Dachui Collection Technologies milik Brian Huang merupakan perusahaan Startup Fintech yang berbasis Artificial Intelligence (AI).

Agar lebih jelas, simak ulasan selengkapnya dalam artikel Finansialku berikut ini.

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Success Story

 

Dachui Collection Technologies: Fintech Berbasis AI

Berdiri sejak Juli 2018, Dachui Collection Technologies adalah perusahaan startup yang bergerak di bidang layanan keuangan.

Perkembangannya terbilang pesat, karena dalam kurun waktu 3 bulan saja, Dachui Collection Technologies sukses mempekerjakan 80 orang dan terus bertambah seiring dengan sepak terjangnya.

Startup fintech ini, didirikan oleh sosok Brian Huang (CEO) bersama teman-temannya.

Setelah lulus dari bangku kuliah dan bekerja selama 15 tahun, Brian memutuskan untuk berhenti dan membangun industri finansial berbasis Artificial Intelligence (AI) sebagai perusahaan pembuangan aset.

Pemanfaatan teknologi AI yang didukung dengan para ahli berpengalaman di bidangnya, dinilai menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mendatangkan profit.

Berawal dari riset Brian yang membuktikan banyaknya Fintech dari China yang datang ke India dan Indonesia.

OJK larang fintech buka cabang di wilayah ini 02

[Baca Juga: OJK Larang Fintech Legal Buka Cabang di Wilayah Ini, Kenapa?]

 

Dari situlah, Brian berasumsi bahwa kini semua akan lebih mudah mengeluarkan uang, namun susah mendapatkannya kembali.

Ibarat pinjaman makro, biayanya tinggi, jumlahnya besar, dan jika menggunakan cara tradisional ke collection atau penggabungan maka memerlukan biaya yang besar.

Hingga akhirnya, Dachui Collection Technologies hadir sebagai perusahaan dengan big data yang memanfaatkan teknologi dalam mengatasi masalah ini bahkan mampu mendatangkan keuntungan.

 

Keunggulan yang Siap Bersaing

Dachui Collection Technologies memiliki karakter utama pada teknologi.

Sistemnya telah dibuktikan di China, bahkan diuji oleh perusahaan besar transaksi di China dengan berbasis AI.

Beragam keuntungan akan diperoleh perusahaan mikro finansial yang tertarik bekerja sama.

Perusahaan mikro finansial memiliki pasar yang besar, angkanya melebihi angka transaksi finansial yang tradisional. Sudah pasti jika menggunakan transaksi finansial tradisional, maka tidak akan memperoleh keuntungan. Sehingga harus menggunakan big data untuk mengolah itu semua. Menggunakan robot untuk mempelajari, mengganti pekerja agency, sehingga dapat mengurangi beban biaya. Robot tidak perlu makan tapi bisa bekerja 24 jam”, jelas Brian.

 

Memilih Indonesia sebagai Pasar Bisnis

Keberadaan perusahaan ini di Indonesia, bukanlah tanpa alasan.

Berdasarkan riset yang dilakukan Brian, lebih dari 100 perusahaan datang ke China dan Indonesia untuk business to business.

Salah satu alasannya ialah karena Indonesia menjadi negara dengan jumlah populasi terbanyak ke-4 di dunia. Jumlah besar ini diyakini memberikan peluang bisnis yang luas.

Brian pun mencoba mempelajari karakteristik negara Indonesia yang dilakukannya sejak tahun 2004.

Hingga akhirnya ia memutuskan untuk mendirikan startup fintech ini di Indonesia.

Kini, Dachui Collection Technologies berada di bawah IDG dan Foxconn Taiwan, juga menjadi bagian dari CP Grup, partner di Asia.

Fintech - Finansialku

[Baca Juga: Wajib! Fintech P2P Lending Salurkan 20% ke Sektor Produktif]

 

Tantangan Mendirikan Bisnis di Indonesia

Meskipun saat ini fokusnya masih bertumpu di beberapa wilayah di Jakarta, namun Dachui Collection Technologies tengah berencana untuk ekspansi ke daerah lain seperti Surabaya, dan daerah kota besar lainnya.

Stabilitas para pekerja menjadi tantangan tersendiri karena tidak dipungkiri bahwa perusahaan memiliki aturan ketat.

Beberapa pekerja lokal, harus terbiasa disiplin mengikuti aturan yang ditetapkan, sehingga akan lebih menantang terutama bagi pekerja yang beredukasi rendah.

 

Pendanaan Fintech Startup

Tak dipungkiri, pendanaan menjadi salah satu faktor utama di dunia startup. Bagi Brian, salah satu trik untuk menarik investor adalah memahami pasar.

Misalnya, ketika perusahaan ini berdiri di Indonesia, Brian harus fact finding untuk memahami seperti apa negara Indonesia.

Hal ini Brian lakukan dalam waktu yang sangat lama. Hasilnya, karakteristik masyarakat, budaya, dan sebagainya sudah mulai dipahami.

Hal ini mampu meningkatkan kepercayaan diri ketika berhadapan dengan investor.

Agar lebih jelas, Anda juga bisa menggali informasi dari video Finansialku satu ini:

 

Selain itu, bagi Anda yang ingin juga terjun dalam dunia bisnis, jangan lupa untuk selalu melakukan pengelolaan keuangan bisnis dan pribadi dengan baik.

Agar lebih mudah dan praktis, manfaatkan saja aplikasi Finansialku untuk melakukan perencanaan keuangan bisnis dan pribadi.

Unduh aplikasinya melalui Google Play Store.

 

Gratis Download Ebook Pentingnya Mengelola Keuangan Pribadi dan Bisnis

Ebook Pentingnya Mengelola Keuangan Pribadi dan Bisnis - Mock Up - Finansialku Jurnal

 

Bagikan artikel ini kepada mereka yang belum mengetahuinya. Sila tulis komentar dan pendapat Anda pada kolom bawah ini. Terima kasih.

 

Sumber Gambar:

  • Brian Huang – http://bit.ly/2tWXUJY