Minimalisasi Defisit Transaksi Berjalan Dengan Ekonomi Syariah

Bagaimana caranya ekonomi syariah dapat meminimalisasi defisit transaksi berjalan pada tahun 2018 dan tahun selanjutnya?

Jika Anda sudah mengikuti trend ekonomi syariah yang membawa berbagai macam keuntungan, maka Anda harus mengetahui bahwa ekonomi syariah dapat meminimalisasi defisit transaksi berjalan di Indonesia seperti berikut ini.

Rubrik Finansialku

Ekonomi Syariah di Indonesia

Anda pasti sering melihat bank-bank syariah saat Anda pergi keluar rumah, lalu Anda menghitung berapa banyak bank syariah yang bisa Anda temukan selama Anda berada di perjalanan.

Ternyata, Anda bisa menemukan lebih dari 5 bahkan 10 bank syariah, saat perjalanan dari rumah ke kantor Anda atau ke tempat tujuan lainnya. Hal ini berbeda jika Anda membandingkannya dengan saat tahun 1990 an.

Anda pasti sulit menemukan bank syariah di sekitar tahun 1990 atau awal tahun 2000 an.

Bisa saja Anda menemukan bank syariah yang memiliki logo berwarna ungu ini, tapi mungkin hanya satu hingga dua bank.

Jika Anda bandingkan dengan sekarang, Anda bisa menemukan bank-bank konvensional lainnya yang membuka bank syariah dan Anda juga akan menemukan banyak nasabah dari bank syariah tersebut.

[Baca Juga: Bagaimana Keuangan Ekonomi Syariah Dapat Menciptakan Iklim Usaha Berkeadilan?]

Dengan bermunculannya bank syariah ini, menandakan bahwa ekonomi syariah sudah mulai berkembang di Indonesia.

Semakin banyak juga masyarakat yang merasakan bahwa ekonomi syariah dapat memberikan banyak keuntungan.

Selain itu, ekonomi syariah ini juga membawa keberkahan dalam hidup dan bukan hanya membawa keberkahan dalam mengelola harta.

Ekonomi syariah bukan hanya persoalan bank syariah maupun keuangan saja.

Tetapi ekonomi syariah ini juga mencakup beberapa sektor lainnya seperti pariwisata, makanan halal, kosmetik, obat-obatan yang halal bahkan hingga pakaian Muslim yang menjadi tren sangat maju belakangan ini.

Dari sisi pemerintah sendiri harus terus bisa mengembangkan ekonomi syariah di Indonesia.

Hal ini dikarenakan penduduk Indonesia yang mayoritasnya beragama Islam. Selain itu ekonomi syariah ini juga bisa menjadi pilihan untuk mengatasi permasalahan defisit.

Saat ini masyarakat Indonesia sudah mulai melek dengan ekonomi syariah yang memang memberikan banyak keuntungan.

Tidak hanya masalah keuangan yang dikejar tetapi masyarakat Indonesia pun mengejar pahala kebaikan.

Ekonomi syariah ini juga sebenarnya bisa menjadi jawaban untuk Indonesia, karena ekonomi syariah tidak mengenal riba, dimana jika kita ingat kembali pada tahun 1998, tingkat suku bunga menjadi salah satu musuh terbesar bagi industri keuangan Indonesia.

Pada permasalahan krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 ini. ternyata terbukti salah satu bank syariah di Indonesia tidak mengalami kebangkrutan.

Bahkan bank syariah ini bisa menjadi salah satu penyelamat industri keuangan di Indonesia.

Mari kita telusuri bagaimana caranya ekonomi syariah dapat meminimalisasi defisit transaksi yang berjalan di Indonesia pada pembahasannya berikut ini.

Gratis Download Ebook Panduan Investasi Emas untuk Pemula

Ekonomi Syariah dapat Meminimalisasi Defisit Transaksi Berjalan

Ekonomi syariah ini bisa menjadi salah satu pilihan untuk mengatasi defisit, karena dapat menjadi arus perekonomian yang baru.

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang P.S Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa defisit neraca perdagangan saat ini semakin melebar.

Dilihat dari kuartal I-2018, neraca transaksi berjalan mengalami defisit sebesar US$5,5 miliar. Mengapa bisa terjadi defisit transaksi berjalan di Indonesia?

Ternyata hal ini dipicu oleh defisit pada neraca pendapatan primer dan jasa yang masing-masing mencatat defisitnya sebesar US$7,9 miliar dan US$1,4 miliar.

Sehingga, neraca pembayaran Indonesia ini mengalami defisit yang cukup besar, yaitu sebesar US$3,9 miliar.

[Baca Juga: Jika Indonesia Menjadi Pemain Kunci Ekonomi Syariah]

Kondisi defisit yang terjadi di Indonesia ini harus menjadi perhatian untuk seluruh pihak yang bersangkutan dengan perekonomian di Indonesia.

Defisit yang terjadi ini menjadi faktor penekan utama dari nilai rupiah yang melemah dalam beberapa bulan terakhir.

Maka dari itu, pemerintah terus berupaya mendorong perbaikan defisit neraca transaksi berjalan, dan salah satunya yaitu melalui peningkatan ekspor barang dan jasa.

Menurut Bambang, industri syariah atau halal itu terdapat pada dua hal, yaitu barang dan jasa.

Bidang jasa yang paling utama dari industri syariah ini adalah jasa pariwisata.

Pemerintah harus mendorong ekonomi syariah ini di tengah meningkatnya permintaan dan harga komoditas.

Pemerintah juga harus jeli dan cermat dalam melihat peluang ekspor yang ada.

[Baca Juga: Faktor Apa yang Menghambat Pertumbuhan Fintech Keuangan Syariah?]

Berdasarkan data dari Halal Industry Development Corporation pada tahun 2016, permintaan produk dan jasa halal diperkirakan mencapai US$2,3 triliun.

Produk dan jasa halal ini mencakup beberapa sektor, yaitu makanan, bahan dan zat adiktif, kosmetik, makanan hewan, obat-obatan, vaksin, keuangan syariah, farmasi dan logistic.

Bambang pun menambahkan bahwa peran ekspor dalam negeri terhadap produk halal Indonesia masih belum maksimal, padahal potensi ekonomi syariah di Indonesia sangat besar, maka dari itu hal ini yang sangatlah disayangkan.

Menurut Bambang juga, perak ekspor produk halal Indonesia mencapai 21% dari total ekspor secara keseluruhan dari Comtrade pada tahun 2017.

Meskipun angka tersebut sebenarnya masih belum maksimal, perkembangan ekspor produk halal di Indonesia dapat meningkat 19% sejak tahun 2016.

Di masa mendatang, peran ekspor produk halal ini harus dapat ditingkatkan dengan memaksimalkan pemanfaatan permintaan dari negara tujuan ekspor produk halal.

[Baca Juga: Apa itu Peta Jalan Ekonomi Syariah Indonesia?]

Selain itu juga, potensi ekspor ke negara anggota organisasi konferensi Islam seperti Mesir dan Uni Emirat Arab pun bisa menjadi salah satu potensi yang besar.

Indonesia sendiri memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi salah satu pasar produk halal terbesar di dunia dan sekaligus menjadi produsen produk halal.

Hal ini disebabkan karena Indonesia berada di posisi strategis bagi halal superhighway link dalam global halal supply chain.

Selain itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia pun mengatakan bahwa penerapan ekonomi syariah dapat menjadi pilihan untuk mengatasi defisit transaksi berjalan Indonesia.

Ekonomi dan keuangan Islam akan diarahkan untuk mendukung tidak hanya sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru tetapi juga untuk mengatasi masalah ekonomi Indonesia, yaitu defisit transaksi berjalan sehingga dapat menopang visi Indonesia sebagai negara berpenghasilan tinggi.

Selain itu pengalaman di berbagai negara juga menunjukkan bahwa ekonomi dan keuangan syariah memiliki potensi besar baik sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru maupun untuk memperbaiki struktur neraca akun berjalan.

Ekonomi Islam ternyata telah menjadi sumber pertumbuhan baru, dan tidak hanya di negara-negara yang penduduknya mayoritas beragama Muslim, tetapi juga di negara-negara lain yang mayoritasnya bukan beragama Muslim.

Perkembangan ekonomi dan keuangan syariah ini sendiri cukup menjanjikan. Berdasarkan IFSB Islamic Financial Services Industry (IFSI), aset perbankan syariah Indonesia berada di peringkat sembilan terbesar secara global dan mencapai US$28,08 miliar.

Ruang pengembangan ekonomi syariah di masa depan pun masih sangat luas.

Karena saat ini pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia dalam hal aset bisa mencapai sekitar 6 persen dari semua bank di Indonesia.

Sementara itu, total bagian aset dalam industri keuangan syariah di Indonesia adalah sekitar 8,5 persen dari seluruh aset industri keuangan di Indonesia.

Gratis Download Ebook Panduan Investasi Reksa Dana untuk Pemula

Ekonomi Syariah Menjadi Jawaban untuk Perekonomian Negara

Ekonomi syariah bisa meminimalisasi defisit neraca transaksi berjalan, dengan cara memperkuat semua aspek ekonomi mulai dari keuangan hingga logistic.

Selain itu, ekonomi syariah juga bisa membantu untuk menguatkan posisi keuangan negara itu sendiri.

Tidak ada yang salah dengan sistem ekonomi syariah ini, bahkan ekonomi syariah dapat membantu perekonomian negara tersebut.

Bagaimana jika Anda ingin menguatkan perekonomian negara? Anda bisa membantu negara Anda dengan cara mengelola keuangan dengan lebih baik sehingga tidak boros dan lebih terarah.

Mulailah mengelola dan merencanakan keuangan Anda dengan lebih baik. Hal ini akan bermanfaat bukan bagi negara saja, tetapi juga bermanfaat bagi diri Anda sendiri.

Anda juga bisa menggunakan Aplikasi Finansialku untuk mengelola keuangan Anda. Aplikasi ini menyediakan berbagai macam fitur yang dapat membantu Anda untuk merencanakan, mengelola keuangan, bahkan berinvestasi.

Jika Anda memiliki pertanyaan-pertanyaan seputar keuangan, Anda juga bisa melakukan kegiatan tanya jawab dengan perencana keuangan dari Finansialku yang sudah tersertifikasi.

Download Aplikasi Finansialku sekarang juga di Google Play Store, dan nikmati berbagai macam fiturnya!

Apakah Anda memiliki pertanyaan mengenai kegiatan minimalisasi defisit transaksi berjalan dengan ekonomi syariah?

Tuliskanlah pertanyaan dan pendapat lain Anda pada kolom komentar yang sudah disediakan di bawah.

Dan jangan lupa untuk membagikan artikel ini kepada teman dan orang lain di sekitar Anda. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi Anda dan orang lain, terima kasih!

Sumber Referensi:

• Wilfridus Setu Embu. 18 September 2018. Ekonomi Syariah dapat Bantu Kurangi Defisit Transaksi Berjalan. Merdeka.com – https://goo.gl/jSaHtd
• Sinar Putri S. Utami. 25 Juli 2018. Ekonomi Syariah Jadi Opsi Atasi Defisit Transaksi Berjalan. Nasional.kontan.co.id – https://goo.gl/pch5km

Sumber Gambar:

• Ekonomi Syariah 1 – https://goo.gl/GNFA62
• Ekonomi Syariah 2 – https://goo.gl/4yPFb1
• Transaksi Berjalan – https://goo.gl/DNtAH3