Gelombang PHK di Indonesia masih belum berakhir. Potensi resesi 2023 pun makin menghantui perekonomian dalam negeri.

Namun, terdapat beberapa sektor usaha yang prediksinya aman dari PHK. Kira-kira apa saja? Temukan jawabannya di artikel berikut!

 

Potensi Gelombang PHK 2023 dan Penyebabnya

Fenomena gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di Indonesia prediksinya akan semakin besar di masa mendatang.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartanto, melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (10/12/22).

Penyebab gelombang PHK ini, menurutnya, adalah situasi dunia yang kian memburuk dan berpotensi memengaruhi perekenomian dalam negeri hingga berujung pada PHK.

Menteri Airlangga menilai dampak Pandemi Covid-19 semakin buruk, seiring tingginya lonjakan inflasi, pengetatan likuiditas, serta suku bunga tinggi.

Adapun gejolak geopolitik, stagflasi, climate change, serta krisis yang terjadi pada sektor energi, pangan, dan finansial, ikut memperparah kondisi perekonomian Indonesia.

“Tekanan capital outflow, depresiasi nilai rupiah, serta penurunan ekspor dan kinerja manufaktur yang berpotensi meningkatkan PHK menjadi dampak risiko eksternal yang harus mendapat perhatian lebih untuk diantisipasi,” jelasnya.

 

Menimbulkan Ancaman Resesi

Menurutnya, tingginya ketidakpastian akibat dari kondisi ini, telah menempatkan perekonomian global berada dalam pusaran badai yang sempurna (the perfect storm). Hal ini mengakibatkan munculnya ancaman resesi global pada 2023.

Pertumbuhan ekonomi global tahun 2022 berada pada rentang 2,8-3,2%. Angka ini semakin menurun pada 2023 menjadi kisaran 2,2-2,7% dari perkiraan awal, yakni di kisaran 2,9-3,3%.

Airlangga juga menjelaskan sejumlah negara terlihat masih mengalami kontraksi Purchasing Managers’ Index (PMI) pada November 2022.

Beberapa di antaranya China (49,4), Inggris (46,5), Amerika Serikat (47,7), Jepang (49), dan Jerman (46,2).

Penurunan kinerja manufaktur global ini merupakan imbas dari pelemahan indeks output serta munculnya kekhawatiran sektor manufaktur terhadap prospek perekonomian ke depan.

Namun, Airlangga juga menjelaskan, pertumbuhan seluruh sektor manufaktur ASEAN pada November 2022 tetap terjaga di level optimis, yakni di posisi 50,7. Ditopang indeks di Singapura (56,0), Filipina (52,7), Thailand (51,1), dan Indonesia (50,3).

Sementara itu, Malaysia sudah berada di level pesimistis atau di bawah 50 (47,9), bersama Vietnam (47,4), dan Myanmar (44,6).

[Baca Juga: Daftar Negara yang Dibayangi Resesi 2023, Indonesia Termasuk?]

 

Langkah Antisipasi

Situasi dunia yang penuh ketidakpastian ini membuat potensi resesi masih menghantui sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Karena itu, para ekonom mengingatkan pemerintah untuk melakukan sejumlah langkah antisipasi resesi yang berpotensi terhadap PHK besar-besaran.

“Pertama, percepat realisasi belanja pemerintah terutama dalam rangka 40% pengadaan barang jasa, di isi produk lokal dan UMKM,” tegas Ekonom sekaligus Direktur CELIOS Bhima Yudhistira, Sabtu (10/12/2022).

 

Kedua, pemerintah harus menjaga stabilitas harga pangan terutama beras. Agar inflasi dapat terkendali dan berada di bawah 4%.

Ketiga, Bhima menyarankan pemerintah untuk melakukan relaksasi pajak khususnya penurunan tarif PPN untuk menstimulus belanja kelas menengah dan atas.

“Langkah keempat, BUMN perlu memperluas serapan tenaga kerja baru, misalnya merekrut para korban PHK di beberapa startup,” tambahnya.

 

Selanjutnya, pemerintah juga harus memberikan tambahan perlindungan sosial, baik bansos maupun BSU kepada pekerja yang rentan terkena PHK.

Langkah antisipasi ini perlu dilakukan, mengingat terdapat 6 sektor yang mulai terjadi kontraksi dan berpotensi melakukan PHK.

Beberapa di antaranya, sektor pakaian jadi berorientasi ekspor, kehutanan dan penebangan kayu, industri kimia farmasi, industri rokok, industri furnitur, dan tanaman pangan.

 

Sektor Usaha yang Diprediksi Aman dari PHK

Meski isu PHK masih mencuat, khususnya pada lini startup digital, terdapat beberapa sektor yang aman dari gelombang PHK.

“Industri yang paling aman PHK di masa resesi ke depan adalah sektor penghasil kebutuhan pokok masyarakat, seperti sektor pangan, energi, pendidikan, dan kesehatan,” ucap Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) Yusuf Wibisono, Jumat (9/12/2022).

 

Menurutnya, sesulit apa pun kondisi perekonomian, permintaan konsumen terhadap produk di sektor pangan, energi, pendidikan, serta kesehatan tidak akan menurun secara signifikan.

Sebaliknya, masyarakat akan mengurangi pembelian untuk barang durable goods, seperti properti, produk otomotif, dan barang elektronik.

Yusuf juga menjelaskan, sektor yang dapat bertahan dan relatif aman dari PHK adalah lini usaha yang orientasi utamanya ke pasar domestik.

Dia juga memperkirakan sektor perdagangan, logistik, dan pariwisata yang mengandalkan wisatawan domestik juga bakal bertahan dari gejolak global yang berujung PHK.

Selain tiu, sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang umumnya tidak bergantung pada utang perbankan akan lebih mampu bertahan karena mengandalkan permodalan internal.

“Terakhir, sektor yang tahan PHK adalah yang konsumen utama-nya kelas atas, seperti barang-barang mewah, atau sektor yang produknya meskipun bukan kebutuhan pokok, namun telah menjadi gaya hidup yang tidak terpisahkan dari konsumen, seperti kosmetik atau pulsa internet,” jelas Yusuf.

 

Pasalnya, konsumen akan terus mengonsumsi barang tersebut walau dengan merelakan turunnya pengeluaran untuk kebutuhan lain.

[Baca Juga: Kena PHK? Ayo Bangkit Lagi Dengan Tips Keuangan Finansialku!]

 

Kurangi Utang Konsumtif

Itulah penjelasan seputar gelombang PHK yang potensinya semakin besar terjadi di tahun 2023 dan sejumlah langkah mengantisipasinya.

Tapi, selain langkah-langkah di atas, sebaiknya Sobat Finansialku juga mengurangi utang konsumtif dan menyiapkan dana darurat untuk menghadapi ancaman resesi global 2023.

Jika kamu bingung cara merencanakannya dan berapa jumlah ideal yang harus dimiliki, yuk, konsultasi bersama Perencana Keuangan Finansialku.

Nantinya, kamu akan mendapatkan advice dalam merencanakan dana darurat yang kamu butuhkan, sesuai kondisi keuangan saat ini.

Banner Konsultasi WA - DM NEW

 

Sobat Finansialku juga bisa mendapatkan referensi tambahan agar hidup dapat terbebas dari utang melalui ebook Finansialku Cara Terbebas dan Terhindar dari Utang.

Dalam ebook tersebut, kamu akan mengetahui bedanya Bad Debt dan Good Debt, serta memahami bagaimana cara dan strategi melunasi pinjaman. Semoga bermanfaat…

 

Demikian informasi mengenai gelombang PHK dan langkah antisipasi untuk mencegah terjadinya PHK besar-besaran.

Semoga informasi di atas dapat menambah referensi kamu untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi ke depannya, ya. Terima kasih.

 

Editor: Ismyuli Tri Retno

Sumber Referensi:

  • Hadijah Alaydrus. 10 Desember 2022. Menteri Jokowi Ini Ramalkan Bakal Ada Gelombang PHK Besar. Cnbcindonesia.com –https://bit.ly/3iSi5SM
  • Arrijal Rachman. 09 Desember 2022. Gelombang PHK Belum Berhenti, Bakal Muncul yang Lebih Besar. Cnbcindonesia.com –https://bit.ly/3UPUSxG
  • Michelle Natalia. 10 Desember 2022. Hantu Resesi Membayangi, Awas! 6 Sektor Mulai Terkontraksi dan Berpotensi Terjadi PHK. Sindonews.com – https://bit.ly/3VUBaSX
  • Admin. 09 Desember 2022. Sederet Sektor Usaha Dianggap Aman dari PHK, Mulai Pangan hingga Kosmetik. Msn.com – https://bit.ly/3Bsrmr1