Mindset keuangan yang benar akan membuat seseorang menjadi lebih dewasa secara finansial, baik pikiran maupun tindakan. Seseorang yang sudah dewasa secara finansial akan lebih sejahtera. Lalu bagaimana caranya?

Simak pembahasan selengkapnya dalam artikel Finansialku berikut ini!

 

Summary:

  • Memiliki mindset keuangan yang tepat, akan menentukan kesuksesan hidup di masa depan bahkan mampu mengubah kenyataan.
  • Terdapat beberapa aspek yang perlu dipahami dalam membangun mindset keuangan, sehingga mampu membuat kita dewasa secara finansial.

 

Mindset Keuangan yang Benar, Mengubah Kenyataan

Mindset keuangan adalah cara pikir seseorang mengenai uang, misal cara mendapatkan pemasukan, mengelola keuangan dan menginvestasikan. 

Hal ini akan menentukan apakah seseorang dapat hidup sejahtera atau tidak. Berikut ini cara mindset keuangan yang benar dan membuat orang menjadi sejahtera:

 

#1 Cara Pikir (Mindset Keuangan) akan Membentuk Tindakan

Sebut saja contohnya: Andini, seseorang karyawan fresh graduate.

Andini memiliki mindset investasi itu penting untuk masa depannya. Andini memutuskan: “berinvestasi sebelum belanja bulanan.” 

 

#2 Tindakan akan Mengubah Kebiasaan

Tindakan yang dilakukan berulang kali, tentunya akan menjadi sebuah kebiasaan. Tindakan yang postif akan menjadi kebiasaan positif, begitupun sebaliknya.

Kembali ke cerita Andini. Setiap tanggal gajian, Andini selalu memprioritaskan investasi. 

Tindakan tersebut ia lakukan secara berulang kali, sehingga menjadi sebuah kebiasaan: “setelah gajian, langsung investasi”.

 

#3 Kebiasaan akan Mengubah Karakter

Kebiasaan Andini berjalan dari tahun ke tahun dan akhirnya dia melihat segala sesuatunya dari sudut pandang seorang investor.

Sekarang Andini memiliki karakter seorang investor (melihat nilai masa depan).

Misalnya, dalam mencari calon suami. Andini lebih melihat pria yang pandai, pekerja keras dan ulet. Andini meyakini pria seperti itu memiliki masa depan yang cerah.

 

#4 Karakter akan Mengubah Kenyataan

Mindset, tindakan, kebiasaan, dan karakter Andini yang konsisten pada investasi, akan menjadi sebuah kenyataanSeperti kata peribahasa:

“Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit.”

 

Misal Andini berinvestasi Rp 2juta setiap bulan, maka setelah 48 bulan, uang Andini sudah menjadi lebih dari Rp 100 juta. Cukup fantastis, kan?

Nah, jika Anda tertarik dan ingin sukses berinvestasi seperti Andini, sebagai referensi Anda bisa download ebook gratis dari Finansialku berikut ini.

Ebook GRATIS, Panduan Praktis Menuju Investasi yang Sukses

Banner Ebook Panduan Praktis Menuju Investasi yang Sukses - Web
Banner Iklan Ebook Panduan Praktis Menuju Investasi yang Sukses - HP

 

Selain itu, Anda juga dapat mengakses video online course dan konsultasi seputar investasi di Aplikasi Finansialku.

Dengan mindset keuangan yang benar, tentunya membutuhkan kedewasaan finansial (Financial Maturity).

 

Kedewasaan Finansial (Financial Maturity)

Kedewasaan finansial atau financial maturity adalah menurut Kate Philips (dalam video Adulting with Money) menjelaskan:

Financial Maturity is a mindset. It includes an understanding the role money plays in the world and the opportunities—and responsibilities—it brings.”

 

Dalam hal ini berarti memahami setiap pilihan-pilihan dalam hal keuangan, tanggung jawab dan konsekuensinya.

Contoh:

Apa yang akan Anda lakukan setelah gajian: “Belanja atau Investasi”?

Jika Anda berbelanja terlebih dahulu, maka investasinya kecil atau bahkan tidak ada sama sekali.

Jika tidak berinvestasi, maka Anda tidak dapat meningkatkan kekayaan.

Setiap pilihan yang Anda ambil (contoh sederhana belanja atau investasi) akan menghasilkan konsekuensi yang berbeda.

Jika kita ingin sukses dalam hal keuangan, maka kita perlu mengambil keputusan yang tepat.

Nah, pengambilan keputusan keuangan yang tepat inilah, membutuhkan kedewasaan finansial (financial maturity).

Lalu, bagaimana cara pikir (mindset keuangan) seorang yang memiliki kedewasaan finansial? Berikut penjelasan lengkapnya!

 

7 Mindset Keuangan yang Membuat Dewasa Secara Finansial

Berikut adalah 7 mindset keuangan yang membuat Anda menjadi lebih dewasa secara finansial:

 

#1 Berani Bertanggung Jawab

Kapan pertama kali Anda bertanggung jawab atas uang Anda?

Contoh pengalaman pribadi penulis. Pertama kali, saya mendapat tanggung jawab mengatur keuangan adalah saat SMA (kelas 10). 

Pada saat itu orang tua memberi uang jajan seminggu sekali, yaitu setiap hari Senin. Entah bagaimana caranya uang jajan tersebut harus mencukupi untuk sekolah dari Senin sampai Sabtu.

Ketika penulis masuk kuliah, tanggung jawab mengatur keuangan menjadi lebih berat. Pada saat itu orang tua memberi uang hidup sebulan sekali.

Saya perlu berpikir bagaimana cara membelanjakan uang tersebut dengan benar. Seandainya uang tersebut kurang, saya perlu berpikir bagaimana cara menambah uangnya (misal bekerja paruh waktu).

Bagaimana jika seorang anak tidak dapat bertanggung jawab dengan uangnya

Tentu saja uangnya akan habis dan minta bantuan orang tuanya, “The Bank of Mom and Dad.”

Jika orang dewasa tidak dapat bertanggung jawab dengan uangnya, maka mereka akan menyusahkan diri sendiri, keluarga (anak dan istri) dan pemerintah.

Sebagai tambahan referensi, berikut artikel yang sebaiknya Anda ketahui 9 Ciri Orang yang Tidak Bertanggung Jawab dengan Keuangan Keluarga.

 

#2 Memiliki Growth Mindset

Orang yang memiliki growth mindset selalu berpikir bahwa pengetahuan dan keahlian itu dapat dipelajari.

Terlebih di era digital, informasi sudah bisa kita akses dalam berbagai bentuk: artikel, inforgrafis, podcast atau video. 

Adapun musuh dari orang-orang yang memiliki growth minidset adalah orang-orang fixed mindset. Berikut ini perbedaan antara keduanya.

mindset keuangan_growth dan fixed mindset

Perbedaan Growth Mindset dan Fixed Mindset. Sumber: Binus.ac.id

 

#3 Konsisten dan Disiplin

Konsisten dan disiplin adalah hal yang paling sulit kita lakukan sebagai manusia, misal resolusi tahun ini adalah ingin memperbesar asset.

Kemudian action plan yang dapat dilakukan adalah investasi Rp2 juta setiap bulan.

  • Bulan pertama gajian, masih bisa investasi Rp2 juta.
  • Bulan kedua ada kebutuhan, investasi berkurang menjadi Rp1,5 juta
  • Bulan ketiga berkurang lagi, dan seterusnya…

Jika Anda kesulitan konsisten atau disiplin, maka buatlah sistem yang otomatis. Contohnya, autodebet investasi setiap tanggal gajian. 

 

#4 Tahu Mana yang BUTUH (Needs) vs INGIN (Wants)

Setiap orang pasti paham mengenai KEBUTUHAN dan KEINGINAN. Tentunya Anda juga bisa membedakan keluar makan di café itu sebuah kebutuhan atau keinginan. 

Permasalahannya adalah, kedewasaan finansial untuk dapat menunda kesenangan (delayed gratification). 

Pada tahun 1972, Walter Mischel seorang dosen dan psikolog, melakukan penelitian terhadap 32 anak. 

Setiap anak diminta untuk masuk ke sebuah ruangan yang berisi meja, kursi dan sebuah piring. Kemudian peneliti akan memberikan sebuah marshmallow.

Si anak mendapat dua opsi, yaitu:

  • Opsi 1: Anak boleh langsung makan marshmallow-nya.
  • Opsi 2: Anak menunda makan sampai peneliti kembali. Sebagai hadiahnya peneliti akan memberi dua marshmallow.

Berikut ini videonya:

 

Apa yang terjadi? sebagian anak bisa menunda (delayed gratification) dan sebagian lainnya langsung makan. 

Penelitian dilanjutkan pada anak-anak yang sama dan ternyata anak-anak yang mampu menunda kesenangan, hidupnya lebih sejahtera dan lebih sehat. 

[Baca Juga: Kebutuhan dan Keinginan Saat Mengatur Keuangan Keluarga]

 

#5 Punya Persiapan untuk Kondisi Darurat

Kita sebagai masyarakat Indonesia belajar mengenai “Bersiap untuk yang Terburuk” seperti kejadian pandemi Covid 19 di bulan Maret 2020 – 2022. 

Apa yang terjadi jika:

  • Tiba-tiba kehilangan pekerjaan, karena PHK, usaha sepi, dan sebagainya?
  • Terkena sakit Covid-19 sehingga butuh perawatan intensif di rumah sakit dan biayanya besar?

 

Persiapan keuangan kita benar-benar diuji pada saat Pandemi Covid 19. Untungnya orang-orang yang sudah merencanakan keuangan dengan Finansialku, sudah siap untuk kondisi terburuk. 

Semua perencana keuangan di Finansialku, selalu memastikan klien-klien untuk AMAN secara KEUANGAN

mindset keuangan_piramida keuangan

Piramida Perencanaan Keuangan Finansialku

 

Aman secara keuangan artinya:

  1. Penghasilan lebih besar daripada pengeluaran. Sebisa mungkin memiliki lebih dari satu sumber penghasilan.
  1. Memiliki dana darurat (emergency fund) sebesar 6 – 12 kali pengeluaran bulanan.
  1. Cicilan maksimal adalah 35% dari penghasilan dan posisi aset lebih besar daripada utang.
  1. Memiliki asuransi, khususnya asuransi kesehatan, asuransi sakit kritis dan asuransi jiwa.

 

#6 Berpikir Jangka Panjang

Orang yang dewasa secara keuangan, selalu berpikir jangka panjang. Mereka tidak hidup SEKARANG saja, tetapi juga ada MASA DEPAN

Contoh:

Keluarga Mike & Nadia ingin melunasi utang KPR, menyekolahkan anak dan menyiapkan dana pensiunnya.

mindset keuanga_simulasi perhitungan

Contoh Simulasi Perhitungan

 

Bagaimana caranya dengan pemasukan yang dimiliki saat ini bisa memenuhi tujuan untuk menyekolahkan anak, melunasi kpr, dan dana pensiun?

Apakah Anda sudah memikirkan masa depan keuangan Anda?

Apakah Anda sudah memiliki strategi untuk dapat mewujudkan mimpi masa depan keuangan Anda?

Jika dari pertanyaan di atas Anda belum memiliki jawaban pasti, inilah waktu yang tepat untuk mengamankan keuangan dan mulai merencanakan keuangan masa depan. Jangan bingung untuk memulainya dari mana, karena Finansialku siap membantu.

 

Untuk buat janji konsultasi, silakan hubungi Customer Advisory Finansialku melalui WhatsApp di nomor 0851 5866 2940.

 

#7 Berpikir untuk Keluarga dan Orang Lain

Orang yang sudah dewasa secara keuangan, tidak hanya memikirkan dirinya sendiri.

Mereka memikirkan pasangan, anak-anak, orang tua, saudaranya dan bahkan lingkungannya.

[Baca Juga: Mindset untuk Mengelola Keuangan Rumah Tangga]

 

Perjalanan Menuju Kedewasaan Finansial

Semakin bertambah usia, biasanya kebutuhan dan tanggung jawab kita semakin besar. 

Sewaktu anak-anak dulu, kita hanya meributkan mainan dan makanan. Ketika remaja dewasa, kita berpikir mengenai hang out dan menikmati masa muda.

Usia semakin tua dan mulai berkeluarga, kita mulai berpikir tentang membesarkan anak-anak, mewujudkan mimpi bersama pasangan dan lainnya. 

Perjalanan menuju kedewasaan finansial bukanlah hal yang mudah, karena selalu ada hambatan dan godaan. Seperti belanja konsumtif, penawaran investasi bodong, dan sebagainya.

Terkadang kita perlu menjadi lebih dewasa secara emosional maupun finansial.

Jika Anda butuh advice seputar keuangan, jangan ragu untuk diskusi bersama ahlinya, Perencana Keuangan Finansialku. Yuk, hubungi Customer Advisory Finansialku melalui WhatsApp di nomor 0851 5866 2940 sekarang.

 

Disclaimer: Finansialku adalah perusahaan perencana keuangan di Indonesia yang melayani konsultasi keuangan bersama Certified Financial Planner (CFP) seputar perencanaan keuangan, rencana pensiun, dana pendidikan, review asuransi dan investasi.

Finansialku bukan platform pinjaman online dan tidak menerima layanan konsultasi di luar hal-hal yang disebutkan sebelumnya.

Artikel ini dibuat hanya sebagai sarana edukasi dan informasi.

 

Itulah informasi seputar mindset keuangan untuk mencapai kedewasaan keuangan. Apa tanggapan Anda mengenai informasi ini?

Jangan segan untuk menuliskannya di kolom komentar ya! Bagikan juga artikelnya kepada rekan dan kerabat Anda. Terima kasih.

 

Editor: Ismyuli Tri Retno

Sumber Referensi:

  • Prosperity Thinkers. 11 Sept 2020. Financial Maturity: 7 Stages of “Adulting” with Money. ProsperityThinkers.com –  https://bit.ly/3XiCKy6