Apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan? Apakah hal ini terjadi pada semua sumber daya manusia?
Dewasa ini, masalah kepuasan kerja memang sangat diperhatikan. Hal ini mengingat sumber daya manusia yang menjadi salah satu aset utama perusahaan atau organisasi.
Oleh karena itu, mari simak apa hubungan kepuasan kerja dengan kinerja karyawan yang akan dibahas tuntas melalui artikel Finansialku kali ini.
Tujuan: Peningkatan Kinerja Karyawan
Dalam zaman modern ini, bisnis semakin berkembang dan pemainnya pun semakin banyak.
Alhasil, timbul tingkat persaingan yang cukup tinggi. Setiap perusahaan berupaya unggul dari para pesaingnya.
Salah satu yang cukup diperhatikan dalam persaingan adalah kinerja sumber daya manusianya. Di mana hal ini memang memiliki pengaruh cukup besar terhadap performa perusahaan.
Banyak faktor yang terkait dalam perbaikan kinerja perusahaan. Salah satu faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam mencapai tujuannya adalah faktor sumber daya manusia (SDM).
Manusia berfungsi sebagai penggerak perusahaan karena eksistensi perusahaan tergantung pada manusia-manusia yang terlibat di belakangnya.
Untuk dapat mencapai tujuan dari perusahaan, diperlukan sumber daya manusia dengan kinerja yang memuaskan pula.
[Baca Juga: 20 Cara Seorang Pemimpin Meningkatkan Semangat Kerja Tanpa Mengandalkan Uang. Silakan Anda Buktikan Sendiri!]
Umumnya perusahaan mengharapkan kinerja yang baik dari masing-masing karyawan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan sebuah perusahaan.
Namun sayangnya hal ini tidak dapat dilakukan secara searah saja.
Dibutuhkan juga upaya dari pihak perusahaan untuk dapat mengoptimalkan kinerja karyawan atau sumber daya manusia tersebut.
Oleh karena itu, Handoko (2003: 195) mengungkapkan bahwa kualitas sumber daya manusia senantiasa harus dikembangkan dan diarahkan agar tercapainya tujuan yang telah ditetapkan oleh suatu perusahaan atau organisasi.
Berdasarkan sebuah studi, salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kinerja sumber daya manusia adalah dari segi kepuasan kerjanya di perusahaan tersebut.
Bagaimana kepuasan kerja bisa berpengaruh terhadap kinerja karyawan? Yuk simak pembahasannya berikut ini!
Suatu permasalahan tentu akan terjadi pada siapa dan kapan saja. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak hal, salah satunya masalah keuangan.
Ketika perencanaan keuangan tidak dilakukan dengan baik, alhasil uang yang sudah didapatkan bisa saja habis percuma tanpa alur yang jelas.
Itulah mengapa, perencanaan keuangan yang baik sangat disarankan bagi siapapun, termasuk para karyawan.
Miliki panduan dalam melakukan perencanaan keuangan melalui ebook gratis dari Finansialku.
Anda bisa mengetahui hal apa saja yang harus direncanakan saat ini dan masa mendatang secara keuangan.
Gratis Download Ebook Perencanaan Keuangan untuk Usia 30 an
Download sekarang juga dan rasakan manfaatnya!
Pengertian Kinerja dan Faktor yang Memengaruhinya
Untuk dapat memahami mengapa kinerja merupakan sebuah faktor utama yang diutamakan dalam sebuah perusahaan, Anda perlu memahami pengertiannya terlebih dahulu.
Sudah banyak ahli yang mendefinisikan kinerja menurut pendapatnya masing-masing, antara lain sebagai berikut:
Sumber | Pengertian atau Definisi |
---|---|
Mangkunegara (2005:9) | Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. |
Brahmasari (2008:128) | Kinerja adalah pencapaian atas tujuan organisasi yang dapat berbentuk output kuantitatif maupun kualitatif, kreativitas, fleksibilitas, dapat diandalkan, atau hal-hal lain yang diinginkan oleh organisasi. |
Bernaders dan Russel (1993:379) | “Performance is defined as the record of outcomes produced on specified job function or activity during a specified time period”. (Kinerja dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau hasil dari suatu aktivitas selama periode waktu tertentu). |
Simamora (2004:409) | Kinerja karyawan adalah tingkatan di mana para karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan. |
Melalui definisi di atas, dapat dilihat bahwa kinerja merupakan sebuah hasil atau pencapaian atas sebuah tujuan di mana karyawan diharapkan dapat mencapai persyaratan atau tanggung jawab tertentu.
Menurut Gibson (2002:56), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah sebagai berikut:
#1 Atribut Individu
Dengan adanya berbagai atribut yang melekat pada individu, tentu dapat membedakan individu yang satu dengan yang lainnya.
Faktor ini merupakan kecakapan individu untuk menyelesaikan tugas-tugas yang telah ditentukan, terdiri dari:
- Karakteristik demografi. Misalnya: umur, jenis kelamin, dan lain-lain.
- Karakteristik kompetensi. Misalnya: bakat, kecerdasan, kemampuan, keterampilan, dan sebagainya.
- Karakteristik psikologi. Misalnya: nilai-nilai yang dianut seperti sikap dan perilaku.
#2 Kemauan Untuk Bekerja
Berbagai atribut yang melekat pada individu dapat pula menunjukan adanya kesempatan yang sama dalam mencapai suatu prestasi.
Untuk mencapai kinerja yang baik diperlukan usaha dan kemauan untuk bekerja keras, karena kemauan merupakan suatu kekuatan pada individu yang dapat memicu usaha kerja yang lebih terarah dalam melakukan suatu pekerjaan.
[Baca Juga: Sudahkah Anda Tahu: Tunjangan dan Kompensasi Kerja? dan Bagaimana Cara Memanfaatkan dengan Benar?]
#3 Dukungan Organisasi
Dalam mencapai tujuan karyawan yang tinggi diperlukan adanya dukungan atas kesempatan dari organisasi atau perusahaan.
Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi keterbatasan baik dari karyawan maupun dari perusahaan.
Misalnya: perlengkapan peralatan dan kelengkapan kejelasan dalam memberikan informasi.
Pengertian Kepuasan Kerja dan Faktor yang Memengaruhinya
Berdasarkan pembahasan di atas, diungkapkan bahwa salah satu faktor yang memengaruhi kinerja karyawan adalah kemauan untuk bekerja.
Kemauan untuk bekerja ini timbul akan adanya kemauan untuk bekerja keras untuk mencapai tujuan.
Kemauan untuk bekerja ini sering dikaitkan dengan dukungan organisasi yang akan memberikan sebuah kepuasan kerja bagi karyawannya.
Oleh karena itu, mari mengenal lebih dalam mengenai kepuasan kerja ini melalui pengertiannya berikut ini:
Sumber | Pengertian atau Definisi |
---|---|
Robbins (2003:78) | Kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang yang menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima. |
Handoko (2000:193) | Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan bagaimana para karyawan memandang pekerjaan mereka. |
Mangkunegara (2005:117) | Kepuasan kerja berhubungan dengan variabel-variabel seperti turnover, tingkat absensi, umur, tingkat pekerjaan, dan ukuran organisasi perusahaan. |
Gibson dkk. (1997) | Kepuasan kerja merupakan perasaan menyenangkan yang dikembangkan para karyawan sepanjang waktu mengenai segi pekerjaannya. |
Faktor–faktor yang menentukan kepuasan kerja menurut Robbins (1996:181-182) adalah sebagai berikut:
#1 Pekerjaan yang Secara Mental Menantang
Karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dengan menawarkan beragam tugas, kebebasan, dan umpan balik. Dengan demikian pekerjaan tidak menimbulkan kebosanan.
[Baca Juga: Tahukah Anda Apa itu Sistem Perencanaan Sumber Daya Manusia? Yuk Cari Tahu Sekarang!]
#2 Gaji atau Upah yang Pantas
Para karyawan, termasuk saya tentunya, menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang adil dan sesuai dengan pengharapan mereka.
Bila upah dilihat sebagai adil yang didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan.
#3 Kondisi Kerja yang Mendukung
Karyawan peduli akan lingkungan yang baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk mempermudah mengerjakan tugas yang baik.
Studi membuktikan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan sekitar yang aman, tidak berbahaya, dan tidak merepotkan.
[Baca Juga: 10 Tips Meningkatkan Produktivitas Kerja Setelah Pulang Kampung dan Libur Lebaran]
#4 Rekan Kerja yang Mendukung
Bagi kebanyakan karyawan, bekerja juga mengisi kebutuhan akan interaksi sosial.
Oleh karena itu, tidaklah mengejutkan apabila mempunyai rekan kerja yang ramah dan mendukung akan mengarah ke kepuasan kerja yang meningkat. Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan.
#5 Kesesuaian Kepribadian dengan Pekerjaan
Teori “kesesuaian kepribadian–pekerjaan” Holland menyimpulkan bahwa kecocokan yang tinggi antara kepribadian seorang karyawan dan okupasi akan menghasilkan seorang individu yang lebih terpuaskan.
Orang–orang dengan tipe kepribadian yang sama dengan pekerjaannya memiliki kemungkinan yang besar untuk berhasil dalam pekerjaannya, sehingga mereka juga akan mendapatkan kepuasan yang tinggi.
Hubungan Kepuasan Kerja dengan Kinerja Karyawan
Telah banyak studi yang mengkaji dampak dari ketidakpuasan kerja. Hal yang akan digarisbawahi di sini adalah dampak ketidakpuasan kerja terhadap kinerja di mana para ahli berpendapat bahwa kinerja setara dengan kepuasan kerja.
Artinya, kinerja dapat ditingkatkan setara dengan peningkatan kepuasan kerjanya. Bisa dibilang kepuasan kerja mungkin merupakan akibat dari kinerja atau sebaliknya.
Berdasarkan banyak penelitian, pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan dapat dijelaskan dengan beberapa faktor.
Mayoritas hasil menunjukkan skor tertinggi indikator kepuasan kerja terdapat pada indikator kepuasan terhadap gaji.
[Baca Juga: Para HRD Ketahui 5 Hal yang Harus Dibahas Pada Pelatihan Persiapan Pensiun Karyawan]
Misalnya jika besaran gaji pokok yang akan diterima karyawan itu berdasarkan hitungan jumlah target kerja yang dapat diselesaikan oleh karyawan, maka mereka akan berusaha lebih keras untuk menunjukkan kinerja yang prima demi gaji yang lebih tinggi.
Selain itu, faktor lainnya yang juga sering muncul dalam penelitian adalah beban kerja, di mana pekerjaan yang terlalu santai dan tidak menantang akan membuat pekerja bosan dan tidak semangat bekerja.
Ini merupakan faktor yang juga diungkapkan oleh Robbins (1996:181-182).
Dampak Ketidakpuasan Kerja dan Bagaimana Mengatasinya
Jika Anda sudah mengetahui bagaimana hubungan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan, kini tentunya Anda perlu melihat dampak negatifnya.
Dampak negatif ini timbul apabila kepuasan kerja karyawan tidak tercapai sehingga muncul perilaku tertentu yang mengecewakan perusahaan.
Menurut Robbins (2003) ada empat cara tenaga kerja mengungkapkan ketidakpuasannya yaitu sebagai berikut:
- Keluar (Exit): yaitu meninggalkan pekerjaan termasuk mencari pekerjaan lain.
- Menyuarakan (Voice): yaitu memberikan saran perbaikan dan mendiskusikan masalah dengan atasan untuk memperbaiki kondisi.
- Mengabaikan (Neglect): yaitu sikap dengan membiarkan keadaan menjadi lebih buruk seperti sering absen atau semakin sering membuat kesalahan.
- Kesetiaan (Loyality): yaitu menunggu secara pasif sampai kondisi menjadi lebih baik termasuk membela perusahaan terhadap kritik dari luar.
[Baca Juga: Ini Dia Hak Karyawan Berdasarkan UU Ketenagakerjaan yang Perlu Diketahui]
Oleh karena itulah, Riggio (2005) mengungkapkan peningkatan kepuasan kerja yang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
#1 Melakukan Perubahan Struktur Kerja
Misalnya dengan melakukan perputaran pekerjaan (job rotation), atau dengan pemekaran (job enlargement), atau perluasan satu pekerjaan sebagai tambahan dan bermacam-macam tugas pekerjaan.
#2 Melakukan Perubahan Struktur Pembayaran
Misalnya perubahan sistem pembayaran dengan berdasarkan pada keahliannya (skill-based pay), atau berdasarkan jasanya (merit pay).
Sistem pembayaran yang ketiga adalah Gainsharing atau pembayaran berdasarkan pada keberhasilan kelompok (keuntungan dibagi kepada seluruh anggota kelompok).
#3 Pemberian Jadwal Kerja yang Fleksibel
Misalnya memberikan kontrol pada para pekerja mengenai pekerjaan sehari-hari mereka, sehingga mereka tidak merasa tertekan dan terikat.
#4 Mengadakan Program yang Mendukung
Misalnya perusahaan mengadakan program-program yang dirasakan dapat meningkatkan kepuasan kerja para karyawan, seperti: health center, profit sharing, dan employee sponsored child care.
Kesimpulan: Pentingnya Kepuasan Kerja terhadap Peningkatan Kinerja
Melihat pembahasan tadi, artinya penting untuk mengupayakan kepuasan kerja demi peningkatan kerja karyawan dalam sebuah perusahaan.
Memang betul dibutuhkan biaya terutama untuk menjalankan beberapa upaya peningkatan kepuasan kerja tersebut, namun perlu diingat bahwa tujuannya semata-mata adalah demi keuntungan perusahaan juga.
Apakah Anda memiliki pertanyaan mengenai pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan lainnya? Tinggalkan komentar Anda di bawah. Jika ada pertanyaan, silakan ajukan pertanyaan Anda pada kolom di bawah ini.
Sumber Referensi:
- Febri Furqon Artadi. 2015. Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Merapi Agung Lestari. Euny.ac.id – https://goo.gl/tTsYcd
Sumber Gambar:
- Kepuasan Kerja 1 – https://goo.gl/RzJMLY
- Kepuasan Kerja 2 – https://goo.gl/Wq238o
- Kepuasan Kerja 3 – https://goo.gl/gVs2av
Leave A Comment