : Bagaimana Cara Memilih Reksa Dana dengan Barometer Bareksa?]

 

Jika memiliki profil risiko konservatif, Anda dapat memfokuskan investasi Anda pada reksa dana pasar uang serta pendapatan tetap. Walaupun memberikan return yang tidak sebesar reksa dana campuran dan saham, kedua jenis reksa dana ini memiliki risiko yang relatif rendah. Sisa modal kemudian dapat dibagikan ke reksa dana campuran dan saham dengan proporsi yang kecil.

Sebaliknya jika memiliki profil risiko moderat, Anda sebaiknya berfokus pada reksa dana campuran. Sisa modal kemudian dibagikan pada jenis reksa dana lain dengan jumlah yang lebih kecil. Jika profil risiko agresif maka fokus utama investasi adalah pada reksa dana saham dengan return tinggi dan risiko yang relatif tinggi pula. Misalnya :

Jerry adalah seorang investor dengan profil risiko konservatif. Ia ingin berinvestasi reksa dana dengan modal Rp 10.000.000. Karena tidak ingin investasinya hanya bergantung pada satu produk, ia mendiversifikasikan investasinya di beberapa produk reksa dana seperti berikut :

Reksa Dana Pasar Uang                    : 40% x Rp 10.000.000 = Rp 4.000.000

Reksa Dana Pendapatan Tetap         : 30% x Rp 10.000.000 = Rp 3.000.000

Reksa Dana Campuran                      : 20% x Rp 10.000.000 = Rp 2.000.000

Reksa Dana Saham                           : 10% x Rp 10.000.000 = Rp 1.000.000

 

Dengan portofolio ini, risiko investasi tersebar pada beberapa produk reksa dana. Jika salah satu reksa dana mengalami kerugian, investasi tidak akan langsung bangkrut. Masih ada reksa dana lain yang mungkin tidak mengalami kerugian serupa sehingga dapat menopang kerugian dari reksa dana lainnya. Setelah membuat proporsi diversifikasi investasi, sebaiknya Anda mengevaluasinya secara berkala setiap 6 bulan atau 1 tahun. Terkadang satu reksa dana mengalami keuntungan yang lebih besar daripada reksa dana lainnya sehingga proporsinya sudah tidak sesuai dengan yang ditentukan sebelumnya. Karena itu perlu dilakukan evaluasi secara berkala.

 

Reaksi Terbaik terhadap Risiko Reksa Dana adalah : Hadapi dan Kendalikan

Cara terbaik untuk menanggulangi risiko reksa dana adalah dengan menghadapi dan mengendalikannya. Anda tidak dapat sepenuhnya menghindari risiko reksa dana, tetapi Anda dapat meminimalkan risiko dengan cara berinvestasi yang benar. Semakin besar usaha yang dilakukan untuk menanggulangi risiko maka kemungkinan investasi Anda akan semakin aman.

 

Apakah Anda pernah membeli reksa dana dan mendapatkan keuntungan atau kerugian. Silakan share pengalaman Anda di kolom komentar berikut ini, terima kasih.

 

Sumber Referensi

  • Rudiyanto. 2016. Seri Panduan Investasi : Reksa Dana untuk Pemula. Jakarta : Penerbit PT Elex Media Komputindo

 

Sumber Gambar :

  • Risk Avoidance – https://goo.gl/1vzJgK dan https://goo.gl/7xK97M

 

 

Download E-Book Panduan Berinvestasi Reksa Dana untuk Pemula (GRATIS)

Download Panduan Berinvestasi Reksa Dana untuk Pemula -Finansialku.com