Bitcoin (BTC) yang merupakan mata uang digital saat ini sedang banyak diminati berbagai pelaku keuangan. Tapi, sudahkah Anda tahu hubungan harga emas dan bitcoin?

Kenaikan atau penurunan harga BTC seringkali diamati berkorelasi negatif dengan harga emas.

Contohnya saat harga BTC menembus support terkuatnya di US$6000 atau setara dengan Rp86.734.500 pada November 2018 lalu, pada waktu yang sama harga emas beranjak naik dan menjadi awal kenaikannya hingga 9%.

Seberapa seringkah korelasi negatif ini terjadi? Apa yang mendasari fenomena demikian?

Simak ulasan selengkapnya dalam artikel Finansialku berikut ini. Selamat membaca!

 

Rubrik Finansialku

Rubrik Finansialku Learn and Invest

 

Review Harga Bitcoin

Pada Februari 2019 ini harga BTC jatuh di level US$3412 per token atau setara dengan Rp49.323.019.

Padahal harga tertingginya di tahun 2018 mencapai US$12.000 per token atau setara dengan Rp173.469.000.

Wah, luar biasa bukan volatilitasnya!

Fluktuasi harga yang seperti rollercoaster adalah hal lumrah pada BTC dan dunia mata uang digital.

Bahkan jika mengulas sejarah harganya di masa lalu, BTC sempat mencapai harga tertingginya sepanjang sejarah di US$19793 per token atau setara dengan Rp286.122.659 pada tahun 2017 lalu.

Padahal BTC saat mulai dikenal publik pada tahun 2011 harganya baru US$0.3 atau setara dengan Rp4.336 per token.

Instrumen ini memang sangat cocok bagi trader agresif yang berani mengambil risiko besar sekaligus keuntungan besar.

Hanya berjarak kurang dari 3 bulan, hingga artikel ini ditulis di bulan Mei 2019 harga BTC bangkit dari support-nya berusaha menembus US$8500 per token atau setara dengan Rp122.873.875.

Hal ini didorong oleh kekhawatiran konflik perang dagang antara AS dan Tiongkok membuat investor memindahkan uang dari pasar saham AS ke BTC.

Dari begitu banyak nama mata uang digital yang beredar, BTC adalah rajanya. Ia merupakan pelopor dimulainya era mata uang kripto dengan volatilitas tertinggi.

Harga BTC sering terpengaruh berita-berita jangka pendek. Bahkan momentum bullish-nya saat ini juga banyak diperkirakan oleh analis tidak akan berlangsung lama sehingga area US$8500 adalah resisten terdekat.

Bitcoin – Mata Uang atau Komoditas Cek Jawabannya Di Sini! 03 Bitcoin 2 - Finansialku

[Baca Juga: Kode Etik Industri Fintech P2P Lending Akan Segera Terbit]

 

Jika Anda adalah salah satu pebisnis pemula, hal yang harus ingat saat berbisnis ialah jangan sampai Anda lupa dengan pengelolaan keuangan dalam bisnis.

Terkadang, banyak yang masih belum bisa melakukan pengelolaan keuangan bisnis dan pribadi dengan baik.

Beberapa di antaranya, sering keliru akan sumber uang yang digunakan untuk kebutuhan bisnis.

Untuk meminimalisasi segala kemungkinan, akan lebih baik jika Anda memanfaatkan tools yang sering digunakan khusus pengelolaan dan perencanaan keuangan, seperti aplikasi Finansialku.

Daftar Aplikasi Finansialku

Download Aplikasi Finansialku di Google Play Store

 

Aplikasi Finansialku merupakan aplikasi berbasis website yang dapat membantu penggunanya untuk melakukan pengelolaan dan perencanaan keuangan, termasuk keuangan bisnis.

Jika belum memilikinya, segera download melalui Google Play Store atau lakukan registrasi melalui PC.

Jika ingin lebih memahami mengenai bagaimana cara melakukan pengelolaan keuangan bisnis dan pribadi dengan baik, pelajari saja melalui ebook Finansialku yang satu ini:

Gratis Download Ebook Pentingnya Mengelola Keuangan Pribadi dan Bisnis

Ebook Pentingnya Mengelola Keuangan Pribadi dan Bisnis - Mock Up - Finansialku Jurnal

 

Semua bisa Anda peroleh secara GRATIS, tanpa dipungut biaya apapun. Tunggu apalagi? Yuk segera miliki, praktikkan, dan rasakan manfaatnya!

 

Review Harga Emas

Harga emas pada akhir Januari lalu melonjak lebih dari 10% ke level US$1320/oz atau setara dengan Rp19.081.590 dibandingkan level terendah pada September 2018 di kisaran US$1160/oz atau setara dengan Rp16.768.670.

Kenaikan ini menjadi titik tertinggi dalam 9 bulan terakhir karena kebijakan The Fed yang menunda pengetatan kebijakan moneternya.

Setelah rally tersebut logam mulia ini melanjutkan rally-nya hingga mencapai US$1346 atau setara dengan Rp19.457.439 di bulan Februari 2019.

Namun setelah masa rally, emas membentuk pola downtrend jangka pendek mulai Maret 2019.

Akankah emas terus melanjutkan penurunannya? Masih menjadi misteri.

Prospek Investasi Emas 2019 01 - Finansialku

[Baca Juga: Panduan Lengkap Mengurus Surat Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK)]

 

Gejolak perang dagang antara negara Amerika dan Tiongkok sangat berpengaruh terhadap logam kuning ini.

Jika kesepakatan tercapai dengan mulus maka harga emas kemungkinan berlanjut turun.

Namun jika terjadi ketidakpastian bahkan ketegangan dalam negosiasi, maka inilah momen bullish harga emas menuju US$1400/oz atau setara dengan Rp20.238.050.

 

Korelasi Keduanya

Pasar keuangan global saat ini sedang dalam masa koreksi.

Jika mengevaluasi harga emas di 2019 ini terlihat mengalami penurunan sejak mencapai level tertinggi di bulan Febuari pada US$1340-an.

Downtrend jangka pendek dimulai pada Maret 2019 hingga mencapai US$1272 atau setara dengan Rp18.387.714.

Saat emas mengalami trend penurunan, hal sebaliknya justru terjadi pada BTC.

Justru BTC memulai rally sejak awal April 2019 ini setelah sideways selama kira- kira 5 bulan di level terendahnya pada US$3180 sampai US$4220 per token.

Pada awal April 2019 BTC menembus harga US$4220 atau setara dengan Rp61.003.265 hingga saat ini (pertengahan Mei) berada di kisaran US$8000 atau setara dengan Rp115.646.000.

Luar biasa bukan, profit 100% dalam waktu 1 bulan saja!

Trading Emas Online di Forex Cara Kelebihan dan Risiko 00 - Finansialku

 

[Baca Juga: Pajak Final UMKM Turun, Pemerintah Akan Terbitkan Mini Tax Holiday]

 

Keterkaitan harga BTC dan emas dapat dilihat dengan analisa korelasi. Analisa ini membandingkan performa berbagai kelas aset pada time frame yang sama dalam beberapa waktu. 

Misalnya pada saat BTC rally pada akhir November 2017 hingga mencapai US$19.220 di akhir Desember 2017, saat itu pula harga emas bearish dari US$1.296 ke US$1.236 yang dimulai pada akhir November hingga akhir Desember 2017.

Pada kondisi ini kedua sektor tersebut memiliki koefisien korelasi sebesar -0,68.

Semakin dekat 0, maka tidak ada korelasi. Makin mendekati 1 positif artinya berkorelasi positif.

Sedangkan dalam kasus ini, emas dan BTC berkorelasi -0.68 artinya berkorelasi negatif.

Hal ini terjadi karena pada 2017 lalu transaksi BTC sangat digemari oleh investor spekulatif.

Saking tingginya harga BTC yang tidak masuk akal maka terbentuklah “bubble” yang akhirnya investor panik dan memindahkan uang cash-nya pada aset yang dianggap aman yaitu emas.

Sehingga setelah harga BTC meredup, emas justru naik.

Analisa korelasi ini tidak selalu terjadi dan bisa berubah-ubah penafsirannya sesuai situasi.

Sebelum terjadi ledakan transaksi BTC sebelum 2017, korelasi ini tidak terlalu tampak.

Bahkan korelasinya positif berkisar pada 0.31-0.48 yang artinya kedua harganya bergerak secara kompak, sama-sama naik ataupun sama-sama turun.

Bitcoin – Mata Uang atau Komoditas Cek Jawabannya Di Sini! 01 - Finansialku

[Baca Juga: TERBUKTI! Menyiapkan Pensiun dalam Waktu 5 Tahun adalah Pekerjaan Berat [Sekali]]

 

Dalam beberapa tahun terakhir ini setelah booming, korelasi negatif di antara keduanya semakin jelas terlihat.

Pada kondisi normal, besaran koefisien korelasi keduanya berkisar pada -0.5.

Sebenarnya ada banyak metode lain untuk melihat hubungan harga keduanya.

Tidak mengherankan jika banyak perdebatan mengenai metode yang bisa digunakan.

Dari berbagai metode tersebut, analisa koefisien korelasi yang paling jelas memperlihatkan hubungan harga keduanya yang saling bertolak belakang.

Grafik harga BTC (Downtrend, November- Desember 2018) - Finansialku

Sumber: Tradingview.

 

Gambar Grafik harga BTC/USD menunjukkan downtrend pada November- Desember 2018 dan nilai koefisien korelasi dengan emas sebesar -0.6.

 

Grafik harga emas (Uptrend Desember 2018 - Februari 2019)

Sumber: Tradingview.

 

Gambar Grafik harga emas menunjukkan uptrend pada akhir Desember 2018 hingga Februari 2019.

 

Kedua grafik tersebut lagi-lagi menunjukkan korelasi koefisien negatif antara BTC dan emas di bulan November 2018 hingga awal 2019.

Saat harga BTC turun di bulan November hingga Desember 2018 dilanjutkan kenaikan di bulan Desember akhir 2018 hingga Februari 2019.

Di kedua gambar tersebut terlihat jika koefisien korelasi mulai negatif maka harga cenderung mulai berubah arah.

Dengan korelasi negatif yang terjadi antara emas dan BTC, maka makin meyakinkan bahwa BTC bukanlah emas digital seperti yang dipromosikan oleh para kripto mania.

Jika BTC bisa menggantikan emas sebagai safe haven, harusnya keduanya bergerak seirama.

Nampaknya investor global masih belum cukup yakin dengan nilai dasar BTC dan lebih mempercayai komoditas fisik.

 

Alasan Dibalik Korelasi Keduanya

Emas merupakan logam mulia yang berperan sebagai safe haven.

BTC merupakan mata uang digital baru yang bercita-cita bisa menjadi seperti emas.

Namun saat ini penggunaannya lebih banyak sebagai sarana investasi spekulatif sehingga harganya belum stabil.

Emas dan BTC bergerak secara berlawanan harga. Ketika BTC turun, maka investor memindahkan uangnya pada safe haven seperti emas.

Meski demikian, analisa koefisien korelasi ini tidak sepenuhnya mutlak.

Jika menengok sejarah lalu, penafsiran analisa ini bisa saja berubah sehingga perlu bantuan konfirmasi analisa lain seperti melihat price action dan trend harga.

 

Menurut Anda, mana yang lebih menarik antara bitcoin dan emas? Share pendapat Anda dalam kolom komentar bawah ini.

Bagikan juga artikel ini kepada teman atau saudara yang belum mengetahuinya. Terima kasih!

 

Catatan: US$1 = Rp14.455.

 

Sumber Gambar:

  • Hubungan Harga Emas dan Bitcoin 1 – http://bit.ly/2W6DU3P