Apakah Anda ingin investasi reksa dana? Gimana cara membeli produk reksa dana? Yuk ketahui caranya pada pembahasan berikut ya.

 

Perkembangan Jumlah Investor Reksa Dana

Di tengah pandemi Covid-19, ternyata tidak menghalangi minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal.

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Juni, jumlah investor pasar modal secara keseluruhan meningkat hingga 44,24% menjadi 5,59 juta investor dibandingkan akhir 2020 yang hanya 3,88 juta investor.

Menariknya, 88% dari investor pasar modal tersebut adalah investor reksa dana.

Jumlah Investor Pasar Modal

Sumber: Bareksa.com

 

Jumlah investor reksa dana itu sendiri juga meningkat sangat signifikan. Per Juni 2021, jumlah investor reksa dana meningkat 55% menjadi 4,93 juta orang berdasarkan data KSEI. Jika kenaikan jumlah investor reksa dana ini terus berlanjut, maka di akhir 2021 bisa mencapai lebih dari 5 juta investor. 

Jika dibandingkan dengan jumlah investor reksa dana di tahun 2018 yang hanya sebanyak 995.510 investor, berarti jumlah investor reksa dana kini sudah bertambah hampir 5x lipat. 

Peningkatan jumlah investor yang signifikan dapat menjadi sentimen yang positif di pasar modal Indonesia. Dengan adanya peningkatan partisipasi investor retail lokal, maka dapat mengurangi ketergantungan pada investor asing di pasar modal.

Salah satu perkiraan penyebab meningkatnya jumlah investor pasar modal Indonesia adalah karena tingkat suku bunga yang rendah.

Dengan begitu, membuat investor tergerak untuk mencari alternatif investasi selain deposito yang bisa memberikan potensi imbal hasil yang lebih tinggi. 

 

Selain itu, seiring dengan kemajuan teknologi juga turut menjadi pendorong peningkatan jumlah investor reksa dana. Kini berinvestasi reksa dana menjadi sangat mudah dan cepat di era digital ini.

Kita bisa mulai investasi reksa dana secara online. Bahkan, sudah ada banyak platform yang menyediakan fasilitas jual beli reksa dana.

Beberapa diantaranya Bareksa, Tanamduit, Bibit, dan platform lainnya. Apalagi minimum investasi juga semakin terjangkau, bisa dimulai dari Rp 10 ribu saja. 

 

Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Berinvestasi Reksa Dana

Berinvestasi, berarti kita menanamkan modal kita dengan harapan bisa mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang.

Oleh karena itu, kita perlu explore lebih detail sebelum berinvestasi. Berikut beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum berinvestasi reksa dana. 

 

Profil Risiko

Anda perlu mengetahui profil risiko Anda sebelum berinvestasi. Profil risiko menggambarkan seberapa besar toleransi seseorang terhadap risiko. Setiap orang bisa memiliki profil risiko yang berbeda-beda.

Pada umumnya, profil risiko dibagi menjadi tiga, yaitu konservatif, moderat, dan agresif. Profil risiko konservatif berarti tingkat toleransi terhadap risikonya rendah. Sedangkan moderat, tingkat toleransinya sedang.

Kalau agresif, tingkat toleransi terhadap risikonya tinggi atau berani mengambil risiko yang cukup besar. Anda bisa membaca lebih jelas mengenai risiko investasi reksa dana di sini.

Dalam investasi termasuk investasi reksa dana, dikenal high risk high return. Jadi semakin besar potensi imbal hasilnya, risikonya juga semakin besar. Oleh karena itu, Anda perlu mengenal profil risiko Anda sendiri terlebih dahulu.

 

Tujuan Keuangan dan Investasi

Sebelum berinvestasi maka sebaiknya Anda sudah menentukan tujuan keuangan. Mengapa demikian? Karena investasi merupakan kendaraan yang membantu Anda untuk mencapai tujuan keuangan Anda. 

Tujuan keuangan setiap orang bisa berbeda-beda, Anda dapat menentukan yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Misalnya, untuk Dana Darurat, Dana Pernikahan, Dana Membeli Rumah, Dana Membeli Mobil, Liburan, Dana Pensiun, ataupun tujuan keuangan lainnya.

Tujuan keuangan yang dibuat sebaiknya tujuan yang SMART (Specific, Measurable, Attainable, Relevant, Timely).

[Baca Juga: Membuat Tujuan Keuangan yang SMART (benar-benar SMART)]

Dengan tujuan yang SMART, maka akan memudahkan dan membuat Anda lebih semangat untuk mencapainya. Selain itu, Anda perlu menentukan tujuan keuangan agar bisa memilih instrumen reksa dana yang tepat. 

Untuk memudahkan Anda dalam membuat tujuan keuangan, Anda bisa membuat tujuan keuangan pada menu rencana keuangan. Anda bisa download aplikasi Finansialku di Google Play Store atau App Store secara gratis ya.  

Download Aplikasi Finansialku Sekarang!!

Download Aplikasi Finansialku

 

Produk dan Jenis Reksa Dana

Pada umumnya ada 4 jenis reksa dana yaitu reksa dana pasar uang (RDPU), reksa dana pendapatan tetap (RDPT), reksa dana campuran (RDC), dan reksa dana saham (RDS). Berikut penjelasan singkat per jenis reksa dana.

 

Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Fund)

Reksa dana pasar uang merupakan reksa dana yang ditempatkan di 100% instrumen pasar uang. Reksa dana ini biasanya digunakan untuk investasi jangka pendek <1 tahun. Tingkat risiko reksa dana ini termasuk rendah.

 

Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund)

Reksa dana pendapatan tetap alokasinya minimal 80% di obligasi, dan sisanya di instrumen pasar uang. Reksa dana ini biasanya digunakan untuk jangka waktu menengah sekitar 1 – 3 tahun. Tingkat risiko reksa dana ini termasuk sedang. 

 

Reksa Dana Campuran (Balanced Fund)

Reksa dana campuran alokasinya maksimal 79% di obligasi atau saham, dan sisanya di instrumen pasar uang. Reksa dana ini biasanya digunakan untuk jangka waktu menengah ke panjang sekitar 3 – 5 tahun. Tingkat risiko reksa dana ini termasuk sedang ke tinggi. 

 

Reksa Dana Saham (Equity Fund)

Reksa dana saham ditempatkan minimal 80% di saham, dan sisanya di instrumen pasar uang. Reksa dana saham biasanya digunakan untuk tujuan keuangan jangka panjang, misalnya diatas 5 tahun.

Tingkat risiko reksa dana ini termasuk tinggi, dengan potensi imbal hasil yang tinggi juga. 

[Baca Juga: Investasi Reksa Dana, Investasi Brilian Para Pemula]

Setelah menentukan tujuan keuangan, Anda bisa memilih jenis reksa dana yang cocok. Misalnya, tujuan keuangan Anda ingin dicapai dalam 1 tahun lagi, maka sebaiknya Anda memilih instrumen yang konservatif seperti reksa dana pasar uang.

Jadi, dalam memilih jenis/produk reksa dana yang cocok perlu disesuaikan dengan jangka waktu tujuan keuangan dan profil risiko Anda juga ya. 

 

Risiko Investasi

Setiap instrumen investasi pasti ada risikonya, termasuk investasi reksa dana. Semua jenis reksa dana, termasuk yang paling rendah risiko yaitu reksa dana pasar uang juga tetap ada risikonya.

Salah satu risiko dan investasi reksa dana adalah penurunan nilai investasi. 

Jadi, ada potensi untuk mendapatkan keuntungan tapi ada potensi untuk mengalami kerugian juga. Oleh karena itu, sebelum berinvestasi sebaiknya Anda mengenal risiko dari masing-masing produk reksa dana ya. 

 

Cara Kerja

Reksa dana adalah wadah kumpulan dana investor yang dikelola oleh Manajer Investasi ke berbagai instrumen investasi seperti pasar uang, obligasi, atau  saham. Jadi, dana investasi Anda dikelola oleh pihak profesional yaitu Manajer Investasi.

Namun, dana investasi Anda tidak disimpan di Manajer Investasi, melainkan di Bank Kustodian, jadi aman ya.

Untuk membeli reksa dana, Anda bisa membeli melalui APERD (Agen Penjual Efek Reksa Dana) yang bisa berbentuk bank, sekuritas, atau perusahaan financial technology (fintech). 

 

Cara Memilih Produk 

Anda dapat memilih produk reksa dana yang disesuaikan dengan tujuan keuangan dan profil risiko Anda. Namun, Anda juga perlu mengetahui kinerja reksa dana yang akan Anda pilih.

Beberapa hal yang bisa Anda perhatikan adalah reputasi Manajer Investasinya, performa produk reksadananya, tingkat risiko, total dana kelolaan, dan aspek-aspek lainnya. 

Jika Anda ingin belajar lebih lanjut bagaimana cara memilih produk reksa dana, Anda bisa join grup belajar reksa dana Finansialku ya. 

 

Istilah – Istilah Dalam Reksa Dana

Sebelum berinvestasi reksa dana, sebaiknya Anda juga mengetahui istilah-istilah dalam reksa dana untuk memudahkan Anda ketika mulai investasi. Berikut beberapa istilah dalam reksa dana yang perlu Anda ketahui.

 

Nilai Aktiva Bersih (NAB)

NAB merupakan jumlah dana kelolaan dalam suatu produk reksa dana. Semakin besar NAB mencerminkan kepercayaan investor terhadap suatu produk reksa dana atau manajer investasi tersebut.

 

Unit penyertaan (UP)

Unit penyertaan adalah satuan transaksi dalam reksa dana. UP ini menunjukkan jumlah kepemilikan reksa dana yang dimiliki investor. 

 

NAB/UP (Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan)

NAB/UP ini disebut sebagai harga suatu produk reksa dana. Setiap hari kerja, NAB/UP reksa dana akan ter-update satu kali. Cara perhitungan sederhananya, adalah jumlah dana kelolaan dibagi jumlah unit penyertaan. 

 

Subscription fee

Subscription fee merupakan biaya untuk membeli suatu reksa dana. Namun, sekarang sudah ada beberapa perusahaan yang subscription fee nya gratis. 

 

Redemption fee 

Redemption fee merupakan biaya ketika melakukan penjualan atau pencairan unit penyertaan. Biasanya redemption fee ini lebih besar dari subscription fee. Namun, seperti subscription fee kini di beberapa perusahaan ada yang redemption fee nya gratis juga. 

 

Transaksi switching

Transaksi switching ini berarti transaksi karena mengalihkan satu produk reksa dana ke produk reksa dana lain di 1 manajer investasi yang sama. Transaksi switching ini bisa dilakukan sebagian unit, atau keseluruhan unit, tergantung keputusan investor. 

 

Bank Kustodian

Bank Kustodian merupakan lembaga keuangan yang sudah mendapatkan persetujuan dari OJK untuk mengawasi dan menyimpan aset reksa dana. Aset reksa dana yang dimaksud adalah saham, obligasi, ataupun aset berharga lainnya. 

 

Kontak Investasi Kolektif (KIK)

KIK merupakan kontrak antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian. Dalam KIK ditetapkan hak dan tanggung jawab pihak yang terkait dalam kontrak.

Misalnya, Manajer Investasi diberikan wewenang untuk mengelola portofolio investasi sedangkan Bank Kustodian diberikan wewenang untuk penitipan aset secara kolektif. 

 

Cara Membeli Reksa Dana

Anda bisa membeli reksa dana secara offline ataupun online. Jika online, sekarang sudah ada banyak aplikasi yang bisa Anda pilih untuk membeli reksa dana dengan mudah. Anda bisa memilih aplikasi yang paling cocok dengan Anda. Berikut panduan cara membeli reksa dana. 

 

Cara Membeli Reksa Dana Secara Offline

Anda bisa membeli reksa dana secara offline. Berikut cara membeli reksa dana secara offline. 

  1. Mencari informasi seputar APERD (Agen Penjual Efek Reksa Dana), pastikan bahwa APERD yang Anda pilih sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ya. Anda bisa cek legalitasnya di reksadana.ojk.go.id.
  2. Membaca dan mempelajari informasi seputar investasi reksa dana di APERD, termasuk jenis reksa dana yang ditawarkan, manajer investasi yang menjadi mitra, bank kustodian, serta tata cara pembelian dan penjualan produk reksa dana.
  3. Memilih produk reksa dana yang sesuai dengan tujuan investasi dan profil risiko Anda.
  4. Mengisi formulir pembukaan rekening efek. Beberapa dokumen yang diperlukan untuk pendaftaran adalah Kartu Tanda Penduduk (KTP), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan meterai.
  5. Setelah mengisi formulir, Anda akan mendapatkan satu nomor identitas. Nomor ini akan menjadi identitas Anda setiap kali akan melakukan transaksi pembelian atau penjualan reksa dana. 

 

Cara Membeli Reksa Dana Secara Online

Selain melalui offline, kini Anda juga berinvestasi reksa dana melalui online seperti di aplikasi bank, sekuritas, atau perusahaan fintech. Berikut cara membeli reksa dana secara online.

  1. Mencari informasi terkait produk reksa dana di APERD terpercaya.
  2. Lakukan registrasi pada APERD yang sudah Anda pilih.
  3. Isi data diri Anda, serta upload dokumen yang diminta.
  4. Anda akan mendapatkan nomor identitas untuk melakukan transaksi 
  5. Aktivasi akun.
  6. Setelah pendaftaran akun Anda telah berhasil, Anda bisa memilih produk reksa dana yang tersedia pada APERD tersebut.
  7. Lalu, Anda bisa membeli produk reksa dana sesuai dengan tujuan investasi dan profil risiko Anda.
  8. Kemudian lakukan pembayaran melalui layanan uang elektronik atau transfer bank.

 

Mulai Berinvestasi Reksa Dana

Setelah mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum berinvestasi reksa dana dan cara mulai investasi reksa dana, diharapkan Anda sudah semakin siap dan yakin untuk berinvestasi reksa dana.

Dari berbagai jenis reksa dana yang ada, Anda dapat memilih reksa dana yang sesuai dengan tujuan keuangan dan profil risiko Anda.

Sekarang investasi reksa dana juga sudah semakin mudah. Anda bisa berinvestasi reksa dana secara online.

Selain itu, modal investasinya juga sangat terjangkau, bisa dimulai dari Rp 10 ribu saja. Jadi, sudah tidak ada alasan untuk tidak mulai berinvestasi reksa dana ya.

Anda bisa dengarkan penjelasan lebih lengkapnya mengenai investasi reksa dana melalui audiobook yang khusus Finansialku rangkai bagi Anda yang ingin mulai berinvestasi reksa dana.

banner -mudah cara memilih reksa dana yang tepat

 

Jadi, apakah Anda sudah berinvestasi reksa dana? Silahkan berikan komentar dan pendapat Anda di kolom yang telah tersedia.

Anda juga dapat membagikan artikel ini kepada rekan-rekan Anda yang membutuhkan agar semakin banyak orang yang mulai berinvestasi reksa dana. Semoga artikel ini bermanfaat. Terima kasih. 

 

Editor: Eunice Caroline

Sumber Referensi:

  • Abdul Malik. 6 Juli 2021. Jumlah Investor Reksadana Meroket 55 Persen Jadi 4,93 Juta pada Juni 2021. Bareksa.com – https://bit.ly/3C4jefa
  • Abdul Malik. 7 Juli 2021. Ini Penyebab Jumlah Investor Reksadana Melesat, Dominasi SID Pasar Modal. Bareksa.com – https://bit.ly/2WEcKDr
  • Ika Fatma Ramadhansari. 22 Januari 2021. Perhatikan 6 Hal Ini Sebelum Investasi Reksa Dana. Finansial.bisnis.com – https://bit.ly/3igEHJV
  • Tim CNN Indonesia. 25 November 2020. Cara Investasi Reksadana, Jenis, dan Cara Memulai. Cnnindonesia.com – https://bit.ly/3jcWXDm